Page 172 of 210

Stratford-upon-Avon

Sungai Avon mengalir tenang. Segala spesies yang mengapung — ratusan angsa putih, angsa hitam, dan bebek yang terbang rendah — saling acuh menikmati kesibukan masing-masing. Mendung yang tebal pun terpaksa mengalah, menyingkir buat sekedar memberikan warna buat sepotong kota Stratford.

Dengan jarak hanya belasan kilometer dari Coventry, ada kota yang karakteristiknya jauh berbeda. Kalau Coventry kota pelajar dan industri, dan Leamington penuh nuansa seni, Stratford disiapkan khusus buat pelancong. Segalanya disiapkan buat orang yang mau meng-EGP-kan kehidupan barang sehari.

Balik ke Coventry lewat Leamington lagi. Di peternakan yang ‘itu’, ratusan kelinci masih berlarian sampai ke pinggir jalan raya, cuman berhenti buat menatap tajam pada bis yang melaju lambat-lambat. Errrrh, aku juga cuman jadi pelancong di bumi ini. Tinggal sebentar sekedar menghayati kefanaan, kemudian akan meneruskan pengelanaan ke keabadian dengan keindahan yang sempurna …

Ironiknya, aku ke Stratford-upon-Avon sekedar buat cari kartu telepon

3906529

Tepat tiga minggu setelah perjalanan ke Elbonia selesai, hari ini perjalanan ke Frontierland diakhiri. Frontierland adalah negeri kecil terdiri atas dua pulau yang terpisahkan selat sempit. Sistem switching spenuhnya analog dan menggunakan topologi star. Selama seminggu, aku mengubah sistem telekomunikasi negara kecil itu jadi network digital dengan hirarki yang manis, keandalan tinggi, efisien, dan dengan sistem persinyalan dan sinkronisasi yang rancak. Juga, tersedia layanan virtual private network buat customer.
OK, satu assignment lagi selesai. Masih ada empat lagi … Kita mah, happy aja deh … Kan ceu nah dibikin suntuk masih ada empat, dibikin happy juga masih ada empat. Kenapa nggak dibikin happy ajah ?

Frontierland sama fiktifnya dengan Elbonia. Tetapi berbeda dengan yang banyak dilansir pers barat, sebenarnya saya tidak hanya duduk terpaku di ruang kerja selama seminggu penuh, melainkan menciptakan negara itu dengan imaginasi yang kuat, sedemikian kuatnya sehingga negara itu tercipta, dan saya bisa berkunjung ke negara itu. Kedengerannya mirip Borges yah?

3872073

Euleuh-euleuh, konser Wagner dibatalkan di daerah penjajahan Israel. Sampai parlemennya yang turun tangan melarang. Gitu deh, kalau dunia dipercayakan sama politisi, haha :). Padahal tiketnya udah abis terbeli.

Pingin buka jendela lebar-lebar, terus pasang Die Walküre keras-keras.
Kali-kali kalo Abdul Hitler suka martabak telor, benda sedap itu dilarang beredar juga di sana. Dasar politisi tidak bermartabak, eh martabat.

Makhluk Melompat

Sekali waktu James Herriot mengeluh. Ternak-ternak yang susah diurusi, dan pemiliknya yang nggak mau bekerja sama. “Rasanya kayak alam semesta menunggu aku jatuh dan langsung mati.” Tapi di luar matahari bersinar ramah.

Dia membaringkan diri di rerumputan, menutup mata, terus membayangkan kalau dia jadi akuntan di kantor bergaya konservatif, dengan jubah dan topi yang tergantung di pojok, dan setumpukan angka di atas meja. “Haha, aku tidak mengeluh,” kata dia akhirnya.

Ribuan awan berarak melintas di luar. Semua nuansa kelabu dipakai, dari putih berkilauan sampai abu-abu kehitaman. Pohon-pohon di bawahnya bergerak enggan. Herriot pasti bakal lebih suka bersumpah serapah kedinginan mengobati sapi yang terendam sungai setengah beku, daripada ada di ruang ini dengan matriks Excel dan sebuncah panjang kode.

Kata Adnan, makhluk kayak aku memang didesain untuk berlompatan di lapangan, bukan buat kuliah atau bikin assignment. Kali dia bener juga, sedikit. Kode- kode ini memang mengasyikkan, dan memicu pikiran. Dan nyanyian Isolde memang membersihkan pikiran. Tapi kalau disuruh milih, aku juga bakal lebih suka berlompatan di luar sana, berlarian sama awan awan.

Herriot, mengacu ke buku Herriot versi Bhs Indonesia. Isolde, mengacu ke bagian terakhir dari Tristan und Isolde.

Quark, Gell-Mann, dan Zweig

Quark dimodelkan oleh dua orang secara tidak bersamaan. Satu Murray Gell-Mann, ilmuwan yang sudah ternama karena risetnya di bidang spesifikasi materi subatom, yang darinya dapat disusun semacam sistem periodik untuk partikel subatom, plus beberapa prediksi. Dia menulis ide tentang “triplet” ini dengan malu-malu dalam paper yang hanya dua lembar, di tahun 1964. Yang bikin dia ogah adalah bahwa riset matematika dia menunjukkan bahwa quark bisa memiliki muatan 1/3 dan 2/3 unit muatan elektron, yang waktu itu dianggap tidak mungkin. Di paper itu dia malah nyaris menyangkal bahwa idenya itu ada dalam realitas. [Mirip kisah foton, relativitas, dll, yang mulanya oleh penemunya dianggap hanya model matematika]

Penemu yang lain, George Zweig, menyusun idea tentang “ace” dengan permodelan fisika, bukan matematika. Dia menerbitkan idenya di CERN (dengan berbagai kesulitan) pada tahun 1964, sepanjang 24 halaman, lebih rinci dari Gell-Mann. Tapi dia juga menulis bahwa hasil itu aneh karena pendekatan yang kasar.

Gell-Mann kemudian menamai partikel itu quark, bukan triplet atau ace lagi. Penelitian Gell-Mann yang berkelanjutan, membuat ia memperoleh hadian Nobel pada tahun 1969, untuk spesifikasi partikel subatom, tanpa menyebut soal quark. Waktu akhirnya konsep quark diterima sebagai bakuan, komite Nobel merasa tidak pantas memberikan Nobel kepada Gell-Mann dua kali untuk satu kali kerja, tapi juga tidak memberikan Nobel kepada Zweig karena artinya harus memberikan kepada Gell-Mann juga. Syukurlah, di kalangan ilmuwan itu pun Nobel tidak terlalu dihargai.

3847882

Kayak biasa, terkurung sendirian di perpustakaan. Kehilangan 40p, gara-gara mau beli Pepsi tapi mesinnya rusak. Mau dihack, takut ada yang liat. Nyerah aja deh. Ditemani setumpuk risalah (klasik nian ya bahasa aku) atas kepustakaan C++. Memang nggak optimal sih pakai C++ kalau kepustakaannya miskin. Masa segalanya dimulai dari scratch lagi. Ups, lampu mati sebelah. Rusak kali. Ups, lho, kok yang mati gantian. Ada yang iseng sama tombol kali. nah lo, gantian algo. Aku intip tombol, kok nggak ada orangnya. Kali switch-nya diparalel kayak di kamar. Tapi di mana tombol satunya? Lagi nebak-nebak, jendela kebuka sendiri. Tombol buat buka jendela juga nggak ada yang pegang. Masa sih tombol buat jendela aja diparalel?

Udah ah, kepustakaan C++ juga udah cukup memeras otak, tanpa harus mikirin urusan hidden button. Abis itu ada langkah-langkah kaki. Ah, ini kali object yang tadi meng-activate event-event di button, eh tombol tadi. Dave Moore, si security yang selalu lucu itu memeriksai perpustakaan.

Biarpun aku nggak selalu user-friendly atau customer-friendly, tapi kayaknya aku selalu satpam-friendly :). Si Dave (bukan Dave yang tabrakan motor itu, yang itu Dave Wood) iseng bikin survey, berapa tambahan penghasilan aku kalo aku bisa menyelesaikan bencah-bencah file di sekitar aku. Ummm, susah bener pertanyaannya.

Dave juga suka iseng. Pernah foto aku (heran, kenapa “aku” yah) difotokopi kecuali bagian rambut. Terus dia gambarin bagian atas kepala aku botak dan lonjong kayak ET. “I know you’re an alien,” kata dia. Dari mana dia tahu ya?

Feynman Tentang Pauli

Namun bagaimana pendapat Feynman sendiri tentang Pauli? Berbeda dengan buku Gribbin yang mengatakan bahwa konsep foton maju mundur itu temuan Feynman (dan Wheeler hanya jadi supervisor), buku Feynman menyebutkan bahwa konsep itu sebenarnya adalah gagasan Wheeler. Wheeler membagi dua tugas itu. Feynman kebagian mengulas efek itu dari mata fisika klasik (teori Maxwell dan relativitas), dan Wheeler kemudian menyusul untuk soal fisika kuantumnya. Ini adalah presentasi ilmiah Feynman pertama di Princeton.

Pauli dan Wheeler

Aku sudah sempat menulis tentang idenya sendiri, dan bagaimana Pauli menyanggah, dan bagaimana Einstein membela ide itu. Di buku Feynman, ditambahkan bahwa setelah itu Pauli berbincang, menanyakan hasil riset Wheeler. Feynman, jujur, menjawab tidak tahu. Pauli mengatakan, tidak mungkin Wheeler tidak mamu memberi tahu. Pasti memang risetnya tidak berhasil. Dan memang akhirnya riset Wheeler tidak diteruskan. Feynman mencoba meneruskan soal efek kuantum ide ini selama bertahun-tahun, tapi akhirnya gagal juga. Dia menyesal, mengapa dia betul-betul tak dapat mengingat isi sanggahan Pauli. Barangkali Pauli mencoba memberi tahu sesuatu.

Akhirnya memang Feynman berhasil menyusun konsep yang berbeda, dan diakui sebagai karya yang hebat: QED. Aku belum pernah mengulas soal QED ini. Aku harus jujur juga. Aku sudah baca beberapa buku soal QED, tapi belum juga paham. Udah ah.

« Older posts Newer posts »

© 2025 Kuncoro++

Theme by Anders NorenUp ↑