Edward Said

Putus asa aku mengamati jadwalku, malam itu, sekitar 5 tahun lalu. Nggak ada harapan untuk melihat presentasi Edward Said di Warwick University — hanya 15 menit jalan kaki dari kamarku. Sedih, hmm. Tapi aku kasih tahu ke beberapa teman, barangkali mereka berminat datang. Reaksi Adnan khas sekali: siapa itu Edward Said? Dan Khaldoun harus menjelaskan ke dia, sambil aku fade off.

Edward Said, selalu membuat aku berpikir tentang keterasingan. Seperti aku yang nggak pernah diterima dalam komunitas sukuistis di mana pun, terutama Jawa dan Sunda. Said tidak pernah merasa at home di negeri mana pun. Keluarga Palestina, tumbuh di Mesir, dan akhirnya tinggal dan menjadi profesor di Columbia, AS. Punya nama depan yang diambil dari nama pangeran Inggris, serta nama keluarga yang Arab nian, makin mengokohkan keterasingannya.

Di AS, Said tak pernah melupakan Palestina. Sebagai cendekiawan kelas dunia, ia terus menyuarakan keprihatinan atas Palestina. Bahkan ia sempat duduk di Dewan Nasional Palestina. Cita2nya bukanlah menghabisi orang Yahudi, tetapi melumpuhkan kekuatan militer Israel dan mendirikan negara demokratis non apartheid non rasialis di bumi Palestina, berisikan orang2 Yahudi, Kristen, Islam, dan agama mana pun. Sikap itu makin mengokohkan keasingan Said. Orang2 zionist menudingnya sebagai musuh berbahaya yang berhasil menyusup di tengah kaum cendekia Amerika, dan cenderung menggagalkan upaya misinformasi internasional mereka. Sementara orang2 Arab memakinya karena ia tak hendak mengusir orang Yahudi.

Said dipecat Arafat dari Dewan Nasional Palestina, karena sikapnya menolak perjanjian damai Oslo. Kenapa orang seperti Said menolak inisiatif damai? Said yakin, ini penipuan. Arafat tidak membaca seluruh naskah, selain beberapa pasal yang mengamankan posisi dirinya sendiri; dan ia dikelilingi veteran perang yang tak paham hukum serta tak mahir berbahasa Inggris. Setelah perjanjian, Arafat baru sadar bahwa tak satu pasal pun yang menyatakan adanya negara Palestina yang diakui.

Setelah kemenangan Hizbullah memaksa mundur pasukan Israel di Libanon Selatan, Israel membuat buffer berupa lahan kosong belasan kilo sebagai zona pengaman antara Israel dengan Libanon. Orang Arab suka melempar batu ke arah Israel. Tentu itu simbolis. Tak ada orang atau bangunan apa pun yang bisa kena. Tapi waktu Said berkunjung ke sana, ia becanda dengan beberapa pemuda, dan berlomba melempar batu sejauh mungkin. Foto Said sedang melempar itu dipasang sebagai headline di media-media AS, dengan seruan untuk memecat Said dari Columbia serta mengusirnya. Pimpinan Columbia University acuh.

Selama insiden itu, Said sedang mempersiapkan paparan di Lembaga Freud di Wina. Akibat ancaman orang2 zionist, pimpinan lembaga membatalkan paparan itu. Namun akhirnya Said diundang untuk memaparkan tulisannya itu di London, 2003. Temanya, sekali lagi, tentang keterasingan: Freud dan orang-orang bukan Eropa. Hal2 yang Said paparkan mungkin memang bikin marah orang Israel, yang akhir2 ini tengah mencari bukti2 arkeologis untuk memvalidasi keberadaan entitas itu di bumi Palestina. Said justu memaparkan bahwa konsep monotheisme orang Yahudi diambil Musa dari orang2 Mesir, bukan dari tradisi Ibrahim hingga Yusuf yang sementara itu sudah hilang. Nama tuhan sendiri, Yahweh, diambil para pengikut Musa itu dari suku Arab Midian di sekitar Sinai.

Said sendiri mempunyai beberapa sahabat Yahudi. Daniel Barenboim, salah satunya. Barenboim tak kalah asingnya :). Dia adalah minoritas conductor Yahudi yang gemar memainkan simfoni dan bahkan opera-opera Wagner, saat di Israel segala musik Wagner diharamkan oleh parlemen. Barenboim dan Said sempat membuat perbincangan panjang tentang Wagner, dan sempat membukukannya: Parallels and Paradoxes.

Said meninggal tahun 2003. Leukemia. Bukunya yang terakhir adalah On Late Style. Biografinya berjudul Out of Place. Asing.

6 Replies to “Edward Said”

  1. Mengenai keterasingan, aku selalu teringat cerita Little Prince. Di dunia orang dewasa, dia tidak pernah bisa diterima, hingga akhirnya bungkam melawan ketidakpahaman. Begitupula ketika ia mengembara dari satu planet ke planet lain, dan berakhir dengan ketiadaan(mati digigit ular?).

    Kayanya cerita itu representasi kisah pengarangnya yang menjadi pilot selama masa perang, dan terus berkelana dari satu tempat ke tempat lain. Menuliskan perasaan lewat sebuah surat kepada seorang tahanan, yang kebetulan Yahudi(kalau ngga salah), dan hilang dalam pengembaraan.

  2. sptnya manusia sudah ditakdirkan untuk merasa asing, pun dengan dirinya. thanks postingan said-nya. ini yang ditunggu :-) btw, 3 tahun lalu aku ikut kongres tentang interkulturalitas di vienna. dengan senangnya datang ke sana, karena yang akan jadi pembicara saat itu said, chomsky dan eco. ketika di sana, tunggu punya tunggu yang datang adalah pemberitahuan bahwa said meninggal.

  3. Edward Said adalah tokoh yang luar biasa. Darinya lahir sebuah cabang kritik sastra yaitu Poskolonialisme. Penulis seperti Gyatri Spivak, Homi Babha sampai Linda Tunhiwai smith terpengaruh abis ama Said. Sya pun pengagumnya.Pandangan Said sangat dipengaruhi dari latar belakang dirinya yang merupakan penduduk Arab ( Kristen Anglican) dari Yerusalem Barat yang relatif makmur, tetapi orang-orang zionist merampok rumahnya. Pada tahun 1990an saat Said sempat mengunjungi bekas rumahnya yang bertembok batu cadas khas Arab, maka kecewa dan marah karena rumahnya diduduki oleh kaum boer pendukung zionis. Said, bagi saya memiliki kemampuan tajam analisa sehingga ia bak seorang yang melewati halaman sejarah abad 18, 19 dan 20. Coba lihat komentar-komentarnya pedas terhadap zionis seperti Bernard Lewis yang menurut Said sebagai kopian jelas para orientalis lawas.
    Kita sungguh kehilangan Said, tapi sebelum meninggal ia sudah punya 2 kader lagi yaitu Joseph Massad dan George Saliba. Untuk Mas Kuncoro, coba deh lihat debat Joseph Massad dengan Bernard Lewis Al Yahud. Syukron !

  4. Said telah tiada, tapi penerusnya masih melanjutkan karyanya, lihat pada Joseph Massad dan George Saliba

  5. […] menulis tentang Barenboim di tahun 2005 [URL]. Tokoh ini adalah sahabat dari filsuf Edward Said [URL]. Edward Said, dengan nama campuran Inggris-Arab, adalah warga Palestina, beragama Kristen […]

Leave a Reply to andri Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.