Page 113 of 210

Jeux de Vagues

Aku sering juga nulis “ruangan diwarnai musik”. Memang rasanya musik mengubah warna ruangan, sekaligus bikin waktu jadi lentur :) ;). Tapi barangkali frase semacam itu lebih pas lagi kalau musiknya dari Debussy. Dia pernah bilang, kurang lebih, “Musik, pada hakekatnya, bukan hal yang bisa dipindahkan ke dalam bentuk yang tetap dan tradisional. Musik terbuat dari warna dan irama.” Dan karena itu musik Debussy kemudian dinamai musik impresionistik. Jangan-jangan aku pernah cerita soal ini. Juga tentang musik gamelan yang pernah dia suka.

“Ingat nggak musik Jawa itu,” tulis dia ke temannya, “yang sanggup mengekspresikan setiap bayangan arti, yang membuat musik tonik dan dominan Eropa jadi mirip musik hantu.”

Sekarang ruangan diwarnai Jeux de vagues, btw.

Par les Rues et par les Chemins

Claude Debussy lagi yang mewarnai ruangan, dan kali ini Par les rues et par les chemins. Dari judul-judulnya pun udah kelihatan bahwa Debussy menjauh dari tema-tema besar model Wagnerian, dan memilih hal-hal yang berbau impermanence (jadi ingat Calvin&Hobbes, tapi ini lain kali aja). Misalnya apa yah. Kabut. Parfum di malam hari. Sirine. Dan tentu deretan dari La Mer: ombak yang berbincang dengan angin. Musiknya nggak jauh berbeda dari judulnya, mengalir sesuai ide, dan membawa nuansa-nuansa ketidaktegasan, keberlaluan. Aku kadang heran bahwa musik kayak gini bisa dinotasikan — aku pikir tadinya improvisasi spontan aja :). Musik yang centil dan lembut, terputus mendadak digantikan yang lain. Dalam arti terputus, dan tergantikan, nyaris tidak ada hubungannya dengan yang sebelumnya. Orkestra jadi kayak orang main solo bergantian. String main seolah di kejauhan.

82772951

Hampir semua software produk Microsoft dibuat dengan C++, termasuk semua versi
Windows, Internet Explorer, MS Office, Exchange, SQL Server, MS Project, dan
bahkan Visual Studio. Kepustakaan untuk framework .NET memang ditulis dengan
C#, tetapi sampai saat ini kompiler VS termasuk C# masih ditulis dengan C++.
VB? VB memang seringkali dipropagandakan untuk para programmer Windows, tapi
untuk aplikasi yang bersifat critical dan competitive, MS tidak akan mau
memakainya sendiri.

Dan ini bukan sikap tunggal Microsoft. Kalangan open source juga banyak memakai
C++, atau bahkan masih pakai pendahulunya, C. Ini tentu warisan dunia Unix.

Perusahaan telekomunikasi juga lebih suka merancang aplikasi mereka dengan C++.
Siemens, Ericsson, Nokia, Alcatel, dan tentu saja Lucent dan AT&T.
DoD yang dulu mempopulerkan Ada? Untuk berbagai kendali balistik, mereka juga
pakai C++. Sun, yang mempopulerkan Java, masih menulis JVM, Solaris, dan
kompiler-kompiler dengan C++ (yang kadang masih digabung C). HP, idem. Amazon,
Google, deret yang panjang sekali.

82772938


C++ itu bahasa yang terlalu rumit, kan?

Dunia sebenernya rumit :), kecuali kalau kita terbiasa terlalu menyederhanakan
banyak hal. C++ bukanlah hal yang paling rumit yang ada di dunia ini.

Memang C++ lebih rumit daripada C, misalnya, tapi itu karena kemampuannya
menangani kerangka kerja yang lebih besar. Dengan C juga bisa sih, tapi
pekerjaan lebih berat dan lebih rumit. Maksudnya, C++ lebih rumit tapi
proyeknya lebih ringan; sementara C lebih ringan tapi proyeknya jadi lebih
rumit. Konsep abstraksi data dan OO memang tidak baru, tapi tidak sering
digunakan dalam kehidupan sehari-hari :).

Hal lain yang membuat C++ tampak lebih rumit adalah bahwa orang belajar
pemrograman C++ sekaligus sambil belajar pemrograman Windows, Unix, X, dll.
Dengan kata lain, dalam waktu yang sama kita menjejali otak dengan
soal-soal event-driven user interface, distributed computing, OOD, dan C++.
Tentu rasanya rumit sekali. Ugh, sayangnya seringkali kita terpaksa belajar
C++ dengan cara ini :(.

Di lain pihak, kesalahan lain dalam belajar C++ adalah mengabaikan kerumitan
C++, misalnya dengan belajar C++ tanpa tutorial yang memadai. Ini kesalahan
tipikal memang, dan aku termasuk di antaranya. Aku belajar C dengan buku tipis,
dan belajar Basic bahkan tanpa buku. Tapi cara kayak gini ternyata nggak jalan
untuk C++. Programku jadi tetap mirip C :) :).

OK, aku mau re-learn C++, buat berkelit dari kesalahan-kesalahan masa lalu.
It’s never too late to improve.

82729914


Tumben yang namanya Linus Torvalds mau diwawancarai di TV. Biasanya
diwawancarai dalam bentuk teks aja rada ogah. Dasar geek yang
pemalu. Dia sih merasa dirinya somewhere between geeky and normal,
seolah-olah geeky itu nggak normal *ugh*.

Waktu ditanya dia merasa geeky atau cool dude, dia
memang bilang nobody calls me a cool dude, tapi waktu mulai
cerita tentang Linux dan proyek-proyeknya, dia menegaskan bahwa
It is not about technology — it is about interacting with people.
Trus interviewer mencoba menegaskan: do you prefer coding than talking
to people
, dan aku mulai berpikir coding juga talking to people,
Linus menjawab tetap dengan muka ramah: I like coding, but I like to
do different things
.

Di salah satu dinding rumahnya ada kartun Dilbert tentang Dilbert’s mom
yang menginstal Linux dan Bill Gates bereaksi dengan mengirim rudal.

Si interviewer menantang, Do you think Linux will overcome Microsoft?.
Linus menjawab lugu, I don’t know. Trus dia cerita bahwa dunia
hardware mengalami kemajuan besar karena kompetisi yang luar biasa, tapi
toh IBM tetap menjadi perusahaan besar. Barangkali itu juga yang terjadi
di dunia software.

OK, long life Torvalds, long life BBC.

82694915

Misi di Cirebon nggak beda jauh dengan di tempat lain: berbincang
tentang e-Government. Cuman kalau di tempat lain sifatnya santai,
di Cirebon sifatnya harus formal secara ramah. Dan yang diajak berbincang
bukan satu daerah, tapi seluruh daerah di wilayah Cirebon, termasuk
Indramayu, Kuningan, dan Plered. Khusus untuk benda formal ini,
aku harus nambah dua malam kurang tidur lagi (abis latihan dan
pentas ketoprak) untuk menyiapkan bahan presentasi dan diktatnya.
Ugh, demi masa depan masyarakat yang lebih baik, ok lah. Biarpun
kepala udah berdenyut selalu, biarpun hotel harus bayar sendiri,
biarpun uang jalan kayaknya harus nunggu setidaknya tiga bulan
lagi. A nice life, eznak?

82694752

Setelah sekian tahun menghilang dari mata, ini dia kota Cirebon. Masih
dinamik dalam keheningan, dibandingkan Bandung yang hiruk pikuk tak
menentu. Masih dengan jalan yang tertib, masih dengan sea food
yang sedap luar biasa. Dan masih dengan orang-orang Kandatel Cirebon
yang bekerja dengan dedikasi tinggi tapi awet ramah.

Ada juga bagian dunia yang belum berubah dalam beberapa tahun ;).

Vingt Francs

Aku rada tertarik dengan agenda tahun 1995 yang ada uang 20 franc-nya itu. Itu adalah tahun terakhir waktu aku (1) belum pegang credit card, yang berarti (2) belum berlangganan Internet sendiri dan (3a) belum daftar IEEE serta (3b) belum kenal ISNET dan (4) belum punya komunitas online. Tapi isi catatannya dinamik sekali. Tokoh yang sedang bikin serial program analisis trafik untuk menyatukan tugas di bidang network dan hobbi di computer programming, mulai asyik mengkoleksi dan membahas musik klasik (sebelumnya ikutan denger doank), masih menyentuh tapi mulai meninggalkan soal-soal psikologi praktis dan asyik dengan wacana postmodernisme, dan di akhir tahun melompat ke ibukota kaum postmodernist: Paris.

Tahun berikutnya agenda bukan lagi jadi hal serius. Ada Internet dan lain-lain. Mail-mail dan milis-milis dan web-web berkejaran. Trus suatu hari hampir semuanya direm. Ada kesadaran bahwa Internet bukanlah dunia nyata, tapi hanya tools dalam dunia nyata. Tapi ternyata nulis di kertas udah agak mustahil lagi :).

Jadi … di ujung cerita … adalah catatan lepas ini.

Plus catatan di bawah tanah. Tapi ini cerita lain :).

Hari ini aku ambil uang 20 franc dari agenda tahun 1995. Lemnya udah nggak sekuat dulu. Mau dipindah ke mana aja, asal nggak di dalam agenda yang mulai berjamur itu.

82589802

First, I stopped to write what I was really doing.
Now, I stopped to write what I am really thinking.
I guess it’s time to find another media.

Catatan-catatan gini, maksudnya catatan dengan tanggal-tanggal, sebenernya
bisa dilacak mulai zaman SD *ouch*. Aku kayaknya masih ingat beberapa
entry catatan semacam itu. Melaju ke SMP, dan mulai terbelah. Ada catatan
pendek kegiatan harian dan ada catatan panjang di buku yang lain.
Di SMA, catatan panjang diubah formatnya jadi surat-surat untuk seorang
sahabat fiktif, yang baru berakhir waktu aku mulai kuliah. Tapi catatan
agenda dipilih yang punya dua ruang: sebelah kiri buat kegiatan harian,
dan kanan buat omelan-omelan yang lebih panjang. Nggak setiap tahun
aku dapat yang kayak gitu :), jadi kadang omelan ditulis di dalam
catatan kegiatan. Atau di komputer, yang waktu itu mulai merasuk ;).
Lulus, dan dua tahun pertama kerja, agenda aku berubah format jadi agenda
besar, wow :). Coret-coret panjang masih menemani tulisan kegiatan harian.
Ditambah gambar-gambar, kliping, peta-peta, cuplikan program, dan
bahkan uang :) :).

« Older posts Newer posts »

© 2025 Kuncoro++

Theme by Anders NorenUp ↑