Page 113 of 210

82992852

Baca humor-humor dari para expatriate tentang masyarakat Indonesia. Sick jokes, pikir aku sekilas, sambil tetap yakin bahwa kamar mandi di terminal Nottingham tetap jauh lebih bau daripada di stasion Bandung. Biasa kan, berdalih melindungi diri sendiri.

Tapi apa sih yang salah dari kumpulan jokes itu? Coba turun sebentar di jalan-jalan Bandung yang lubangnya kokoh berwibawa tapi walikotanya berani pamer muka di pintu tol. Lampu merah bukan berarti berhenti. Kalau uang di dashboard masih kurang buat beli beberapa botol minuman, lampu hijau juga bukan berarti jalan. Tidak aneh kalau di tengah jalan kita ditaburi abu rokok menyala pengemudi berwajah kampungan tapi berbaju keren dari jendela-jendela mobil mahal. Kadang malah lengkap dengan puntungnya. Waktu ada sirene ambulans di belakang kita, kita mendapati bahwa kita satu-satunya yang susah payah minggir ke tepi jalan. Lainnya tetap berusaha maju menerobos, dan banyak yang cuma acuh tak acuh. Dan kalau akhirnya kita sampai kantor, kita harus sabar menghadapi orang-orang yang rajin mampir ke meja-meja kita buat jualan barang-barang MLM murahan, atau buat berwacana filsafat organisasi yang aneh-aneh dan ajaib yang ujung-ujungnya cuma mengharapkan kenaikan penghasilan besar-besaran tanpa perlu menambah effort kerja.

Memang masyarakat kita sakit.

82962393

Satu-satunya weblog Indonesia yang menulis soal ledakan di Legian secara elegan: http://dhani.singcat.com/refleksi/. Di Bandung, seperti biasa, orang tidak peduli lagi dengan segala yang terjadi di luar RT/RW-nya. Segerombolan besar katak di dalam tempurung.

Bukan, ini sekedar memperingati impermanence of life secara ekstrem. Memaksakan diri melupakan orang yang tadinya riang gembira dan sekarang terkelupas habis wajahnya dan hilang semua anggota badannya, dan keluarga-keluarga yang panik menanti berita orang yang disayangi, dan kelompok-kelompok jamaah yang mulai menuai fitnah, dan masyarakat-masyarakat yang sudah mulai menuai kesulitan ekonomi akibat situasi yang memburuk mendadak.

Manusia sudah mati. Yang tinggal hanya zoon economicus.

82962023


PRESS STATEMENT

With regard to two Blasts Attacks in Bali and Manado, two provinces in Indonesia, which took place on Saturday night 12 of October 2002, and took at least 182 lives, we the undersigned convey the following statements:

  • We express our deeply sympathy to the victims and the family of the victims. May God guide them to accept the tragedy and be strong spiritually.
  • We condemn the attack as a crime against humanity which have been done by irresponsible party with a purpose to create unsafe and disturbed condition in Indonesia.
  • We call upon the government of Indonesia and the related officers to immediately investigate this tragedy until those parties who should be responsible can be brought in front of justice.
  • We ask all people in Indonesia to stay calm, alert and not to provoke with this tragedy.
  • We call upon the government of Indonesia to improve their alertness, military system, and intelligent ability to avoid similar tragedy would repeat in the future.

May God gives His blessings and guidelines to the government of Indonesia and to all Indonesian people to be patient, work hard, faithful to God, and be grateful to God, so that we all can get through life in harmony and peace in order to establish Indonesia as a peaceful, safe and secure country.

London, 14 October 2002

CHAIRMAN OF PPIUK

PRESIDENT KIBAR

CHAIRMAN OF PIP-PK UK

CHAIRMAN OF NU-UK

82908880

Lalu apa yang menyusul ?

Saling fitnah ? Saling tuding ? Saling tatap ?

Lalu bagaimana dengan arang berserakan yang tadinya insan yang bisa saling menyayangi ?

Legian

Berduka untuk mereka yang hatinya telah digelapkan.
Berduka untuk para pemimpin yang tidak bisa berpikir lebih jauh dari isi perut.
Salam sayang untuk mereka yang mendahului kita menemui Sang Penyayang.

Jeux de Vagues

Aku sering juga nulis “ruangan diwarnai musik”. Memang rasanya musik mengubah warna ruangan, sekaligus bikin waktu jadi lentur :) ;). Tapi barangkali frase semacam itu lebih pas lagi kalau musiknya dari Debussy. Dia pernah bilang, kurang lebih, “Musik, pada hakekatnya, bukan hal yang bisa dipindahkan ke dalam bentuk yang tetap dan tradisional. Musik terbuat dari warna dan irama.” Dan karena itu musik Debussy kemudian dinamai musik impresionistik. Jangan-jangan aku pernah cerita soal ini. Juga tentang musik gamelan yang pernah dia suka.

“Ingat nggak musik Jawa itu,” tulis dia ke temannya, “yang sanggup mengekspresikan setiap bayangan arti, yang membuat musik tonik dan dominan Eropa jadi mirip musik hantu.”

Sekarang ruangan diwarnai Jeux de vagues, btw.

Par les Rues et par les Chemins

Claude Debussy lagi yang mewarnai ruangan, dan kali ini Par les rues et par les chemins. Dari judul-judulnya pun udah kelihatan bahwa Debussy menjauh dari tema-tema besar model Wagnerian, dan memilih hal-hal yang berbau impermanence (jadi ingat Calvin&Hobbes, tapi ini lain kali aja). Misalnya apa yah. Kabut. Parfum di malam hari. Sirine. Dan tentu deretan dari La Mer: ombak yang berbincang dengan angin. Musiknya nggak jauh berbeda dari judulnya, mengalir sesuai ide, dan membawa nuansa-nuansa ketidaktegasan, keberlaluan. Aku kadang heran bahwa musik kayak gini bisa dinotasikan — aku pikir tadinya improvisasi spontan aja :). Musik yang centil dan lembut, terputus mendadak digantikan yang lain. Dalam arti terputus, dan tergantikan, nyaris tidak ada hubungannya dengan yang sebelumnya. Orkestra jadi kayak orang main solo bergantian. String main seolah di kejauhan.

82772951

Hampir semua software produk Microsoft dibuat dengan C++, termasuk semua versi
Windows, Internet Explorer, MS Office, Exchange, SQL Server, MS Project, dan
bahkan Visual Studio. Kepustakaan untuk framework .NET memang ditulis dengan
C#, tetapi sampai saat ini kompiler VS termasuk C# masih ditulis dengan C++.
VB? VB memang seringkali dipropagandakan untuk para programmer Windows, tapi
untuk aplikasi yang bersifat critical dan competitive, MS tidak akan mau
memakainya sendiri.

Dan ini bukan sikap tunggal Microsoft. Kalangan open source juga banyak memakai
C++, atau bahkan masih pakai pendahulunya, C. Ini tentu warisan dunia Unix.

Perusahaan telekomunikasi juga lebih suka merancang aplikasi mereka dengan C++.
Siemens, Ericsson, Nokia, Alcatel, dan tentu saja Lucent dan AT&T.
DoD yang dulu mempopulerkan Ada? Untuk berbagai kendali balistik, mereka juga
pakai C++. Sun, yang mempopulerkan Java, masih menulis JVM, Solaris, dan
kompiler-kompiler dengan C++ (yang kadang masih digabung C). HP, idem. Amazon,
Google, deret yang panjang sekali.

82772938


C++ itu bahasa yang terlalu rumit, kan?

Dunia sebenernya rumit :), kecuali kalau kita terbiasa terlalu menyederhanakan
banyak hal. C++ bukanlah hal yang paling rumit yang ada di dunia ini.

Memang C++ lebih rumit daripada C, misalnya, tapi itu karena kemampuannya
menangani kerangka kerja yang lebih besar. Dengan C juga bisa sih, tapi
pekerjaan lebih berat dan lebih rumit. Maksudnya, C++ lebih rumit tapi
proyeknya lebih ringan; sementara C lebih ringan tapi proyeknya jadi lebih
rumit. Konsep abstraksi data dan OO memang tidak baru, tapi tidak sering
digunakan dalam kehidupan sehari-hari :).

Hal lain yang membuat C++ tampak lebih rumit adalah bahwa orang belajar
pemrograman C++ sekaligus sambil belajar pemrograman Windows, Unix, X, dll.
Dengan kata lain, dalam waktu yang sama kita menjejali otak dengan
soal-soal event-driven user interface, distributed computing, OOD, dan C++.
Tentu rasanya rumit sekali. Ugh, sayangnya seringkali kita terpaksa belajar
C++ dengan cara ini :(.

Di lain pihak, kesalahan lain dalam belajar C++ adalah mengabaikan kerumitan
C++, misalnya dengan belajar C++ tanpa tutorial yang memadai. Ini kesalahan
tipikal memang, dan aku termasuk di antaranya. Aku belajar C dengan buku tipis,
dan belajar Basic bahkan tanpa buku. Tapi cara kayak gini ternyata nggak jalan
untuk C++. Programku jadi tetap mirip C :) :).

OK, aku mau re-learn C++, buat berkelit dari kesalahan-kesalahan masa lalu.
It’s never too late to improve.

« Older posts Newer posts »

© 2025 Kuncoro++

Theme by Anders NorenUp ↑