Category: Life (Page 13 of 29)

Nabi Palsu

Daripada cerita SQL Server, mendingan cerita isi buku itu lagi. Sekarang tentang nabi palsu.

Seorang yang mengaku nabi ditangkap dan dihadapkan ke muka khalifah. Ia pun diinterogasi di depan sidang.

Khalifah bertanya, “Siapa engkau?”

Si nabi palsu menjawab, “Aku Musa ibn Imran, utusan tuhan.”

“Dan kau membawa tongkat yang bisa jadi ular?”

“Ya.”

“Coba buktikan.”

“Tongkat itu baru jadi ular di depan raja yang mengaku jadi tuhan. Apakah Anda mau mengaku jadi tuhan?”

“Tidak. Coba tunjukkan mukjizatmu yang lain.”

Si nabi palsu meminta air. Lalu ia mengambil batu dari kantongnya. Batu itu dimasukkan ke air, dan mulai larut.

Salah satu punggawa berteriak, “Itu tipuan. Coba pakai batu dari saya!”

Lalu si nabi palsu membalas, “Fir’aun yang jelas-jelas sesat saja tidak pernah berkata ke Musa: coba ulangi dengan tongkat saya.”

Khalifah mulai bosan dengan kelakuan nabi palsu. Ia bertanya lagi, “Kalau benar kamu nabi, kepada siapa kamu diutus?”

“Kepada kalian semua!”

“Kamu cuma orang gila,” kata khalifah.

“Setiap nabi diutus kepada kaum yang sesuai dengannya,” kata nabi palsu.

Sidang dibubarkan.

Agama Itu …

Cerita klasik yang terlupakan, trus disebut di buku ini lagi.

Seorang lelaki menghadap Rasulullâh di bulan Ramadhan. Ia mengaku kena musibah, yaitu menggauli istrinya di siang hari bulan Ramadhan.

Sesuai hukum, orang itu harus memerdekakan seorang budak. Maka Rasulullâh bersabda, “Kau harus membayar denda untuk memerdekakan seorang budak.”

Lelaki itu menjawab, “Saya tidak punya uang, ya Rasulullâh.”

“Kalau demikian, kau harus membayar dengan berpuasa dua bulan berturut-turut.”

“Saya tidak mungkin mampu, ya Rasulullâh. Satu bulan pun sudah batal puasa saya.”

“Kalau tidak mampu, maka kau harus memberi makan 60 orang miskin.”

“Saya betul-betul tidak punya uang, ya Rasulullâh.”

Kebetulan, di dekat Rasulullâh ada seikat kurma. Rasulullâh menyerahkannya kepada lelaki itu.

“Gunakan kurma ini. Berikan makan kepada 60 orang miskin.”

“Maksud Anda, yang lebih miskin dari saya?”

“Ya.”

“Saya miskin, dan belum menjumpai orang yang lebih miskin dari saya.”

Rasulullâh tersenyum. “Kalau demikian, gunakan kurma itu untuk memberi makan keluargamu.”

51 vpd

Thanks, chums :). Daily visits di site ini mencapai record baru untuk bulan Agustus: rata-rata 51 visits per hari.

Log juga menyebutkan bahwa setiap hari ada 105 halaman yang dibuka, menghasilkan hit sebesar 1341.

Aku jadi rada penasaran juga. Memang ada beberapa temen virtual yang mengaku sering ke site ini, sekitar 5 sampai 7 orang lah. Nah terus 40 sisanya, apa sih yang Anda-Anda cari di site ini?
Apa cuman tersesat?

Abu Bakar Dimaki

Di keramaian, tiba-tiba Sayiddina Abu Bakar dimaki-maki orang. Ia kaget,
tapi berusaha diam menahan diri. Tapi si kalap masih terus berkata-kata
kasar. Gelisah, Abu Bakar melihat berkeliling, dan tampak Rasulullâh
melihatnya, sambil tersenyum. Ia mencoba bersabar. Tapi si kalap tak
kunjung berhenti, padahal Abu Bakar ingin menemui Rasulullâh. Maka
Abu Bakar menghardik dengan kasar agar ia menghentikan bicaranya.
Lalu Abu Bakar menengok ke Rasulullâh, tapi kaget ia mendapati bahwa
Rasulullâh justru berlalu. Ia pun mengejar Rasulullâh.

“Apa yang terjadi, Yaa Rasulullâh?”

Rasulullâh bersabda, “Pada saat kau bersabar menerima cobaan,
malaikat menemanimu dan menguatkanmu. Tapi pada saat kesabaranmu habis,
dan kau membalas kejahatan dengan kejahatan, maka setanlah yang
menemanimu.”

Aku yang kalibernya jauh dari Abu Bakar, bisakah mempertahankan kebeningan
jiwa?

Oops

Kenapa trus Dilbert mirip dokumentasi, bukan candaan? Scott Adams punya teori. Kalau kita berada dalam situasi absurd, dan tidak mampu mengatasinya, kita lama-lama akan menerimanya sebagai hal yang wajar.

Paling sekedar bilang “Hari ini hidup agak kacau,” atau semacam itu.

Kemudian kita disentak dengan menunjukkan keajaiban ala Dilbert, lalu ada yang bangun lagi di pikiran kita, berceletuk: “Ups!”

Charles de Gaulle

Barangkali lucu kalau kita juga cerita tentang seorang politisi Perancis. Jendral Charles de Gaulle, perwira Perancis yang nggak jago-jago amat, mengekor tentara sekutu membebaskan Perancis, dan memimpin pasukan yang membebaskan Paris, trus jadi presiden.

Konon dia bukan presiden yang cakap. Tapi dia berkilah, “Tidak mudah memimpin negara yang memiliki 246 macam keju.” Dan waktu disemprot bahwa ia adalah prajurit yang baik tapi politisi yang buruk, ia mengakui bahwa ia bukan politisi. “Politik itu terlalu serius untuk diserahkan kepada para politisi,” katanya. Perancis masuk blok barat, tapi keluar dari NATO. Dia bilang, “Pakta-pakta itu mirip gadis-gadis dan bunga mawar — yang berlalu begitu saja.”

Dengan gaya semacam itu, Perancis jadi surga kaum sosialis, dan bahkan kaum anarkis kelas dunia. Manusia semacam Pol Pot juga “lahir” dari sana, belajar dari guru-guru anarkis macam Sartre.

Namun, waktu diminta menangkap Sartre, si bekas jendral cuma bilang, “Kita tidak mau memasukkan Voltaire ke Bastille.”

Mon Secret

Voici mon secret. Il est très simple: on ne voit bien qu’avec le coeur. L’essentiel est invisible pour les yeux.


Ini rahasiaku. Sederhana saja. Kita melihat lebih baik dengan hati. Hal-hal yang penting tak dapat terlihat oleh mata.

Le Petit Prince #xxi

Dilbert Terus

Trus kenapa Dilbert terus mewarnai catatan ini ?

Lucu sih :).

Bukan cuman itu. Dengan Dilbert, aku mau memaksa untuk mengakui bahwa ruang hidup kita itu brengsek. Brengsek. Bos brengsek, rekan brengsek, departemen brengsek, perusahaan brengsek, negara brengsek. Kemana pun kita lari, kita tidak bisa menghindar. Dan ada baiknya kita menerima semuanya dengan senyum riang.

Jangan pernah menyalahkan diri sendiri. Lakukan saja apa yang terbaik di dunia yang macam gini. Dengan senyum riang. Dan trus kita bisa melihat bahwa dunia itu indah.

Kaum sufi bilang, cobaan Allah adalah tanda perhatian Allah. Makin besar cobaan pada kita, artinya makin besar kita sedang diperhatikan Allah. Dalam kondisi seperti itu, cobaan dan anugerah tidak ada lagi bedanya — yang penting adalah perhatian itu :).

Lebak

Dua belas jam dilewatkan di jalan panjang pulang pergi ke Lebak.
Dimulai waktu gerimis Bandung membelai muka yang menggigil jam 2 pagi.
Melesat menembus kabut tebal Sindanglaya menjelang fajar.
Menjumpai cerah matahari di atas kerasnya tol Jagorawi.
Menembus jalan dikelilingi padang rumput ke arah Serang.
Menatap penduduk Banten yang mulai mengisi hari di Pandeglang.
Dan kembali menemui keramahan orang-orang Rangkasbitung.
Selebihnya adalah kerja lagi.
Dan menyusuri jalan yang sama lagi balik ke Bandung.
Deras hujan jadi gerbang kota Bandung.
Masih juga gelap dan dingin, seperti tak tersentuh cahaya selamanya.
Aku belum tidur.

Pleumeur-Bodou

Pleumeur-Bodou katanya terpilih dalam proyek Telstar akibat letaknya yang dekat pantai Atlantik dan lingkungannya yang tenang, mendukung kejernihan transmisi yang waktu itu sangat peka gangguan.

Sberapa tahun lalu aku sama beberapa cs berkelana di sekitar pantai Armorik sekitaran kampungnya Asterix, buat mencapai Pleumeur-Bodou. Sopirnya gantian, dan kayak biasa aku jadi navigator. Jalanan dikelilingi tebing berwarna coklat cantik. Dan bahkan sampai titik terdekat, kosmopolis bulat raksasa itu nggak pernah kelihatan. Baru di atas jam 1700 kubah raksasa itu tampak. Kayak bulan purnama yang terbit terlalu dekat. Planetariumnya tutup di musim itu. Tapi museumnya bisa dilihat.

Meneruskan pengelanaan jalan kaki, ternyata kampungnya Asterix juga hanya beberapa puluh meter dari situ, ditata sesuai aslinya, dengan atap jerami. Nggak ada patung Asterix, soalnya ini bukan taman ria. Sayangnya nggak ada menhir Obelix juga. Konon dibawa ke Roma semua buat menghancurkan mata uang Romawi dan bikin Caesar jadi senewen.

« Older posts Newer posts »

© 2024 Kuncoro++

Theme by Anders NorénUp ↑