Category: Life (Page 13 of 30)

Sakura

Wah, ternyata workshop-nya diseling acara peringatan ultah intranet Telkom. Kacau, aku dipaksa nyanyi lagi. Apa sih lagu yang pas buat ultah sebuah site? Aku nyanyi Sakura aja, peninggalan Fariz RM (udah ke mana tu orang sekarang ya). Enakan lagu yang riang dan pakai teriak-teriak, buat nutupin demam panggung, hehe :).

Kayaknya sekian puluh tahun di Telkom (hehe), aku cuman berhasil dipaksa nyanyi dua kali. Yang pertama dipaksa Mr Judy Iskandar tanggal 19 Juni sekian tahun lalu di Cirebon, waktu ketahuan aku berultah. Dari kamar (aku ngabur soalnya ada yang mulai bagi-nagi info ultah –red) aku dipanggil buat ngebahas network plan, katanya. Keluar, dikasih ucapan selamat ultah, dinyayiin Happy Birthday (dengan suara Mr Judy yang world-class itu), trus ujung-ujungnya disuruh nyanyi sendiri, dan ditinggalin. Aku lupa aku nyanyi apa waktu itu. Yang jelas bukan salah satu cuplikan opera Wagner.

81578545

Makhluk ajaib itu sempat menyesal, kenapa hidupnya banyak dipakai buat bermalas-malasan. Belajar, secara efektif, cuman 1 jam sehari. Selain itu exploring tak menentu aja. Olah raga pun nggak, bahkan boleh dibilang nggak suka. Otot-ototnya suka sakit dan sukar diatur untuk berkoordinasi dalam olah raga teratur.

Sakit pada otot itu kemudian diseriusi tim dokter. Hasilnya memang sangat serius, para dokter bilang. Dan manusia bukan makhluk yang tabah secara alami. Jadi si makhluk ajaib itu banyak merenung dan menarik diri. Dan mulai menyukai musik-musik Wagner. Dan entah dapat inspirasi dari Wagner (yang karya-karya terbaiknya diciptakan dalam keterjepitan) atau memang dari karakter asli dirinya yang selama ini terpendam dalam rutinitas hidup, dia mulai menseriusi hidup, dan panggilan hidupnya untuk menggali ada apa di balik formulasi semesta yang indah ini. Dan hidup mengalir panjang, biarpun otot-otot tubuh benar-benar dilumpuhkan, pada akhirnya.

Di Eropa, waktu mau menghadiri opera Die Walküre yang serba gelap dan serba cerlang itu, dia ambruk. Nyaris divonis mati dokter-dokter Swiss, tapi dilarikan di Inggris dan diselamatkan, biarpun kehilangan suara. Dan tetap tidak bisa bergerak. Di waktu-waktu itu dia mulai punya ide untuk menulis buku tentang riset-risetnya, dalam bahasa publik, untuk dikonsumsi orang banyak.

Cerita-cerita lain tentang Stephen Hawking akan menyusul, kalau ada waktu lagi.

Nabi Palsu

Daripada cerita SQL Server, mendingan cerita isi buku itu lagi. Sekarang tentang nabi palsu.

Seorang yang mengaku nabi ditangkap dan dihadapkan ke muka khalifah. Ia pun diinterogasi di depan sidang.

Khalifah bertanya, “Siapa engkau?”

Si nabi palsu menjawab, “Aku Musa ibn Imran, utusan tuhan.”

“Dan kau membawa tongkat yang bisa jadi ular?”

“Ya.”

“Coba buktikan.”

“Tongkat itu baru jadi ular di depan raja yang mengaku jadi tuhan. Apakah Anda mau mengaku jadi tuhan?”

“Tidak. Coba tunjukkan mukjizatmu yang lain.”

Si nabi palsu meminta air. Lalu ia mengambil batu dari kantongnya. Batu itu dimasukkan ke air, dan mulai larut.

Salah satu punggawa berteriak, “Itu tipuan. Coba pakai batu dari saya!”

Lalu si nabi palsu membalas, “Fir’aun yang jelas-jelas sesat saja tidak pernah berkata ke Musa: coba ulangi dengan tongkat saya.”

Khalifah mulai bosan dengan kelakuan nabi palsu. Ia bertanya lagi, “Kalau benar kamu nabi, kepada siapa kamu diutus?”

“Kepada kalian semua!”

“Kamu cuma orang gila,” kata khalifah.

“Setiap nabi diutus kepada kaum yang sesuai dengannya,” kata nabi palsu.

Sidang dibubarkan.

Agama Itu …

Cerita klasik yang terlupakan, trus disebut di buku ini lagi.

Seorang lelaki menghadap Rasulullâh di bulan Ramadhan. Ia mengaku kena musibah, yaitu menggauli istrinya di siang hari bulan Ramadhan.

Sesuai hukum, orang itu harus memerdekakan seorang budak. Maka Rasulullâh bersabda, “Kau harus membayar denda untuk memerdekakan seorang budak.”

Lelaki itu menjawab, “Saya tidak punya uang, ya Rasulullâh.”

“Kalau demikian, kau harus membayar dengan berpuasa dua bulan berturut-turut.”

“Saya tidak mungkin mampu, ya Rasulullâh. Satu bulan pun sudah batal puasa saya.”

“Kalau tidak mampu, maka kau harus memberi makan 60 orang miskin.”

“Saya betul-betul tidak punya uang, ya Rasulullâh.”

Kebetulan, di dekat Rasulullâh ada seikat kurma. Rasulullâh menyerahkannya kepada lelaki itu.

“Gunakan kurma ini. Berikan makan kepada 60 orang miskin.”

“Maksud Anda, yang lebih miskin dari saya?”

“Ya.”

“Saya miskin, dan belum menjumpai orang yang lebih miskin dari saya.”

Rasulullâh tersenyum. “Kalau demikian, gunakan kurma itu untuk memberi makan keluargamu.”

51 vpd

Thanks, chums :). Daily visits di site ini mencapai record baru untuk bulan Agustus: rata-rata 51 visits per hari.

Log juga menyebutkan bahwa setiap hari ada 105 halaman yang dibuka, menghasilkan hit sebesar 1341.

Aku jadi rada penasaran juga. Memang ada beberapa temen virtual yang mengaku sering ke site ini, sekitar 5 sampai 7 orang lah. Nah terus 40 sisanya, apa sih yang Anda-Anda cari di site ini?
Apa cuman tersesat?

Abu Bakar Dimaki

Di keramaian, tiba-tiba Sayiddina Abu Bakar dimaki-maki orang. Ia kaget,
tapi berusaha diam menahan diri. Tapi si kalap masih terus berkata-kata
kasar. Gelisah, Abu Bakar melihat berkeliling, dan tampak Rasulullâh
melihatnya, sambil tersenyum. Ia mencoba bersabar. Tapi si kalap tak
kunjung berhenti, padahal Abu Bakar ingin menemui Rasulullâh. Maka
Abu Bakar menghardik dengan kasar agar ia menghentikan bicaranya.
Lalu Abu Bakar menengok ke Rasulullâh, tapi kaget ia mendapati bahwa
Rasulullâh justru berlalu. Ia pun mengejar Rasulullâh.

“Apa yang terjadi, Yaa Rasulullâh?”

Rasulullâh bersabda, “Pada saat kau bersabar menerima cobaan,
malaikat menemanimu dan menguatkanmu. Tapi pada saat kesabaranmu habis,
dan kau membalas kejahatan dengan kejahatan, maka setanlah yang
menemanimu.”

Aku yang kalibernya jauh dari Abu Bakar, bisakah mempertahankan kebeningan
jiwa?

Oops

Kenapa trus Dilbert mirip dokumentasi, bukan candaan? Scott Adams punya teori. Kalau kita berada dalam situasi absurd, dan tidak mampu mengatasinya, kita lama-lama akan menerimanya sebagai hal yang wajar.

Paling sekedar bilang “Hari ini hidup agak kacau,” atau semacam itu.

Kemudian kita disentak dengan menunjukkan keajaiban ala Dilbert, lalu ada yang bangun lagi di pikiran kita, berceletuk: “Ups!”

A Dilbertian World

Yang ini (a) kisah nyata atau (b) kisah Dilbert:

  1. Seorang insinyur dibatalkan promosinya. Waktu ia menanyakan alasannya, bossnya menjawab, “Anda bukan team player.” Lalu si boss menunjuk ke foto perusahaan sambil berkata, “Dalam foto itu Anda tidak tersenyum.”
  2. Seorang boss dan bawahannya bepergian dengan pesawat. Di sebuah lapangan terbang, si bawahan pergi ke telepon umum untuk memeriksa voice mail. Dengan takjub, si boss bertanya, “Jadi voice mail itu bisa didengarkan dari jalan?”
  3. Seorang konsultan menghadapi pendengar dari kalangan manajer dan pekerja. Ia berkata, “Sebuah proses kerja yang baik akan dapat mengatasi ketidakmampuan individual di lingkungan kerja.” Lalu ia meneruskan, “Tapi mula-mula, mari bersenang-senang dulu.”

Jawaban: 1a2a3b. Memang kisah Dilbert terlalu sulit dipisahkan dari kisah nyata.

Charles de Gaulle

Barangkali lucu kalau kita juga cerita tentang seorang politisi Perancis. Jendral Charles de Gaulle, perwira Perancis yang nggak jago-jago amat, mengekor tentara sekutu membebaskan Perancis, dan memimpin pasukan yang membebaskan Paris, trus jadi presiden.

Konon dia bukan presiden yang cakap. Tapi dia berkilah, “Tidak mudah memimpin negara yang memiliki 246 macam keju.” Dan waktu disemprot bahwa ia adalah prajurit yang baik tapi politisi yang buruk, ia mengakui bahwa ia bukan politisi. “Politik itu terlalu serius untuk diserahkan kepada para politisi,” katanya. Perancis masuk blok barat, tapi keluar dari NATO. Dia bilang, “Pakta-pakta itu mirip gadis-gadis dan bunga mawar — yang berlalu begitu saja.”

Dengan gaya semacam itu, Perancis jadi surga kaum sosialis, dan bahkan kaum anarkis kelas dunia. Manusia semacam Pol Pot juga “lahir” dari sana, belajar dari guru-guru anarkis macam Sartre.

Namun, waktu diminta menangkap Sartre, si bekas jendral cuma bilang, “Kita tidak mau memasukkan Voltaire ke Bastille.”

Mon Secret

Voici mon secret. Il est très simple: on ne voit bien qu’avec le coeur. L’essentiel est invisible pour les yeux.


Ini rahasiaku. Sederhana saja. Kita melihat lebih baik dengan hati. Hal-hal yang penting tak dapat terlihat oleh mata.

Le Petit Prince #xxi
« Older posts Newer posts »

© 2025 Kuncoro++

Theme by Anders NorénUp ↑