Tikus Schrödinger

Nggak mau kalah sama kucing Schrödinger, seorang ilmuwan cerita tentang tikus Schrödinger :).

Ceritanya sama sih, cuman jadi lucu aja bacanya. Menurut Newton, katanya, ada tikus yang enak dan ada yang nggak enak. Tapi menurut teori kuantum, setiap tikus berada dalam superposisi yang mengandung karakteristik enak dan nggak enak. Kalau seekor kucing menerkam dan memakannya, baru karakteristik tikus itu jatuh pada salah satu keadaan enak atau tidak. Tapi tidak betul juga. Sebenernya justru kucing itu berada dalam superposisi juga. Tergantung rasa tikus, si kucing akan menggeram senang atau marah. Tapi sebenarnya dia dalam superposisi antara menggeram senang dan marah. Untuk menjatuhkan posisi kucing pada satu state, kita harus mengamati kucing. Begitu kita pegang kucing itu, kondisi kucing jatuh pada satu state yang teramati. Kalau kucing itu mendengkur manja, pada saat yang sama si tikus jatuh pada state enak. Kalau si kucing mencakar, berarti dia jatuh pada state marah, berarti tikus jatuh pada state nggak enak. Tapi nggak betul juga. Kita juga sebenernya masuk dalam superposisi. Kalau orang lain mengamati kita cari perban, berarti state kita, kucing, dan tikus jatuh pada saat yang bersamaan. Sebelum diamati, tikus dan kucing tidak memiliki karakteristik. Mereka ada dalam superposisi. Cerita yang sama dengan kucing Schrödinger sebenernya. Cuman di sini yang mati tikusnya.

Kita ketawa, tapi eksperimen penembakan elektron pada celah ganda menunjukkan bahwa semesta memang bersifat seperti itu. Waktu tidak kita amati, sebuah elektron boleh berada di a, di b, di c, di mana saja, sehingga rentetan tembakan elektron tunggal bisa membentuk pola interaksi (elektron A pada probabilitas posisi 1 berinteraksi dengan elektron A pada probabilitas posisi 2, dan seterusnya). Nggak mungkin, kata kita.

Yeah, sama nggak mungkinnya sama kenyataan bahwa setiap materi terdiri dari atom yang terdiri dari elektron mengelilingi inti atom, sebenernya. Atau bahkan sama nggak mungkinnya dengan kenyataan bahwa dua massa diam bisa tarik-menarik, tanpa tali. Ajaib.