Author: Koen (Page 53 of 87)

Маленький Принц 

Le Petit Prince, dans quelques langues, préparent pour acheter:

Adapoen, oentoek bahasa jang lainnja, dipersilahkan berbondong-bondong mengoendjoengi sitoes Multilingual Books. Atau tentu saja ke web Pangeran Kecil.

Formula Formula

Kayak apa sih formula relativitas Einstein yang konon sudah menggantikan teori gravitasi Newton itu? Kalau ditulis sih sederhana sebenernya:

Ruas kiri persamaan menyatakan kelengkungan (kurvatur) ruang waktu, yang menunjukkan medan gravitasi. Ruas kanan persamaan menyatakan kerapatan energi dan lain-lain dari materi selain medan gravitasi. Formula yang bagus, selama kita tidak harus jadi fisikawan yang membedah arti dari huruf T dan G dengan indeks mu dan nu itu. Sorry, aku kuliah di elektro, dan nggak kebagian main-main dengan tensor. Skalar, vektor, matriks, stop.

Bukan berarti anak elektro nggak main matematika. Hehe. Abis kalkulus, ada teori medan yang sebenernya lebih mirip cabang kalkulus daripada cabang fisika :). Aku dapat A loh. Tapi waktu kuliah antenna yang sebenernya meneruskan aplikasi teori medan, nilainya jadi C. Doh.

Yang konon paling lucu dari matematika versi teknik elektro adalah kesetiaannya pada bilangan kompleks. Nggak tau dimulai dari mana, tapi di elektro, bilangan imaginer dinotasikan sebagai j, bukan i kayak di matematika. Konon karena i sudah dipakai untuk kuat arus. Tapi lucunya, kenapa bukan notasi kuat arus aja yang diubah.

Balik ke teori medan. Mau nostalgia bentar nih. Di catatan awal tahun 2001, aku nulis cerita tentang Faraday, Maxwell, etc. Maxwell memformulasikan teori yang sudah disusun oleh Coulomb, Ampere, Faraday. Bentuknya, kayak yang ada di buku teori medan untuk mahasiswa elektro, adalah sbb:

Persamaan 1 memaparkan teori Coulomb tentang bagaimana medan litrik dihasilkan dari muatan listrik. Persamaan 2 memaparkan teori Ampere bahwa tidak ada yang disebut muatan magnet, karena magnetisme dibangkitkan oleh arus listrik. Persamaan 3 memaparkan teori Faraday yang menggambarkan perubahan medan listrik akibat perubahan medan magnet. Persamaan 4, kembali ke Ampere, menjelaskan bagaimana arus listrik menghasilkan medan magnet. Setelah disusun seperti itu, Maxwell dapat menyusun prediksi-prediksinya, termasuk tentang gelombang elektromagnetik, tentang spektrumnya yang tersebar, meliputi cahaya; dan membuat Maxwell menjadi salah satu ilmuwan terbesar abad ke-19.

Waktu Maxwell pertama kali menulis persamaan itu, bentuknya tidak sesederhana itu. Rada panjang, nggak pakai tanda del, curl, etc. Kayaknya di buku Hayt ada juga versi panjang ini. Demi kesederhanaan, formulasinya ditulis seperti di atas. Tapi, lebih lanjut, formulasi kayak gitu masih disingkat lagi. Kali ini dengan notasi relativistik mirip persamaan Einstein di atas. Jadinya tinggal dua persamaan:

Persamaan pertama menggabungkan persamaan Maxwell 1 dan 4, sementara persamaan kedua menggabungkan persamaan Maxwell 2 dan 3. Cuman, kayak penyederhaan sebelumnya, semakin sederhana formula ini, semakin dalam orang harus belajar untuk membaca dan menggunakannya. Mau coba? Coba mulai dengan ke http://en.wikipedia.org/wiki/Maxwell’s_equations.

Lagi: Lohengrin Act 1

Robert Horwitz, maintainer site http://www.open-spectrum- international.org, berkirim mail. Mail pertama membahas liberalisasi frekuensi 2.4GHz di Indonesia. Mail kedua menyebut hal yang lebih menarik: Lohengrin. Pembukaan Lohengrin, kata dia, adalah 8 menit terindah dalam musik yang pernah diciptakan. Yang barangkali dia nggak tahu adalah: aku baca mail itu (di Xphone) masih sambil ngedengerin Pembukaan Lohengrin (Act 1). Dan itu bukan kebetulan. Beberapa hari itu, aku memang selalu masang Lohengrin, kadang berderet dengan Tannhauser. Kadang dengan salah satu opera dari Der Ring. Tapi selalu ada Lohengrin tiap hari.

Lohengrin ada di kaset Wagner-ku yang pertama. Sisi B kaset itu berisi Lohengrin, Parsifal, dan Siegfried Idyll. Tapi nggak tau kenapa aku sempat lupa sama nama Lohengrin. Kaset itu aku bawa ke Coventry, tanpa cover. Dan di bulan Februari 2001 aku nulis salah satu kejeniusan Wagner yang bisa memahami sekaligus mewarnai semesta. Aku salah waktu itu, nulis judulnya Parsifal. Padahal justru Pembukaan Act 1 Lohengrin yang waktu itu terasa seperti magic, musik ajaib yang entah diturunkan dari mana ke semesta ini. Aku baru sadar beberapa bulan kemudian, waktu beli CD Lohengrin. Dan waktu sempat nonton Birmingham City Orchestra memainkan Act 1 Lohengrin (Pembukaan dan Elsa’s Dream) di Warwick. Betul-betul musik yang ajaib, biarpun waktu itu yang aku nunggu adalah Tristan und Isolde.

Aku bukan Robert Horvitz yang sudah mendengarkan semua musik yang ads di muka bumi dan bisa menentukan mana yang paling indah. Tapi aku bisa memahami orang yang bisa memiliki pendapat kayak Horvitz. Ini barangkali memang 8 menit terindah dalam sejarah musik.

Bank Niaga Masih Cinta MS

Judul : Re : Sulit Login dengan Desain Baru
Tanggal Kirim : 11-Feb-2005 15:58:05
Pesan :

Yth Bp Kuncoro Wastuwibowo

Terima kasih atas pengggunaan fasilitas layanan kami. Memang untuk tampilan di menu NG@/internet ada perubahan. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan variasi baru, tetapi kalau hal tersebut mengakibatkan kesulitan dalam mengakses untuk sumbang saran dari Bapak akan kami sampaikan ke bagian yang terkait.

Demikian informasi dari kami.

Salam
Niaga Access

— KUNCORO WASTUWIBOWO wrote:

Hai Bank Niaga. Saya lihat ada perubahan pada desain site ini. Tapi saya terus terang lebih suka desain yang lama. Pada desain yang lama, saya dapat login menggunakan browser Firefox. Tapi pada desain baru, login tidak dimungkinkan lagi. Terpaksa saya menggunakan MS Internet Explorer yang kuno dan mudah membawa virus dan spy ini. Mohon dilakukan redesign kembali atas site ini agar akrab dengan browser selain MSIE. Terima kasih atas perhatian dan pengertiannya.

Catatan: Perlu waktu mingguan bagi Bank Niaga untuk memutuskan memforward suatu sumbang saran dari satu bagian ke bagian lain. Tapi jelas masih lebih menarik daripada BCA.

Murtad dari Fisika

Ini dari buku Smolin, halaman 99, tentang Area dan Informasi. Yang pertama kali memaparkan ide bahwa entropi itu berkaitan dengan informasi dan probabilitas bukanlah Shannon, melainkan Ludwig Boltzmann. Boltzmann yang ini mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri pada tahun 1906, sebelum ilmuwan masa itu dapat mengerti tentang idenya. Belum jelas apakah depresi yang melanda Boltzmann itu disebabkan oleh kegagalan para sejawatnya untuk mengakui teorinya.

Yang jelas, lanjut Smolin, peristiwa itu membuat seorang mahasiswa fisika bernama Ludwig juga, yaitu Ludwig Wittgenstein, keluar dari ilmu fisika, dan ngabur ke Inggris untuk mendalami engineering dan filsafat.

Ada juga akhirnya kaitan Wittgenstein yang karya2 versi awalnya banyak mematematikakan dan melogikakan filsafat itu dengan teori informasi (versi awal).

Ya nih, mood lagi lompat2. Kalau lagi positif, baca James Herriot atau buku2 yang menggugah rasa kemanusiaan lainnya. Kalau lagi negatif, baca Richard Dawkins atau semacamnya. Kalau lagi netral, baca Smolin atau semacamnya.

BookWorm ke Bogor

Kayaknya, dalam hal tertentu, aku pantas dinamai pengkhianat bangsa. Hrrrrh. Melarikan diri sejenak dari kegiatan kerja, aku berlabuh di Gramedia. Gramedia Bogor, entah dengan alasan apa, selalu kerasa beda dari Gramedia Bandung. Barangkali sistem distribusi bukunya rada beda. Buku2 yang aku temui di sini selalu jadi banyak yang menarik, yang nggak pernah keliatan di Gramedia2 Bandung. Jangan dibandingan Matraman loh. Apalagi dibandingin QB. Apalagi Waterstones ;). Mungkin bukan soal distribusi, tapi soal suasana hati aja. Aku di Bogor sebagai tourist (daripada ngaku businessman, mendingan ngaku tourist — sama2 nggak valid), dan di Bandung sebagai penghuni. Jadi beda apa yang tercerap, dan dengan demikian jadi beda juga apa yang ditemui (OK, sedikit nyontek Berkeley, but … how true).

Di mana sih sisi pengkhianatnya? Di gerakan “support your local writer”, yang theoretically aku dukung penuh. Dua bukunya Jura Chandra aku lalap dalam waktu dua malam. Semalam satu. Dan sempat didiskusikan juga. Aku pernah menikmati bukunya Adhitya, dan bisa senyum2 sampai nyengir di depan buku itu. Di Gramedia Bogor ini, dengan semangat tinggi, aku ambil buku “Eituze”. Tapi lucu: kata2 kehilangan bobot, dan kurang dari 1 menit buku itu udah balik ke rak. Juga buku “Re:” yang ditempatkan nggak jauh dari situ, tersentuh kurang dari 1 menit. Dan yang akhirnya terbaca agak lama malah “The Life of Pi” — kisah anak yang terapung di tengah lautan bersama harimau, zebra, etc. Tapi terus aku lihat buku “Insiden Anjing di Tengah Malam yang Bikin Penasaran”, dan akhirnya buku ini yang diambil. Dua2nya terjemahan tentu. Dan belum ada gerakan “support your local translator” yang perlu didukung. Buku Insiden itu, selain menawarkan sesuatu yang benar2 fantastik, juga didukung penerjemah yang cekatan, bukan saja mentranslasi kata tapi juga makna dan rasa. Pengarang Mark Haddon. Pemerjemah Hendarto Setiadi.

Next, ada buku yang juga menarik: “Temporary Sanity” yang belum tersentuh local translator. Kayaknya pas buat aku, yang masih bertahan sebagai “One of The Most Insane Person”. Ambil. Dan dengan demikian ini buku terbitan 2005 yang pertama aku beli. Penulisnya Charles Manz.

Oh ya, jangan bilang aku arogan, tidak nasionalis, ngeselin. Nggak usah bilang gitu. Aku udah merasa bersalah. Tapi: nggak — aku nggak bisa beli buku dengan alasan untuk mencegah atau menghilangkan rasa bersalah.

Oh ya, Bentara versi 2004 udah terbit. Aku mau ambil juga. Tapi tebal dan berat. Nanti aja di kunjungan berikutnya di Gramedia Bandung. Mudah2an yang ini dianggap “local writer” juga.

Telkom Group Peduli Aceh

Untuk customer Telkomsel (Kartu Halo, Simpati, Kartu As), dan Telkom Flexi (Flexi Classy dan Flexi Trendy), kirimkan SMS ke nomor 2000, dengan pesan “Peduli Aceh”. Dengan SMS ini, Anda sedang menyumbangkan Rp 2000 untuk korban gempa dan tsunami di Aceh, tanpa harus beranjak dari meja kerja Anda.Untuk mencari kerabat Anda di Aceh, hubungi dan daftar ke Call Centre “Cari & Aman” Telkomsel. Telepon 111 dari Kartu Halo, atau 116 dari Simpati atau Kartu As. Dari Telkom Flexi dan telepon biasa (PSTN), bisa dilakukan juga pangilan ke nomor bebas pulsa: 0800-100-7000.

Bantuan Tsunami Aceh

Bantuan untuk korban bencana gempa dan tsunami di Aceh dan Sumatra Utara dapat disalurkan melalui:

  • Sekar Telkom
    Rek Bank Syariah Mandiri Cab Bandung Utama nomor 007-0114888.
  • Bulan Sabit Merah Indonesia
    Rek Bank Syariah Mandiri Jatinegara nomor 0660000885
  • Koordinator Kesra RI
    Rek BNI Cab Harmoni 07 000 311 2717 911
    a.n. I Nyoman Meweh (Kepala Biro Umum bidang Kesra)
  • MetroTV
    Rek BCA nomor 309 – 300 – 7979
  • Indosiar
    Rek. BCA atas nama Indosiar: 001 – 304 – 0009
  • RCTI
    Rek. BCA atas nama RCTI: 128 – 300 -7000

Elemen dan Ekstensi

You are .doc You change from year to year, just to make things tough on your competition.  Only your creator really has a handle on you.
Which File Extension are You?


Your Element Is Water

A bit of a contradiction, you can seem both lighthearted
and serious. That’s because you’re good at going with the flow – but you also
are deep. Highly intuitive, you tune in to people’s emotions and moods easily.
You are able to tap into deep emotional connections and connect with others.
You prefer a smooth, harmonious life – but you can navigate your way around
waves. You have a knack for getting people to get along and making life a little
more peaceful.

What’s Your Element?

Annual Weasel Award

Acara tahunan di Dilbert.com yang sangat menarik untuk ditinggalkan, tapi selalu nggak sengaja terbaca (dan bahkan tahun ini sempat terikuti), adalah “The annual Weasel Poll”. Tahun 2004 ini, poll diikuti 43000 peserta. Dan aku udah bosan untuk setiap kali mengkopi hasilnya ke sini. Jadi tahun ini, aku kopi aja pemenang pertama dan kedua dari tiap kategori. Barangkali ketiga juga, kalau menarik.

Weaseliest Pundit / Reporter: Bill O’Reilly (13123), Michael Moore (11495), dst
Weaseliest Celebrity: Donald Trump (13125), Michael Jackson (11302), dst
Weaseliest Industry: Oil (17999), News Media (8926), Pharmaceuticals (5705), Law (5249), Insurance (3169), Fast Food (2267).
Weaseliest Company: Halliburton (25073), Disney (7596), dst.
Weaseliest Politician: George W. Bush (17068), John Kerry (9565), Dick Cheney (8920), Muqtada Al Sadr (1803), dst.
Weaseliest Country: United States (19918), France (12941), North Korea (4915), Israel (2289), Iran (1830), Pakistan (1177).
Weaseliest Organization: Religious fanatics (13192), Swift Boat Vets (7909), NRA (7099), dst.

Cukup menarik bahwa pilihan pembaca Dilbert ternyata jauh berbeda dengan sikap politik Scott Adams sendiri, yang terang2an pendukung kebijakan pre-emptive strike dari pemerintah US, dan terlalu bangga dengan sikap pemerintahan Partai Republik. Atau, barangkali memang penggemar Dilbert itu justru orang2 yang relatif lebih terpinggirkan di kancah politik Amerika. Tapi jelas bukan terpinggirkan dalam mode semacam Al Qaida — terbukti bahwa weaseliest organisation tetap kelompok fanatik — yang kebeneran juga memang pilihanku. Apa sih yang lebih licik daripada kelompok yang suka memanfaatkan agama?

Haha, aku memang kadang suka bikin kalimat yang memancing kemarahan orang2 tertentu. Kalau kebeneran Anda termasuk orang yang marah karena merasa bahwa memang sah untuk memanfaatkan agama untuk tujuan politik Anda, maka saya mau bikin Anda lebih marah dengan bilang bahwa: waktu saya memilih “religious fanatics”, yang saya bayangkan adalah kaum zionist, dan jangan-jangan Anda nggak beda-beda amat dengan mereka.

Oh ya, aku juga pilih oil sebagai industri terlicik. Maunya sih bukan oil, tapi pertambangan, dan khususnya Freeport dan Newmont. US dan George W Bush, jelas. Bukan saja soal pre emptive strike, tapi juga soal membayar hutang dengan mencetak dolar. Bill O’Reilly juga, tapi lupa alasannya. Celebrity, aku lupa pilih siapa. Company juga lupa.

« Older posts Newer posts »

© 2025 Kuncoro++

Theme by Anders NorénUp ↑