Ketawa Cara Russia

Uni Soviet zaman Stalin:

Seorang lelaki mendadak keluar dari rumahnya di Moskow sambil berteriak, “Hanya satu orang! Dan dia membuat kita semua menderita! Seluruh dunia menderita! Satu orang pendusta!”
Hanya dalam hitungan menit, dia sudah ditangkap, babak belur, dan diinterogasi di kantor KGB.
“Ada apa, kamerad? Anda teriak apa tadi?”
“Satu penipu besar, membuat kita semua menderita!”
“Masa? Lalu siapa satu penipu itu?”
“Siapa? Anda tentu tahu juga! Hitler, tentu saja!”
“Ah tentu. Baiklah, Anda boleh pulang.”
Si lelaki berdiri terhuyung, berjalan ke arah pintu, tapi lalu menoleh balik. “Tunggu. Tadinya Anda kira siapa penipu itu?”

Humor itu memang tak khas Russia zaman Stalin. Ia bisa dipasangkan juga misalnya di Russia zaman Tsar Nikolay.

“Anda tadi yang berteriak-teriak ‘Nikolay penipu besar’ di jalan?”
“Ya. Tapi maaf ada kesalahan. Maksud saya itu Nikolay teman saya, bukan tsar kita.”
“Tidak mungkin. Kalau orang bilang penipu besar tentu Nikolay tsar kita.”

Atau mungkin juga berlaku untuk Soeharto, sasaran joke nasional kita. Tapi yang jelas, versi Soviet jauh lebih terasa lucu daripada versi lainnya (pun versi Russia non Soviet). Tak sulit dipahami. Soviet sendiri adalah sebuah lawakan. Bayangkan: komunisme, sosialisme, demokrasi, sama rata sama rasa, tapi dipadukan dengan diktator (pun berembel proletariat). Sebutlah itu dialektika (secara becanda). Tapi ini jelas kontradiksi terpasang yang memungkinkan humor terjadi setiap saat.

Radio Yerevan menerima pertanyaan: “Benarkah kondisi kamp-kamp kerja kita sudah jauh lebih baik?”
Radio Yerevan menjawab: “Tentu. Orang yang terakhir bertanya seperti Anda telah dipersilakan untuk menjenguk sendiri kamp-kamp itu. Hingga ini penanya itu belum kembali. Diperkirakan ia terlalu betah berada tempat nyaman itu.”


Dan di tempat dimana ketakutan hidup subur ditutupi kemasan kemegahan dan perayaan kasih sayang tak berkesudahan, kitsch tumbuh subur, menciptakan lahan baru untuk ditertawai.

“Sudah dengar bahwa Kamerad Brezhnev harus dioperasi?”
“Ya. Jantung katanya?”
“Bukan. Pembesaran bidang dada, agar bisa menerima medali lebih banyak lagi.”

Atau memaksa orang untuk berkontemplasi tentang asal usul.

Dzherzhinsky: “Malam yang cerah, Kamerad Ilyich?”
Lenin: “Tentu malam yang cerah.”
Dzherzhinsky: “Sebotol vodka, pas kan?”
Lenin: “Tidak lagi, kamerad. Tidak lagi.”
Dzherzhinsky: “Sebotol saja, tak akan jadi masalah kan?”
Lenin: “Terakhir kali kita minum, Anda memang langsung tidur. Tapi aku memanjat tank. Dan lihat hasilnya sekarang!”

Atau me-reka ulang definisi:

“Jadi apa bedanya kerajaan dengan republik?”
“Di kerajaan, kekuasaan diserahkan dari orang tua ke anaknya. Di republik, dari orang tua ke orang tua lain.”
“Dan apa bedanya demokrasi dengan demokrasi sosialis?”
“Tepat sama dengan bedanya kursi dengan kursi listrik.”

Dan tentu, pada dasarnya orang Russia sendiri memang pecinta humor.

“Kamerad Brezhnev, benarkah bangsa Russia tidak suka humor?”
“Justru kami suka mengkoleksi humor-humor.”
“Bagaimana dengan humor yang menertawai pimpinan partai?”
“Justru itu favorit kami.”
“Banyak koleksi Anda?”
“Hampir empat kamp penuh.”

Humor bahkan melejit melampaui masa represi. Di zaman pencerahan Gorbachev pun, humor mengiris masih ada:

+ Kok baksonya persegi sih?
– Perestroika (restrukturisasi)
+ Dan tampak agak mentah?
– Uskoreniye! (akselerasi)
+ Sudah ada bekas gigitan pula?
– Gospriyomka (approval negara)
+ Cuek aja menyampaikan hal seperti ini?
– Glasnost! (keterbukaan)

Dan tentu humor pun berlanjut ke zaman Putin, yang sering disebut sebagai Neo-Stalin :)

Biarpun tidak lagi di zaman komunis, tekad Putin menjaga kedigdayaan negerinya membuat banyak orang menyamakan dirinya dengan Stalin. Maka, di waktu segalanya kusut (inflasi tinggi, perang Chechnya, krisis Georgia, skandal bisnis migas) dll, Putin mengundang arwah Stalin membantunya.
Stalin datang, lalu menasehati: “Mudah saja. Pertama, kumpulkan semua kaum demokrat di lapangan merah, lalu tembak mereka. Kedua, ganti cat Kremlin dengan warna biru.”
Putin tergelitik: “Lho, kenapa warna biru!”
Stalin tertawa. “Putin tersayang, kamu memang pengikutku. Kamu mempertanyakan yang nomor 2, tapi tidak yang nomor 1.”

Buku Mati Ketawa Cara Russia (masa sebelum Gorbachev) sempat diterjemahkan ke Bahasa Indonesia beberapa belas tahun lalu oleh Kelompok Tempo, dan langsung dicetak ulang beberapa kali. Bukan saja pembaca berderai2 tertawa, tetapi bukunya juga berderai2 karena kualitas penjilidan yang tak bagus. Hingga kini, masih terdengar ada yang mencari buku itu di sana sini. Pun setelah humor online macam Mati Ketawa Cara Daripada Soeharto diterbitkan di sekitar masa reformasi.

Huh, harus balik bikin desain-desain lagi. Jadi memori Russia kita stop sebentar, dilanjutkan di bagian comment saja nanti.

Anda sendiri, punya humor Russia kenangan?

76 Replies to “Ketawa Cara Russia”

  1. ada 2 orang, warga Amerika dan Rusia. keduanya beraanggapan bawah negaranya yg paling bebas berpendapat.

    orang Amerika: Saya bisa saja duduk di depan Geudng Putih dan meneriakkan: “Reagan sialan!”
    orang Rusia: ah di negara saya juga sama. Saya bisa duduk di (lupa nama gedung di sana) trus teriak “Reagen sialan!”

    :mrgreen:

    ato tentang industri mesin jahit di kota Kiev(?) yang bila orang merakit sendiri yg kemudian terbentuk adalah sebuah senjata

    masih punya bukunya, mas?

    • Nama populernya Kremlin. Padahal kremlin ada di banyak kota :).

      Tentang industri di Kiev, ada candaan yang juga menarik: Direktur pabrik korek api di Kiev mendapatkan Hadiah Lenin dan Hadiah Pahlawan Soviet. Latar belakangnya, seorang teroris mencoba meledakkan Kremlin dengan dinamit yang dipicu api. Tapi upaya si teroris gagal karena dari satu kotak Korek Api Kiev yang dibawanya, tak satupun yang berhasil menyala.

  2. Aku dipinjami buku Mati Ketawa Cara Rusia oleh seorang teman. Di bagian pengantar terbaca: “Meminjamkan buku adalah pekerjaan orang bodoh, tapi mengembalikan buku pinjaman adalah pekerjaan orang gila.”

    Bukunya tidak aku kembalikan. Sekarang entah sudah terselip dimana …

    • Ya, ini prinsip yang aku anut juga dari buku Dolgopolova ini :).

      Versi lain yang aku karang dan aku cuplik: “Hati2 meninggalkan buku bagus. Agama2 tertentu menganggap pahala mencari ilmu jauh lebih besar daripada dosa mencuri buku.”

  3. Ah… saya membacanya ketika masih SD dulu.
    Jika saya tidak salah pengantarnya ditulis oleh Gus Dur.

    Nikita Khrushchev datang mengunjungi sebuah kampung di Odessa untuk melihat kondisi rakyatnya. Dia menemui seorang anak kecil yang bermain di halaman rumahnya.
    “Ayah ada, Nak?” tanya Khrushchev ramah.
    Anak itu hanya terdiam sambil memandangi sang pemimpin Sovyet.
    “Oh, kamu tidak tahu siapa saya?”, Khrushchev pun melanjutkan, “Saya adalah orang yang selama ini memberimu makan, menyekolahkan, memberimu barang-barang kebutuhan hidup, dan…”
    Tanpa menunggu Khrushchev selesai bicara, sang anak berlari masuk ke rumahnya sambil berteriak, “Papa! Om Simon datang dari Amerika!”

    Ups… lelucon Rusia selalu punya kejutan di akhir.

    • Hahaha :). Menarik. Atau justru sebaliknya:
      Anak2 dari daerah industri Moskow diajak gurunya berjaan ke taman hijau. Di sana mereka melihat seekor kelinci. “Lihat, hewan apa itu, anak2?” seru Bu Guru.
      Anak2 yang jarang ke taman itu tidak ada yang bisa menjawab.
      Bu Guru memberi hint: “Masa tidak tahu? Dia ada di cerita2 Bu Guru, di lagu2, di nasehat2.”
      Seorang murid memberanikan diri mendekati si kelinci, lalu menyapa: “Selamat Pagi, Paman Lenin.”

  4. Humor berlanjut ke zaman Putin. Biarpun tidak lagi di zaman komunis, tekad Putin menjaga kedigdayaan negerinya membuat banyak orang menyamakan dirinya dengan Stalin. Maka, di waktu segalanya kusut (inflasi tinggi, perang Chechnya, krisis Georgia, skandal bisnis migas) dll, Putin mengundang arwah Stalin membantunya.
    Stalin datang, lalu menasehati: “Mudah saja. Pertama, kumpulkan semua kaum demokrat di lapangan merah, lalu tembak mereka. Kedua, ganti cat Kremlin dengan warna biru.”
    Putin tergelitik: “Lho, kenapa warna biru!”
    Stalin tertawa. “Putin tersayang, kamu memang pengikutku. Kamu mempertanyakan yang nomor 2, tapi tidak yang nomor 1.”

  5. Dan yang di atas tentu mengingatkan pada dua perintah Stalin yang lain. Biarpun mati mendadak, tetapi Stalin meninggalkan sebuah tas kepada pewarisnya, siapa pun itu. Maka Khrushchev pun mengambil tas itu. Isinya dua amplop bernomor, dengan pesan di luar bahwa isinya hanya boleh dibaca saat keadaan darurat. Maka memerintahlah Khrushchev. Terjadi krisis internal, dan Khrushchev membuka amplop 1. Isinya: “Persalahkan aku dan kuasai publik.” Maka Khrushchev melakukan destalinisasi, yang membuatnya dipercaya dalam dan luar negeri. Tapi beberapa tahun kemudian terjadi krisis lagi. Maka Khrushchev membuka amplop 2. Isinya: “Tulis pesan dalam dua amplop.”

  6. masih nyimpen cetakan pertama nih, ukuran saku berwarna merah oranye bersama seri humor dokternya larry wilde :mrgreen: seingat saya buku ini memicu buku saku humor dan mati ketawa lainnya di jaman itu (anak sd kok bacanya yg ginian yah heuheu)

    • Humor Dokter ya? Apa ya yang teringat. Mmm, ini salah satunya.
      “Anda mengoperasi Ny Mathilde? Mencari apa?”
      “$600”
      “Lalu hasilnya bagaimana?”
      “$600”

    • Wah, SCAN DONG ! :D

      Barusan search “mati ketawa ala rusia”, tapi tidak ada lagi satu pun toko buku yang menjual.

      Atau ada yang tahu dimana bisa belinya ?
      Thanks.

  7. duh, zaman segitu baru lahir. belum bisa menikmati bodoran ngakak kaya gitu.
    tapi, kalo bukuny di rilis ulang, nampakny buku itu bisa punya fans generasi baru. semoga ada yang mau nerbitin lagi. kalo ngak, semoga ada buku elektronikny di internet.

    • Generasi sekarang tak merasakan bahwa dulu Uni Soviet benar2 beraura seram :), jadi buku itu takkan berkesan. Anyway, ini tentang buku:

      Petka nampak murung. Vasily menanyainya. Dan Petka menjawab: “Aku harus membuat essay tentang apa yang kulakukan kemarin.”
      Vasily: “Maka tulislah.”
      Petka: “Apa yang harus kutulis? Aku mabuk seharian.”
      Vasily: “Ubah saja sedikit. Minum jadi membaca, botol jadi buku, dst.”

      Maka menulislah Petka:
      “Kemarin aku bangun agak siang dan langsung membaca setengah buku. Agak pusing, kuteruskan membaca setengah buku lagi. Kehabisan buku, aku pergi ke perpustakaan. Kulihat Vasily Ivanovich di sana. Matanya kuyu. Nampaknya ia terlalu banyak membaca.”

      • Andai sejarah Sovyet diketahui generasi sekarang, mungkin rada ngefek juga sih. Tapi sayangnya PSP dan 3gp lebih menarik ya… :D

      • Buku Dolgopolova justru menganggap suatu hari Soviet akan menguasai dunia, dan membuat sejarah bangsa lainlah yang akan terlupakan. Misalnya:

        Seorang periset mencari data tentang Hitler. Tapi tak ada data mengenai Hitler di mana pun. Akhirnya ia datang ke seorang sejarawan tua. Ia bertanya, “Apakah Anda tahu tentang Hitler?”
        “Hitler?” kata si sejarawan. Setelah mencoba mengingat-ingat, ia berkata, “Hitler mungkin si demagog yang hidup zaman Stalin itu.”

  8. Waktu buku itu diterbitkan, saya masih pake seragam putih merah kayaknya :D Tapi waktu SD saya sudah membaca buku saku Mati Ketawa Ala Amerika. Wakna covernya biru muda, dengan gambar patung Liberty ketawa sambil megangin perut. Penuh dengan humor rasis, salah satu yang saya ingat:

    Q: Apakah itu hitam-hitam, kuning di atas hijau?
    A: Orang negro berak di taman.

    • Waduh, jangan yang rasialis deh. Kecuali menohok struktur :).

      Delegasi dari Cekoslowakia datang ke Kremlin. Mereka menyampaikan maksudnya: meminta bantuan untuk membangun Kementrian Angkatan Laut.
      Pihak Kremlin heran: “Bukanlah Cekoslowakia tidak memiliki laut?”
      Dan jawaban dari Cekoslowakia: “Tetapi Uni Soviet juga punya Kementrian Kebudayaan.”

  9. Beberapa cuplikan lain yang teringat:
    “Tuhan menangis dan berlalu.”
    “Gajah apa?”
    “Sosis yang ketiga kan bisa kita makan.”
    “Jangan lupa tulis Made in UK dan Size M”
    “Untuk rakyat Anda? Kan nggak boleh porno.”
    “Di Israel mereka percaya kebangkitan orang setelah mati.”
    “Saya jamin berita duka yang saya tunggu ada di Hal 1.”
    “Tutup tirai, dan anggap saja kereta ini melaju kencang.”

    Ada yang penasaran? :)

    • “di Rusia kami mengolahnya menjadi permen karet dan mengirimnya ke Amerika”
      “Kita pakai saja tarif taksi: 150 kopek per kilometer”
      “Orang Yahudi mengumpulkan semua lalat dan menjualnya ke orang Arab”.

        • ada 3 orang mendapat tugas menjadi seorang kosmonot untuk pergi ke bulan
          orang pertama ditanya soal imbalan, dan orang itupun meminta beberapa juta rubel, begitu pula orang ke 2
          lalu orang ke 3 juga ditanya demikian, dan jawabnya “saya tidak mau curang jadi saya pakai saja tarif taksi 150 kopek per kilometer”

          seingat saya begitu
          wkwkwkwk

  10. Seorang laki2 berteriak di jalanan kota moscow, “Khrushchev babi!!!”.

    Dia ditangkap dan diadili.
    Divonis 15 tahun penjara. 5 tahun penjara karena menghina perdana menteri, dan 10 tahun penjara karena membuka rahasia negara.

    • Krushchev yang malang :). Tapi justru karena kebodohannya yang terkenal itu, dia dimaafkan. Dijatuhkan, tapi tak diapa2kan sesudahnya. Sebetulnya bisa lebih buruk.

      Konon, dalam pidato2nya, Khrushchev sering menyebut cita2nya untuk melampaui Amerika. Langkah2nya, selain destalinisasi dalam politik, juga investasi tinggi untuk teknologi maju. Tapi …
      “Apa yang terjadi kalau Stalin hidup lagi?”
      “Khrushchev akan kabur melampaui Amerika.”

    • Khusus untuk Neenoy penggemar teh:

      “Pilih mana: Teh Cina atau Teh India?”
      “Kami tidak ingin membuat pertikaian yang tidak perlu di Asia. Mari minum kopi.”

      • wah, bukunya udah lenyap ternyata :(
        btw, gw suka teh dan juga kopi, kok… jadi gak akan ada pertikaian :)

  11. Aha, aku juga pernah baca itu. Mati Ketawa a’la Rusia yang sempat dipinjamkan sahabatku semenjak SMP, untungnya dosa mencuri buku tidak aku dapatkan.

    Kalau tidak salah, ada satu humor yang sangat gila aku dapatkan di san :

    Presiden Amerika bertanya kepada Tuhan, “Tuhan, berapa lama lagi aku dapat memerintah negaraku ?”
    “20 tahun lagi”, jawabnya.
    Presiden Amerika menangis dan berlalu.
    Ratu Inggris bertanya pada Tuhan, “Tuhan berapa lama lagi hamba dapat menjaga negaraku ?”
    “30 tahun lagi”, jawabnya.
    Ratu Inggris menangis dan berlalu.
    Presiden Rusia bertanya pada Tuhan, “Tuhan, berapa lama lagi aku dapat menguasai negaraku ?”
    Tuhan menangis dan berlalu.

    Persisnya sih, begitu. :mrgreen:

    • Waduh, Bro, ente malah nggak menangkap inti ceritanya. Tapi itu yang kumaksud di atas. Generasi ente nggak ikut merasakan nuansa keseraman komunisme di bawah Brezhnev.

      So pertanyaan aslinya adalah: “Tuhan, berapa lama lagi rakyatku bisa bahagia?”

      Versi yang serupa:
      Brezhnev mimpi bertemu tuhan. Ia bertanya: “Tuhan berapa lama lagi Soviet akan mencapai komunisme?” dan dijawab Tuhan dengan “Masih 15 km lagi.”
      Bangun tidur, Brezhnev memanggil rapat politbiro dan menyampaikan mimpinya. Tapi tak ada yang bisa menginterpretasikan arti 15 km, sampai anggota dari biro propaganda menemukan jawabannya: “Kawan Brezhnev, ingatkah pidato Anda bahwa setiap tahap Pembangunan Lima Tahun membawa kita selangkah menuju komunisme?”

      • Tuhan menangis dan berlalu adlh dialog pemimpin rusia dgn tuhan tp yg (15 KM) lagi adlh ‘dialog’ pemimpin rusia dgn komputer tentang berapa lama lagi rusia mencapai komunisme

  12. dan tentang sang Paus yang sakit keras … (bayangkan apa akibatnya kalau tokoh Paus diganti dengan Ayatollah atau Mullah)

    • Iran tentulah contoh sebuah lahan kitsch yang menarik juga. Tadinya tergoda untuk mencuplik satu dari Iran. Tapi takut tak fokus. Humor Iran punya nuansa yang berbeda: mereka tidak boleh bohong. Jadi candaannya bener2 kisah nyata.

      Salah satunya: Pada saat Perang Iraq-Iran, Iran memiliki front tempur berlapis-lapis. Lapis2 depan untuk prajurit beneran. Lapis2 depan untuk para mullah dan pejabat yang mau ikut jihad melawan pasukan fasiq Iraq. Tapi lapis belakang dibuat aman sehingga tak terjangkau serangan Iraq. Dan akibatnya serangan dari lapis belakang pun sebetulnya tidak pernah bisa menjangkau Iraq. Anyway, mereka tetap jadi pahlawan perang karena sudah turun langsung ke “front” :)

  13. Aku lupa tentang yang 150 kopek. Gimana ceritanya?

    Aku juga gak ingat persisnya, tapi intinya: tiga orang dipanggil untuk menjadi calon astronot. Mereka ditanyai berapa bayaran yang diminta untuk tugas itu. Orang pertama bilang: “satu juta rubel”; orang kedua bilang: “dua juta rubel”; yang ketiga bilang: “kita pakai saja tarif taksi…”

    • Tapi kenapa ya, selalu tiga? Ingat yang kisah memelihara ayam? Orang ketiga menjawab “Saya berikan 50 kopek buat si ayam. Terserah mereka mau memilih makanan apa.”

      • Mungkin kalau dua terlalu sedikit sehingga pesannya tidak sampai, tapi kalau empat kebanyakan.

        Dan jangan lupa dengan kata si Rabbi Yahudi: “Saya lemparkan semua uang itu ke udara. Tuhan boleh mengambil sebanyak yang Dia mau. Sisanya yang berjatuhan menjadi milik saya.”

      • Ada tiga yang lain sih, tapi Italia.

        “Apa yang terjadi di gereja waktu kotak derma diedarkan?”
        “Satu orang Italia pingsan, dan dua lainnya menggotongnya ke luar.”

    • Ya udah. Bonus yang singkat saja:

      “Apa bedanya kapitalisme dan sosialisme?”
      “Kapitalisme membuat manusia mengeksploatasi manusia. Sosialisme sebaliknya.”

    • Really? Titip salam ya :). Dan, btw, yang ini tidak ada di buku itu:

      “Kenapa Uni Soviet tidak juga mengirim manusia mendarat di bulan?”
      “Takut kosmonotnya membelot.”

  14. Ada yg bertanya kepada seorang anak yg ditinggal di rumah sendirian oleh orang tuanya, “kapan ayahmu pulang?” sang anak menjawab dengan yakin dan presisi bulan, hari bahkan sampai jam-nya ayahnya akan pulang. Ketika ditanya ayahnya kemana, si anak bilang “ayah sedang mengorbit bulan, dia seorang kosmonot” …

    “Lalu, ibumu kapan pulang?” si anak hanya mengangkat bahu, “dia sedang antri makanan … “

  15. memang banyak dari gaya humor negara lain tidak lucu bagi kita, tapi tingkat humor yang mereka tawarkan adalah humor yang memutuhkan pencernaan yang baik bagi pendengar maupun pembacanya

  16. coba ketawa ala suku2 di Indonesia dicampur ya…pasti keren tuh…hehe

    btw, mantap mas td di Metro !

    Sukses slalu

    • Ya deh, sekali2 humor suku Indonesia. Mudah2an nggak dituduh SARA.

      Orang Madura dikenal bandel tapi jujur. Nah, alkisah seorang Madura dihentikan polisi di jalan.
      “Ada apa, Pak Polisi?”
      “Bapak tidak melihat lampu merah tadi Pak?”
      “Waduh. Lampunya kelihatan. Bapaknya yang nggak kelihatan tadi.”
      “Ya, itu pelanggaran Pak. Bisa lihat SIM-nya?”
      “O … ada.” (Sambil menyerahkan)
      “Kok fotonya beda?”
      “Punya tetangga saya itu Pak”
      “Wah Pak. Nggak boleh pakai punya tetangga.”
      “Bapak ini gimana? Sama yang punya aja boleh dipakai, kenapa Bapak yang marah-marah?”

  17. Selamat ya Mas atas kemunculan di Metro. Cuma menonton acara kemaren itu saya jadi rada bingung mengenai keberadaan blog di negeri kita. Setelah sekian banyak blog yg dihasilkan (sekitar 1 jutaan ya Mas?), setelah sekian buku mengenai blog dipajang di toko2 buku, setelah sekian liputan mengenai blog di tv kita, ternyata masih muncul juga pertanyaan seperti “Sebenarnya blog itu apa sih?”. Kenapa ya Mas?

    • Karena nggak ada yang bener2 telah mendefinisikan blog: benda yang terus berevolusi itu. Harus CMS-kah? Harus interaktifkah? Harus personalkah? Bisa ke mana? So, nikmati aja, tanpa harus mencoba membakukan. It works :)

  18. Wah Rusia aja bisa bikin ketawa…

    Sekali-kali Indonesia ketawain juga donk… Mas Kuncoro bikin Cara Mentertawakan Indonesia gitu…

    Salam kenal ya Mas..

  19. wah masuk metro jd tambah beken nih, tambah teman satu lagi ga keberatan kan ? so salam kenal aja kalo gitu ya…good luck

    • SEO itu apa? Singkatan tiga huruf? Hmmmm ….

      Seorang imigran Russia berjalan-jalan di Boston. Mendadak ia sadar sedang diikuti seseorang. Tapi ia pikir … ini kan Amerika … kenapa takut? Jadi ia balik kanan dan langsung mendatangi si penguntit.
      “Kamu KGB?”
      “Bukan.”
      “Atau GRU?”
      “Juga bukan.”
      “CIA? FBI? NSA?”
      “Sama sekali bukan.”
      “Lalu buat apa membuntuti saya?”
      “GAY.”

  20. Ini favorit saya:
    Dua orang optimis dan pesimis ngomongin soviet.
    pesimis: “Negara kita sudah sangat buruk sehingga tidak mungkin untuk menjadi lebih buruk lagi”
    optimis: “jangan kuatir, kemungkinan selalu ada”

    • Atau pesimisme zaman Yeltsin:
      “Duh, sejak Soviet bubar, makin kacau bangsa kita. Sekarang jadi pecah dan lembek kayak melon.”
      “Syukurlah, akhirnya ada makanan.”

  21. Indonesia terkena dampak euphoria untuk menertawakan orang lain dan diri sendiri yang sebelumnya terbungkam…ayo mulai tertawa dengan ikhlas…dengan semangat lelucon yang ideologis ke Indonesiaan…

    • Kayaknya sedikit banyak mirip deh.

      Pulang sekolah, Alfonso menangis. Bertanyalah bapaknya.
      “Ada apa kau menangis?”
      “Dimarahi Bapak Guru. Tadi Bapak Guru tanya ‘Siapa penulis teks proklamasi?’ Lalu saya bilang ‘Bukan saya, Bapak!’ Tapi Bapak Guru marah, lalu saya disuruh pulang.”
      “Sudahlah Alfonso. Kalau berani berbuat harus berani bertanggung jawab. Besok pagi, kau menghadap Bapak Guru, lalu mengaku saja kalau kau yang menulis teks proklamasi.”

      Atau yang lebih seram:

      “Kenapa burung garuda Pancasila menghadap ke kanan?”
      “Musuhnya di kanan.”

  22. saya baca buku ini waktu SD, tapi entah kenapa saya inget buku ini malah inget bagian yang pornonya, yang sosis atau menepuk pantat ceweknya.
    jaman dulu banyak amat orang bikin buku humor yah mengikuti buku mati ketawa cara rusia ini salah satunya humor serdadu karya adang s.

    • Ada porno beneran, ada porno politik. Yang ini politik:

      Menteri perindustrian Inggris minta menghadap Churchill segera. Setelah menghadap, ia melapor, “Gawat Pak. Orang Soviet memesan kondom dari kita.”
      “Lalu?”
      “Ukurannya Pak. Panjang 1m, diameter 10cm.”
      “Buat saja sesuai ukuran.”
      “Siap Pak.”
      “Jangan lupa tulis: Made in UK.”
      “Siap Pak.”
      “Dan: Size = M.”

      Ini juga:

      Di rehat perjanjian SALT, Ford berbincang Brezhnev. Pembicaraan akhirnya jatuh ke soal seni. Dan lukisan. Lalu mereka berjanji saling melukis. Tapi Brezhnev berpesan: “Jangan porno ya.”
      Waktu mereka bertemu lagi, Ford memamerkan lukisannya: gambar Brezhnev hanya pakai celana pendek, dengan dua buah dada besar.
      “Maksudnya apa?” tanya Brezhnev.
      “Itulah Anda,” jawab Ford, “Dengan buah dada satu menyusui Asia, dengan buah dada satunya menyusui Afrika.”
      “Lalu untuk rakyat Soviet?”
      “Kan katanya nggak boleh porno.”

  23. yang mbedain humor kita as indonesian sama humor mancanegara is gaya bahasa dan tingkat kecerdasan dalam menuangkan kalimatnya. kalo humor indonesia dilihat saja udah bikin ketawa. tapi kalo yang russia gini, harus mikir duluan, baru bisa ngakak. hehehhehehehe .. salut buwat mas koen.. kapan ya ada orang indonesia bisa bikin humor secerdas humor russia kayak gini ?? :) :)

    • Yang ini khas Indonesia, tapi sesuai spec yang diminta :) (ada di http.koen.cc juga):

      “Jadi Anda kerja di mana?”
      “Di BIN.”
      “Jadi apa tugasnya?”
      “Antara lain menginvestigasi orang-orang yang tidak puas dengan kondisi negara.”
      “Berarti yang sudah puas tidak perlu diinvestigasi?”
      “Oh, yang itu tugas KPK.”

    • Ekstra deh. Kiriman dari anonym.

      Sebuah hotel di Yerevan. Di Lt 5, empat orang menginap di satu kamar. Tak bisa tidur, dua orang mulai bertukar humor politik. Yang ketiga tergelitik ikut. Yang keempat, mencoba tidur, tapi gagal karena terlalu bising. Mencari akal, ia keluar, turun ke resepsionis, lalu pesan 4 gelas teh. “Tapi tolong antar 30 menit lagi ya,” katanya. Ia lalu kembali.
      Pura2 mencoba tidur, setelah hampir 30 menit, ia bangun, mengangkat lampu meja, lalu berkata “Terlalu panas di sini, Kamerad Mayor. Kirim 4 teh donk.” Dan teh langsung diantar ke kamar.
      Suasana jadi hening & tegang. Kawan usil kita jadi bisa tidur lelap. Tapi paginya, ia heran bahwa kamarnya sepi. Turunlah ia ke resepsionis.
      “Ke mana orang2 sekamar saya?”
      “Digerebek agen semalam. Ditangkap semua.”
      “Kok saya nggak ikut ditangkap?”
      “Kamerad Mayor suka humor Anda. Ia tertawa terpingkal2, dan memutuskan tidak menangkap Anda.”

  24. huahahaha…. jadi inget lagi, dulu waktu SD/SMP ketagihan beli buku-buku seri “mati ketawa” ini…. gak apa-lah berderai-derai bukunya, kan hasilnya harga terjangkau kantong anak SD/SMP :D

  25. arkeolog tidak bisa memberikan info sehubungan ditmukan sebuah mummi,maka dimintalah bantuan KGB.
    KGB:”kami telah mendapatkan informasi penting”
    arkeolog:”bagaimana caranya?”
    KGB:”kami paksa “dia”mengaku

  26. kayaknya buku ini dulu terkenal banget ya…di berbagai referensi tentang humor selalu disebut buku ini.. bagaimana ya untuk dapat atau download buku ini? sepertinya perlu dibaca untuk bahan saya yang sedang melakukan penelitrian mengenai humor Rusia.. ada yang bisa membantu?

  27. Mati Ketawa Cara Rusia, baca 20 tahun lalu, masih kangen pengen baca lagi, tapi bukunya sudah hilang di telan kerusakan, berurai – urai halamannya sebelum sirna di telan bumi.

Leave a Reply to Ken Aditya Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.