Nokia Twelve Hundred

Masalah pemanasan global mulai memanas dan soal krisis energi mulai dikritisi. Tokoh politik (dalam arti positif) mulai mengingatkan masyarakat dan memperbaiki regulasi. Pembalak hutan mulai dikerasi, biarpun malah dilindung oknum menteri oon tertentu (cuma oknum). Industri2 mulai mendorong lifestyle masyarakat yang ramah lingkungan.

Di RRC misalnya, ada semacam regulasi yang mendorong produk ponsel negeri itu menggunakan charger standar. Dan tentu, standar yang tidak sulit, yang sudah ada sebelumnya, adalah USB. Maka tak heran, ponsel baru buatan RRC (dan juga Taiwan) kini menggunakan charger berinterface USB. Charger2 bisa saling dipertukarkan antar merk HP. Almarhum Xphone II punyaku bisa berbagi charger dengan Huawei misalnya. Dan tak perlu heran bahwa justru RRC yang punya ide semacam ini. Selain menjadi kekuatan baru dalam industri selular (d/h sel ular), mereka juga jadi konsumen terbesar. Bayangkan penghematan yang bisa dilakukan kalau semua merk HP yang dijual dalam skala RRC menggunakan charger yang sama, dan bayangkan penghematan bagi konsumen jika misalnya HP-HP RRC/Taiwan yang umumnya agak murah itu bisa dijual lepas tanpa charger (karena toh di rumah atau di kantor kita sudah punya charger yang cocok).

Nokia punya pendekatan berbeda. Darpos (sadar posisi) sebagai pemasar HP terbesar secara global, termasuk posisi sampingnya sebagai trendsetter; Nokia mulai menampilkan lifestyle yang berbeda: HP amat hemat energi. Pertengahan tahun lalu misalnya, Nokia meluncurkan produk HP bertampilan jadul: Nokia 1200. Jangan salah: tampilannya memang jadul, dan layarnya monokrom hijau; tapi featurenya lebih jadul lagi. HP ringan, berbahan murah, dan hemat energi ini sempat menarik perhatian pasar. Review atas HP ini bukan tampil di majalah2 HP kelas tabloid, tetapi justru di majalah gadget keren, dan majalah2 sains. Majalah Science&Vie di bawah ini misalnya. Harga HP ini tak semurah HP RRC yang berlayar monokrom. Ini Nokia dengan lifestyle, bukan paket HP murah :).

nokia1200.jpg

Mungkin mirip style naik sepeda ke kantor.

“Hare gene? Ke kantor ngayuh sepeda?”
“Heit, ini bukan sepeda Oemar Bakrie, tetapi ini sepeda lifestyle.”
“Heya. Lagian guru zaman sekarang gajinya tinggi lo. Tapi kok bentuknya sama, featurenya sama? Sama2 jelek.”
“Ini lifestyle! Geto loh! Secara geto loh!”
“Sama stylishnya dengan ABG Amrik yang konon lagi gandrung knitting ya?”
“Mungkin. Eh, masa? Tapi sama dengan gaya minum kopi tanpa gula. Selain menghemat gula, mencegah diabetes, juga dilabeli gede2: LIFESTYLE.”
“Sebenernya lifestyle loe itu berkait sama pengetahuan, kesehatan, apa sekedar pamer bahwa loe bisa sewa apartemen deket kantor?”

Mungkin nantinya akan lebih mudah mengembangkan HP hemat energi ini menjadi HP 4G hemat energi, daripada membuat HP 3G boros energi saat ini menjadi HP hemat energi. Anyway, ini akan jadi menarik buat kaum2 pikoen, baik yang suka lupa melistriki HPnya setiap malam, ataupun yang suka lupa membawa charger dalam perjalanan.

Tentu saja HP ini belum menarik buat kite2 yang lebih banyak memakai HP untuk blogging dan memeriksa email, sambil mengabaikan telepon masuk dan selalu lupa membalas SMS. Dan, uh, chargernya belum USB. Lucunya, kayak sepeda lagi (karena semua relasi sudah kita balik), ini juga bisa dipakai untuk show-off: gue bukan orang yang masih mikirin email — gue bisa sukses dan tetap keren tanpa menyentuh Internet.

Ngantor dulu ah. Ngantor waktu weekend ini sebenernya lifestyle baru juga. Pesan yang disampaikan: gue tetap keren tanpa kehidupan sosial. Hush.

9 Replies to “Nokia Twelve Hundred”

  1. Gimana kalo sekalian kinetik power aja mas kayak arloji? Tiap sekian jam dikocok2, atau kalau lagi nelpon kudu sambil loncat2. Mirip pocong nelpon? Oh bukan.. ini lifestyle! Hihihi

  2. Aku pegang dua HP Nokia E-series : E50 dan E61. Abis itu aku beliin HP buat ibuku, Nokia cupu seri 1110 buat telpon dan kirim SMS doang.

    Justru HP 1110 Nokia itu aku bilang keren banget. Nggak banyak babibu, dipencet ON ya nyala, dipencet OFF ya mati, nggak pake kelamaan booting dan shutdown kayak E-series. Ringtone nya kenceng banget, MP3 quality. Bisa keluar suara manusia spt nomor 103 “sekarang jam lima lewat tiga” walaupu agak2 robot gitu suaranya. Jadi kalo cuma butuh nelpon/sms ringan doang, gak perlu beli HP aneh2, cukup beli barang itu aja. Sisanya ya beli notebook, PDA ama iPod :)

    Fitur terhebatnya adalah simplicity!

  3. @Nita: Ga ngikutin lifestyle adalah sebuah lifestyle yang lain
    @Anis: Katanya yang rugi itu yang tidak “beriman, beramal soleh, saling mengingatkan dalam kebenaran, saling mengingatkan dalam kesabaran.”
    @Affan: Ibuku malah lebih sadar teknologi. Maunya pegang HP yang featurenya paling komplit, haha :). Tapi, tentu saja 1110 lebih cepat booting dibanding E-series, ‘secara’ kalkulator meja juga lebih cepat booting daripada Excel over Vista over Pentium IV.

  4. setuju pake hp nokia yang paling murah adalah lifestyle!
    ngeboseh ke kantor jelas lifestyle!
    kagak ngopi di starbuck juga lifestyle!
    kerja kantoran pas weekend juga lifestyle….. yang tak menarik:) hahaha…

  5. @Raffaell: Pake minix? Duh, kebayangnya terminal hitam putih. Minix udah sampai mana sih?

    @Mer: HP ‘yang itu’ akhirnya dikemanain?

Leave a Reply to Koen Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.