Seberapa sering kita harus bilang terima kasih?
Cukup sering sehingga membuat kita terus ingat untuk menghargai orang lain, tapi tidak cukup sering untuk membuatnya jadi basa-basi tanpa arti.
Coba bayangin, kalau kita beli roti dan krupuk di Marks & Spencer. Kasih semua ke teller, dia hitung, bilang ei’ pound fifteen pence plizz, trus kita kasih card, dia terima sambil bilang thank you, terus dia nawarin kalau kita perlu uang cash tambahan, kita bilang nggak usah, thank you, terus dia tekan tuts beep beep beep, keluar kertas, kita tandatangan, balikin ke dia, dia terima sambil bilang thank you, terus dia nawarin tas plastik, terus kita mengiyakan sambil bilang thank you, terus dia kasih barang-barang kita dan kita bilang thank you, terus kita kasih salam dan dia senyum sambil bilang thank you.
Kayaknya inflasi bener.
Dan waktu si Adnane mau nganter aku ke Warwick buat nonton Berlin Symphony Orchestra, aku pulangnya bilang thank you. Pause. Trus bilang: I mean it, thank you. Kalau thank you udah inflasi, kita janagn-jangan harus sering bilang kayak gitu: I mean it.