Di tengah jalan Supratman, musik imajiner dari Wagner kembali
terdengar. Siegfried. Bukan lambang dari kemenangan yang datang
disertai pengorbanan yang luar biasa dari tokoh Siegfried yang
tak putus dirundung malang (haha) itu. Tapi lebih jadi lambang
kekhusukan Wagner memulai karya yang luar biasa itu waktu di depannya
tidak tampak ada harapan sama sekali. Yang jadi pemicu kemanusiaan
sejati justru bukan sesuatu yang tampak, yang terproyeksikan,
tetapi sesuatu yang lebih ada dari itu.