Coventry in Colours

Coventry tak lagi hanya kelabu. Kembang-kembang kecil putih kuning ungu mulai tumbuh. Agak kontras dengan kemarin, saat kabut enggan menipis, dan seekor rubah mati di pinggir jalan.

Maunya aku sih, hari ini mood juga jadi berwarna-warni, tapi agak sulit. Dikejar deadline sih.

Dan aku hampir tak punya waktu buat kerja. Teman-teman terus dan terus panik dan tanya ini itu, dengan style menuntut amat. Sampai di rumah telefon berdering tanpa ampun, dan pintu diketuk sampai tengah malam.

Satu teman datang dari kota gara-gara clueless soal teletraffic. Dan malamnya aku harus antar pula dia ke Warwick (on foot) untuk cari bus stop. Pulangnya: dingin, lelah, kecewa kecewa gara-gara aku belum tulis assignment aku sendiri. Mau mengeluh, tapi nggak tau untuk apa. Allah juga nggak akan memberikan keajaiban mendadak, soalnya Allah pingin makhluk kesayangannya ini kuat berjuang, dan nggak gampang mengeluh.

Di tengah dingin, frame aku bergeser. Aku coba bayangkan, andai peran diubah, dan aku jadi teman-teman aku yang clueless menatap berseliwernya dunia telekomunikasi dan digital, trus harus panik ketuk sana ketuk sini telefon sana telefon sini dan kebingungan sepanjang hari sepanjang malam.

Yeah, all praise for you ya Allah. Aku tak akan pernah mengeluh ….