Andai tidak ada wabah COVID-19, tentu hari ini dirayakan luar biasa oleh para penggemar tulisannya di seluruh dunia. Antoine Marie Jean-Baptiste Roger, Vicomte de Saint-Exupéry, lahir di Lyon 29 Juni 1900. Hari kelahirannya kini disebut sebagai Hari Pangeran Kecil.
Juni tahun lalu aku sempat mengunjungi kembali dinding di Pantheon yang dipahat untuk mengenang Pahlawan Perancis yang menghilang saat misi pengintaian di pantai selatan Perancis 75 tahun sebelumnya (31 Juni 1944). Seorang pioneer di industri penerbangan beberapa dekade sebelumnya, dia memaksakan diri untuk terbang pada usia yang sudah tidak optimal, dan menghilang dalam tugas.

Buku Pangeran Kecil ditulis seolah sebagai memoar dalam keresahan St-Ex, yang bahkan melintasi waktu. Pangeran Kecil resah akibat ancaman kerusakan pada planetnya oleh baobab, akhirnya pergi ke bumi, untuk melihat dunia yang acuh dan bodoh. Dengan bekal seadanya — gambar domba saja — Sang Pangeran Kecil memutuskan kembali. Dia dipatuk ular padang pasir, dan pastinya meninggal, namun sebenarnya ia hanya menghilang. Begitupun St-Ex yang meninggalkan Eropa hanya untuk melihat masyarakat Amerika yang masa bodoh. Ia menyerahkan manuskrip Le Petit Prince ke penerbit, lalu kembali ke Eropa, dan hilang dalam misinya. Pastinya meninggal? Namun ia — seperti yang ditulis di dinding Pantheon — hanya menghilang.

Yang dikhawatiri St-Ex untuk dapat merusak Eropa adalah bibit-bibit totalitarianisme, kediktatoran, yang berawal seolah dari gerakan rakyat yang hendak mengangkat harkat hidupnya. Waktu kecil, tak jelas mana bibit tanaman biasa, dan mana tanaman perusak. Namun kita harus waspada. Pangeran Kecil rajin menyapu planetnya, memastikan tuna baobab tak tumbuh. Ia pun mencari domba untuk makan tunas baobab, sambil khawatir domba makan bunga mawarnya. Sebelum St-Ex pergi ke Amerika pun, ia telah didiskreditkan baik oleh Pemerintah Vichy yang mendukung pendudukan Nazi di Perancis, maupun oleh Jendral Charles de Gaulle sang pemimpin gerakan Perancis Merdeka. Pemerintahan Vichy — suka atau terpaksa — memang pendukung kediktatoran Hitler. Namun St-Ex melihat bahwa de Gaulle pun memiliki sikap dan peluang seorang diktator. Musuh kemanusiaan, dan ancaman bagi rakyat, bukan yang di kanan atau di kiri, melainkan potensi totalitarianisme, baik pada individu maupun kelompok.

Tahun-tahun peringatan 120 tahun lahirnya St-Ex (serta 75 tahun menghilangnya St-Ex tahun lalu) diperingati secara tenang, nyaris tanpa keramaian. Tahun lalu, Montblanc Jakarta mengundangku menyampaikan cerita Si Pangeran Kecil pada para loyal customer-nya. Montblanc menerbitkan edisi khusus St-Ex tahun 2017, dan edisi khusus Pangeran Kecil tahun 2018, 2019, dan 2020. Tentang perpenaan ini, sila simak di KALAM.ID.

Site LEPETITPRINCE.EU juga sudah makin dilengkapi dengan data buku Pangeran Kecil yang makin banyak dari 6 benua (minus Antarktika) dan 3 lautan, termasuk wilayah-wilayah di tengah samudera dan di sekitar kutub utara. Situs berbasis wilayah negara itu kini ditemani juga dengan situs baru PANGERANKECIL.COM yang berbasis akar bahasa. Jumlah buku sudah mencapai … ah apa sih relevansinya angka dengan dunia kita?

Singgungan Weyl atas fisika dimulai di tahun 1910an. Waktu itu ada dua gaya yang dikenal: elektromagnetik, yang sudah diformulasikan Maxwell, dan gravitasi, yang baru saja direformulasi Einstein. Weyl melihat bahwa persamaan Maxwell dapat diperluas ke prinsip simetri kovariansi umum, dengan prinsip simetri baru yang dinamainya invariansi gauge, yang memungkinkan pengunaan skala jarak (atau gauge) pada titik2 yang berbeda, selama sebuah entitas matematika yang dinamai ‘koneksi’ dapat menghubungkan titik2 itu. Gagasan Weyl adalah bahwa koneksi ini dapat juga diidentifikasikan dengan medan elektromagnetika. Namun notasi matematika atas koneksi juga muncul dalam relativitas, yaitu saat si koneksi menunjukkan cara melakukan “transportasi paralel” atas grid referensi dari satu titik ke titik lain. Dan seterusnya, dan seterusnya. Namun kemudian Einstein menolak prinsip gauge Weyl ini, karena implikasinya adalah bahwa sebuah jam akan berubah skala waktunya saat melintasi medan elektromagnetik — hal yang tak pernah ditemukan dalam eksperimen. Paper Weyl diterbitkan di tahun 1918, lengkap dengan catatan Einstein yang halus dan santun, bahwa hipotesis yang harus dikagumi kedalaman dan ketajamannya itu tidak mungkin benar. Weyl pun berhenti dengan ide itu.
Alf lulus menjelang PD II, saat ekonomi tak terlalu baik, dan dunia peternakan sedang kolaps. Banyak dokter hewan menganggur dan terpaksa menawarkan diri bekerja sekedar bertahan hidup. Tapi ia beruntung. Donald Sinclair, seorang dokter hewan yang eksentrik dari Thirsk, York, secara tergesa menerimanya sebagai asisten, karena beberapa hari kemudian ia ke RAF untuk menjadi penerbang sukarelawan. Donald tak lama di RAF, dipulangkan karena terlalu tua :). Berpraktek berdua, ia merasa memerlukan mobil tambahan, dan membeli mobil bekas di Glasgow. Alf diminta mengambil mobil itu, sekaligus menjemput adik Donald: Brian Sinclair. Brian juga eksentrik, tapi di sisi yang berlawanan dengan Donald. Ia nyaris tak pernah menseriusi apa pun dalam hidupnya. Bertiga, mereka mengarungi ketradisionalan dunia peternakan di Yorkshire, dalam hidup yang sangat berat namun sekaligus sangat indah.





Tesla memulai bekerja di Budapest. Setahun kemudian, ia pindah ke Paris, bekerja untuk sebuah sayap perusahaan Edison. Prestasi2 Tesla dihargai, tapi tidak dalam bentuk uang :). Idenya tentang generator AC didengarkan pihak direksi, dan kemudian ia dikirim ke New York, menemui Thomas Alva Edison sendiri. Pengantar dari direksi di Paris berbunyi seperti ini: “Ada dua orang hebat yang kami tahu. Pertama adalah Anda sendiri. Dan yang kedua adalah anak muda ini.”