Bright & Beautiful

Di blog yang lain (aku sendiri nggak tahu jumlah blog yang aku tulis, di luar ABN), aku sempat menulis bahwa kalau misalnya aku disuruh memilih tinggal di satu dari dua planet, satu isinya cuman buku, dan satu lagi Internet termasuk blogging; aku pasti akan memilih planet dengan buku :). Buku terlalu mengasyikkan, dan belum tergantikan sama benda apa pun. So, aku menikmati weekendku dengan buku2. Ya, terinterupsi dikit oleh Kopdar Blogger Bandung dan ekstra nyeri yang secara sporadik mendadak menusuk kepala. Tapi keasikan membaca sedang tak terganggu.

Weekend diawali dengan baca buku … uuuh … bukunya OK dan inspiring banget. Tapi karena belum terbit, aku terpaksa merahasiakan judul dan nama pengarangnya (selain membocorkan dikit). Ini adalah bagian dua dari sebuah trilogi, dan menceritakan seorang kolumnis penjelajah alam. Pekerjaannya adalah melempar dart pada peta Indonesia, lalu mengunjungi tempat di mana dart itu mendarat, lalu menulis kolom tentang tempat itu dari sisi yang unik. Si kolumnis ini sayangnya bukan Internet-savvy, jadi terjebak sebuah masalah yang pasti bisa dipecahkan para techno geek :p. Bagian2 ceritanya sempat bikin aku ketawa terpingkal2, dan sekali terharu berat. Si penulis sampai membaca ulang tulisannya untuk mencari bagian yang bisa bikin aku terharu berat — dan nggak ketemu. Doi lupa apa yang selalu diingatkan Derrida: sebuah teks telah meninggalkan penulisnya dan menjadi milik pembacanya, lengkap dengan segala penafsirannya.

Trus mendadak kangen tulisannya Herriot. Serial Herriot semestinya cukup lengkap di rak buku. Aku mulai dari All Things Bright & Beautiful. Di Darrowby, Herriot mulai mewarisi sedikit sifat paradoks dari Siegfried. Kesal berat pada peternak yang tak menghargai libur natalnya, lalu memuji mereka sebagai pencerah dunia. Bab lain menceritakan Herriot sebagai jagoan pembungkus kucing: seliar apa pun si kucing pasien, ia selalu bisa membungkusnya. Ia hanya gagal waktu menangkap kucing bernama Boris, akibat ulah Tristan si pengacau yang justru menikmati mengejar2 kucing liar + superlincah itu. Tokoh lain yang juga muncul adalah dokter Ewan, yang mengatasi banjir uterus (yang pernah amat menakutkan Tristan) hanya dengan setengah pon gula, rak bir, dan sebotol wiksi.

Herriot lalu juga menceritakan perkenalan pertama dengan Granville, dokter hewan kelas atas yang pasiennya hanya binatang kecil, tinggal di kota besar (200rb penduduk), berasisten seorang resepsionis cantik, beberapa suster cantik, dan memiliki istri yang amat cantik. Granville amat profesional. Bekerja cepat dan efisien, menolong hewan yang sudah tak dapat ditangani Herriot (anjing betina dengan tumor, kucing seorang kolonel yang terlindas mobil dan rahangnya sudah lepas, dst, dst). Ia selalu baik hati & penuh persaudaraan pada Herriot; berbagi tembakau mahal, baju bagus, dan gemar mentraktir bir hingga wiski. Bagian terlucu adalah bahwa setiap kali Herriot bertemu Zoe, istri Granville, ia selalu dalam keadaan amat mabuk dan kusut, sementara mereka berdua tetap tampil prima dan bersahabat. Di adegan kucing itu, Herriot sudah hampir menidurkan si kucing selamanya, sebelum pikiran sehatnya kembali, dan ia melarikan si kucing ke Granville. Operasinya berat, dan si efisien perlu waktu 1 jam plus keringat tebal plus sempat membentak Herriot. Tapi berhasil. Lalu dengan ramah ia mengajak Herriot mengikuti seminar dokter hewan. Waktu Herriot mengiyakan, ternyata seminarnya di luar kota, di balik pematang gunung pembelah Inggris itu, dan mereka baru berangkat jam 8 malam, di tengah badai salju. Di sana mereka ketinggalan seminar, dan “cuma” kebagian banyak bir. Lalu pulang dengan kecepatan tinggi. Baru Herriot pulang ke Darrowby. Paginya ia baru tahu bahwa jalan yang mereka lintasi sambil ngebut semalam itu sudah beberapa hari ditutup karena terlalu berbahaya. Tidak ada mobil yang lewat sana. Buku ini dan buku2 berikutnya banyak menceritakan pertemuan2 dengan Granville.

Membuatku berpikir … sialan, akhir2 ini aku terlalu gampang menyerah ya? Meowwwwww :)

19 Replies to “Bright & Beautiful”

  1. Mas Koen, udah dapat bocoran buku terakhir tetralogi Laskar Pelangi?

  2. saya sendiri sedang menamatkan baca komik Budha karya Osamu, dan sangat inspiring banget buat gwe yang lagi gundah.

  3. Lisa sih lagi baca bukunya Jorge Luis Borges. Beberapa kali Mas Koen nyebut nama Borges di sini. Dibikin reviewnya donk sekali sekali.

  4. “Serial Herriot semestinya cukup lengkap di rak buku”
    Semestinya? ummm …
    Btw, Boris dan Tristan itu layak dikawinkan :). Pasti akan menghasilkan makhluk hitam kebiruan yang super lincah, kadang menyebalkan tapi membuat sekitarnya jadi hidup.

  5. @Southern Light: Kalau nggak salah, judulnya diganti jadi “Herriot tidak pernah mampir di Edensor” :). Meow.

    @Taruma: Blogger diajak mengumpulkan dan menyumbang buku yuk. Meow.

    @Diki: Lebih sakaw lagiy kalaw nggak bacaw bukuw. Hey, hari Minggu kemarin aku ketemu Yudha cluster.web.id pakai kaos Chickenstrip. Tapi Diki-nya sendiri malah tak tampak. Kemanakah? Meow.

    @Abah: Gundah kenapa, young man? Terlipurkah oleh buku2? Meow.

    @Lisa: Hah, makhluk dari Orbis Tertius ada yang menyukai Borges. Kureview nanti dalam bahasa Uqbar. Atau, dengan gaya Borges, aku bisa bikin 1 blog lagi :). Meow.

    @Novi: Tanpa dikawinkanpun, Tristan sudah superlincah dan membuat hidup lebih hidup. Kurang “hitam kebiruan” aja kayaknya. Meow.

  6. cerita dokter granville ini kayaknya juga ada di salah satu buku yang ada di rak bukuku, walaupun pasti bukan bright and beautiful :)

    *berharap dapet bocoran lebih lanjut tentang buku si kolumnis penjelajah alam ini…. :)

  7. @Yudha (IGOS): Kenapa cuman 1 ?

    @Yudha (Cluster): Memang sih. Itu satu2nya kegiatan yang tetap bisa dinikmati dalam situasi itu :).

    @Adham: Hah? Jadi salah satu dari 3 ayam itu …

    @Neenoy: Bocoran? Hmmm, kayaknya aku malah jadi curiga sesuatu :)

  8. kolumnis penjelajah alam? buku apa sih? biasa, saya rada kuper klo tentang perbukuan.ga tau yg up to date. catatan seorang demonstran n 3 buku tetralogi laskar pelangi aja baru baca minggu kemaren. kasian ya..

  9. sayang buku di negeri ini masih jadi barang lux
    buat sebagian besar penduduknya ya …

    dan yg lebih sayang lagi,
    kegemaran membaca, juga masih menjadi kegemaran yg aneh … :)

  10. yes…berhasil masuk…
    akhirnyaaaa…:p (ini di warnet lho mas.. hehe)

    gimana?? udah ketemu sama bapak-bapak prudential… :p

    buku…oooo…i luv buku…
    terutama buku anak-anak…hehehe
    viva roald dahl!!!! :)

  11. pak kuncoro kalau bukunya sudah terbit, tolong saya diberitahu judulnya :-). terimakasih.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.