Tag: LIPI

IEEE Day 2016

IEEE Day diperingati setiap Selasa pertama di bulan Oktober. Konon, pada awal Oktober 1884 itu, para pioneer dan engineer di dunia kelistrikan berjumpa (konon termasuk Edison dan Tesla sendiri), dan memutuskan perlunya membentuk kolaborasi profesional. Kolaborasi itu kemudian mengerucut menjadi organisasi insinyur listrik Amerika atau AIEE. Di tahun 1912, sekelompok hacker membentuk organisasi IRE yang lebih berfokus pada rekayasa listrik untuk keperluan persinyalan, termasuk komunikasi radio. AIEE berfokus ke Amerika, dan IRE meluas ke mancanegara. AIEE didominasi kaum tua, sementara IRE diasiki engineer muda. Jumlah anggota IRE melampaui AIEE. Demi kemaslahatan profesi, akhirnya disusunlah penggabungan organisasi menjadi IEEE pada 1963. Logo IEEE merupakan gabungan dari layang-layang Franklin dari AIEE dan tangan kanan Ampère dari IRE. IEEE meluas ke seluruh penjuru dunia, dan mendalami teknologi pelopor, termasuk biomedical engineering, information theory, nanotechnology, dan seterusnya. Walau didirikan pada tahun 1963, namun IEEE melacak jejak sejarahnya sejak Selasa pertama Oktober 1884 itu.

Awal Oktober ini, kebetulan ada beberapa event di IEEE Indonesia. Jadi kami tak merasa perlu membuat event khusus untuk memperingati IEEE Day. Ini beberapa event IEEE yang aku hadiri sambil merayakan IEEE Day:

ieee-day-2016-v02


SERPONG: SCIENCE & TECHNOLOGY FESTIVAL

Science & Technology Festival diselenggarakan oleh LIPI di ICE Serpong, 03-05 Oktober 2016. Di dalamnya, tercakup delapan konferensi, dari mekatronika, informatika, kimia, dll. Dua diantaranya disponsori juga oleh IEEE, yaitu IC3INA dan ICRAMET. Sebagai bagian dari kegiatan ini, pada Selasa 04 Oktober, diselenggarakan workshop / seminar tentang Kolaborasi Riset & Publikasi Karya Ilmiah, diselenggarakan oleh Kemkominfo, LIPI, dan IEEE Indonesia. Aku menyampaikan paparan 3 jam, menampilkan peluang kerjasama riset & publikasi melalui komunitas profesional, plus prosedur penyelenggaraan konferensi internasional dengan sponsor dari IEEE.

14706736_10154557442689328_4188504795420539185_o

Presentasi & tanya jawab diakhiri foto bersama dengan latar belakang banner IEEE Day 2016.

img_0115


JAKARTA: IEEE LECTURE @ BINUS

Kamis malam, 06 Oktober, IEEE Indonesia Section menyelenggarakan IEEE Lecture di Bina Nusantara University, Jakarta. Aku memberikan paparan selama 2 jam, berjudul Collaborative Platform Architecture for Digital Experience. Peserta dari dosen, researcher, dan mahasiswa S2 / S3 di Binus University. Acara dibuka oleh IEEE Indonesia Section Vice Chair, Dr Ford Lumban Gaol – yang selalu gaol abezzzz.

screen-shot-2016-10-21-at-09_fotor

Berakhir pada pukul 21:00, kegiatan ditutup dengan foto bersama dengan latar belakang banner IEEE Day 2016.

enlight1


DENPASAR: ICSGTEIS & SMART CITY SEMINAR

International Conference on Smart-Green Technology in Electrical and Information Systems (ICSGTEIS) diselenggarakan Universitas Udayana dengan sponsor dari IEEE. Ide ICSGTEIS diprakarsai di FORTEI 2014, saat para dosen Teknik Elektro Universitas Udayana dan aku (mewakili IEEE Indonesia) memperbincangkan (secara informal) kesiapan Universitas Udayana menyelenggarakan konferensi internasional sendiri, plus dukungan ketat dari IEEE Indonesia.

ICSGTEIS 2016 adalah konferensi kedua dalam seri ini, diselenggarakan di Pantai Sanur, Bali, 06-08 Oktober 2016. Kebetulan aku hanya bisa hadir pada sesi workshop di hari ke-3, Sabtu 8 Oktober 2016. Workshop ini sepenuhnya dikelola oleh IEEE Udayana University Student Branch. Fokus workshop ini pada green technology, smart city, dan IoT. Aku menyampaikan keynote speech dengan judul Internet-of-Everything Architecture for Smart City.

14724656_10154577936189328_262998774950804198_n

Tentu kegiatan ini ditutup dengan foto bersama dengan latar belakang banner IEEE Day 2016. Tapi logo IEEE Day ada di kiri & kanan panggung. Kebetulan foto yang lengkap dengan logo ini belum aku terima. Yang ada dulu deh ya :). Oh ya, aku pakai batik dengan motif yang dinamai Batik Kuncoro. Periksa di Google deh.

img_0141

 

Kerjasama Konferensi IEEE

Dari beberapa misi Comnetsat dan Cyberneticscom tahun lalu, yang aku anggap terpenting adalah kemampuannya menyebarluaskan semangat dan komitmen mengangkat konferensi teknis ilmiah dari kampus-kampus dan lembaga penelitian di Indonesia menjadi konferensi internasional dengan standar kualitas IEEE. Di tahun-tahun sebelumnya, baru kampus semacam UI, ITB, dan ITTelkom (sekarang Telkom University) yang secara rutin menyelenggarakan konferensi internasional IEEE. Tahun ini, LIPI, UGM, UMN, telah mencoba menyelenggarakan konferensi serupa.

UGM: ICITEE

Tahun-tahun sebelumnya, UGM telah melaksanakan CITEE. Tahun ini, dipimpin Dr Wayan Mustika, diselenggarakan konferensi paralel CITEE yang bercakupan nasional dan ICITEE yang berjangkau internasional. ICITEE (International Conference on Information Technology and Electrical Engineering) [URL] dikoordinasikan dengan IEEE Indonesia Section dilaksanakan sejak awal tahun, baik secara online maupun via perbincangan di Yogyakarta.

ICITEE digelar di Sahid Rich Yogya Hotel, 7-8 Oktober. Pembukaan oleh Dr Wayan Mustika sebagai general chair. Aku mewakili IEEE memberikan congratulatory speech 7 menit saja. Keynote speeches disampaikan oleh Prof Tadashi Matsumoto (JAIST), Dr Susumu Yoshoda (Kyoto Univ), dan Dr Khiorul Anwar (JAIST).

ICITEE-550

LIPI: IC3INA

IC3INA (The International Conference on Computer, Control, Informatics and its Applications) [URL], mulai direncanakan awal 2013. Koordinasi dengan IEEE Indonesia Section dilaksanakan secara online; tetapi kami sempat melakukan dua kali kunjungan ke Gedung LIPI di Cisitu Lama, Bandung.

Konferensi digelar pada 19-20 November di Gedung LIPI, Gatsu Jakarta. Sesi pembukaan disusun dengan gaya meja-meja bundar di bawah panggung. Keynote speech disampaikan a.l. oleh Prof Md Mahmud Hasan dari Kazakh-British Technical University di Almaty dan Prof Antonio Uras dari ALICE CERN. Prof Uras bukan membahas hasil riset di LHC dan ALICE sendiri, tetapi bagaimana mereka di sana mengolah data dengan skala petabyte untuk mengambil hasil riset secara efektif. Aku didapuk jadi session chair untuk semua sesi keynote, karena semua komite sedang merangkap jadi seksi sibuk.

IC3INA-550

Selesai sesi, sempat ada bincang ringan dengan wartawan Tempo. Sambil berbincang ringan, aku menyebut bahwa kita telah beberapa tahun berusaha membangun inovasi digital. Hasilnya jauh dari menggembirakan. Dari sisi bisnis, tampak bahwa produk digital cuma jadi boom, tidak jadi revenue. Dari sisi social, melejitnya pemakai media social di Indonesia justru dibarengi mandegnya indeks pembangunan manusia (HDI) dan seluruh parameternya. Aku pikir ini a.l. karena inovasi kita lebih sering berasal dari contekan inovasi atau riset dari luar, dan bukan bukan dari riset yang dikembangkan dari Indonesia sendiri, buat kebutuhan Indonesia. Jadi kegiatan IEEE dan ekosistem pendidikan tinggi lebih difokuskan buat mendukung riset-riset nasional, termasuk dengan konferensi yang terkawal kualitasnya, dan peningkatan jurnal nasional. Tapi konon di Tempo dll, tidak ada yang bertugas mengawal kualitas berita :). Maka di Tempo yang ditampilkan adalah bahwa seolah-olah aku menuding riset-riset nasional adalah hasil contekan. Tentu, ini jauh dari pendapatku. Terima kasih, Tempo, untuk menunjukkan bahwa tugas kita memang lebih besar lagi. Bukan hanya di pendidikan nasional, tapi juga media nasional.

Sayangnya aku tidak bisa hadir di sesi paralel. Ada tugas mendadak dari Telkom DES.

UMN: CONMEDIA

Tahun lalu, Universitas Multimedia Nusantara (UMN) menyelenggarakan CONMEDIA (Conference of New Media Studies) [URL] dalam bentuk seminar yang hanya berisikan international speech. Baru tahun ini CONMEDIA menampilkan dan menguji paper-paper. Karena ini adalah pengalaman baru, UMN belum berfokus untuk mempublikasikan hasil konferensi melalu IEEE (Xplore). Namun, aku mencoba tetap menyusun skema kerja seperti halnya konferensi internasional IEEE lainnya; sekaligus sebagai sarana belajar bersama.

CONMEDIA diselenggarakan pada 27-28 November di New Media Tower UMN. Pembukaan oleh Rektor UMN Dr. Ninok Leksono; dilanjutkan dengan sesi keynote speech dari Prof. Tahee Kim (Youngsan University, Korea), Kuncoro Wastuwibowo (IEEE Indonesia Section), Prof. Richardus Eko Indrajit (APTIKOM) dan Prof. John Cokley (Swinburne University, Australia). Paparanku berjudul Converged Digital Ecosystem, dan membahas aspek teknis, desain, aplikasi dari pengembangan layanan-layanan digital. Dikenalkan juga standar baru seri IEEE 1903 yang disebut dengan NGSON. Berikutnya adalah sesi paralel.

Conmedia-550

Ketua penyelenggara, Dr Hira Meidia, sudah berkomitmen untuk meningkatkan CONMEDIA di tahun berikutnya, agar dapat memberanikan diri terpublikasi di IEEE Xplore.

Oh ya, aku juga dapat tanda mata unik menarik dari UMN & CONMEDIA. Mereka edit fotoku (waktu ketemu Dr Alain Chesnais di TALE tahun ini) dalam gaya Weda Style, dan mencetak dalam display yang keren. Here you are:

Conmedia-400

 

Konferensi 2014

Di tahun 2014, telah masuk beberapa proposal kerjasama penyelenggaraan konferensi. ITS, PENS, serta satu kampus di Malang telah mengajukan beberapa proposal juga. Kawasan timur semakin cerah. Tapi tentu target kita bukan jumlah konferensi. Kita tetap berfokus pada peningkatan dinamika dan kualitas riset ilmiah di Indonesia. Dalam konteks IEEE, tentu fokus pada STEM: science, technology, engineering, & math. Dan dalam kerangka IEEE, sifatnya tetap non komersial, not-for-profit. Di web IEEE Indonesia Section, bagian ini telah didetailkan.

© 2024 Kuncoro++

Theme by Anders NorénUp ↑