Page 84 of 210

H-10

Sepuluh hari lagi, Garfield akan berulang tahun yang ke dua puluh lima. Nah lo, yang lahir tanggal segitu berarti saudara kembarnya Garfield, yang mewarisi seluruh sifat-sifat Garfield: self-centric, suka bobo, doyan maem, suka jail, suka sinis, dan suka mukulin laba-laba. Yang terakhir barangkali susah dicari tandingannya. Tapi boleh lah diganti dengan suka mukulin Spiderman. Atau … kalau kita ingat bahwa laba-laba itu profesinya adalah menciptakan jaring laba-laba (web), boleh lah kita ganti dengan: suka mukulin para webmaster. Hah-hah-hah. Are we having fun yet?

Trus apa yang dilakukan Garfield di ultahnya yang ke 25? Emang kita pikirin :).

Khas kartun Amerika, Garfield diciptakan bukan sebagai tokoh simpatik atau tokoh yang membuat kita bersimpati. Humor pada kartun Garfield lebih difokuskan untuk menertawai keanehan kita sendiri sebagai spesies manusia, yang merasa unggul, etis, dan moralis, tapi sering nggak lebih baik daripada seekor kucing gendut yang egois. Hey, I’m not overweight. I’m undertall.

Kayak Camping

Sekelompok pekerja lepas sedang membuat saluran gorong-gorong, di bawah sinar matahari yang menghujam tanpa ampun dari pagi sampai siang itu. Tapi syukurlah waktu jeda tiba, dan nasi bungkus dibagikan. Mereka mulai mencari tempat.

Satu orang menarik temannya ke arah rumahku. “Ke situ aja,” katanya. Nggak merasa kalau suaranya kedengeran dari balik jendela. Ketawa2, mereka masuk ke halaman. Pasang kran taman untuk cuci tangan sebentar. Terus memutuskan duduk di rumput, antara pohon mangga dan pohon palm.

“Kayak camping”, kata salah satu pekerja itu. Terus makan sambil ngobrol dengan asiknya.

Pingin nawarin minum. Tapi khawatir mereka malah makannya nggak santai, tahu bahwa rumah ini masih berpenghuni.

The Greeny House

Dulu aku menamai rumah kami the greeny house. Temboknya krem, tapi penuh asesori hijau. Tapi terus cat memudar, dan aku memutuskan memilih warna hijau yang lain untuk asesorinya. Juga untuk genteng dan pintu. Kaget juga lihat hasilnya: hampir semua warna hijau ada di sini: daun pohon mangga, daun pohon palm, pintu, tembok bawah, genteng, rumput, dan tanaman-tanaman kecil — semua menampilkan kehijauan yang berbeda.

Rumah kami punya ciri khas di deretan ini: tempatnya tepat di tengah, tapi jadi satu-satunya rumah yang nggak berpagar. Ada alasan semi-ideologis di situ. Para pencoleng Bandung berhasil memaksa aku pasang teralis di jendela rumah. Mudah2an mereka nggak berhasil memaksa aku pasang pagar.

Anti sosial, memang — kalau ini artinya kita tidak mau hidup menyesuaikan diri dengan pikiran tetangga. Lebih antisosial lagi, aku suka menganggap pikiran sebagian tetanggaku rada-rada primitif.

Rumah tanpa pagar itu menarik. Orang lebih suka datang ke rumah tak berpagar, daripada yang berpagar logam. Abis pintu dibuka, baru tahu kalo penghuninya ternyata anti sosial. Eh.

C++ Maunya

Bikin buku tentang C++ ah, lengkap dengan STL, dan generic programming. Siapa ya yang mau nerbitin? Hmmm … online aja dulu kali ya. And free.

C++ dari O’Reilly


Serial C++ dari O’Reilly (oh, really?), minus buku pertama yang berjudul Core C++. Practical C++ adalah buku panduan mempelajari C++ dengan sedikit referensi. Nutshell berisi referensi dengan sedikit panduan. Pocket reference berisi referensi sangat singkat dalam kemasan kecil. Inget waktu kirim mail tahun 2001 ke O’Reilly nanyain buku C++, dan keliatannya waktu itu mereka nggak terlalu menseriusi C++. Udah merasa kalah sama serial C++ dari Addison Wesley kali.

The Real James Herriot

Kali-kali aku belum cerita di sini. Sebenernya, James Herriot adalah pemain bola dari Birmingham. Namanya diculik oleh dokter hewan bernama Alf Wight, waktu dia lagi cari-cari nama samaran buat bukunya. Alf, lahir di Sunderland, trus sekolah kedokteran hewan di Glasgow, dan bekerja di kota kecil di Yorkshire bernama Thirsk. Dia jadi asisten
dan kemudian partner seorang dokter hewan nyentrik abis bernama Donald Sinclair. Dia menikah dengan Joan, dan punya anak bernama Jim.

Gitu deh. Memang dia kreatif, dia suka nulis-nulis pengalamannya, tapi diubah sedikit-sedikit. Beberapa didramatisir, dan beberapa dikurangi tingkat keajaibannya. Kata Jim, yang sering dikurangi adalah tingkat keanehan perikalu Donald — kelakuannya yang asli jauh lebih ajaib daripada kelakuan Siegfried yang ditulis di buku.

Nah, RCVS melarang dokter hewan mengiklankan diri. Jadi buku dengan nama asli gitu bisa dianggap iklan. Maka si Alf harus bersusah payah cari nama palsu buat dirinya, keluarganya, partnernya, kota tempat kerjanya, dsb. Kebeneran dia suka bola … jadilah dia menculik nama James Herriot. Dan jadilah Herriot jadi nama yang mendunia, membuat Alf menerima penghargaan dari pemerintah Inggris, plus royalti yang besar (dikurangi pajak 80%).

Nah, kalau Alf pakai nama samaran, darimana kita tahu Alf yang sebenernya? Rumah di Thirsk memang akhirnya dijadikan obyek wisata, jadi banyak yang tahu. Tapi ada hal lain. Abis Alf meninggal (dimakamkan di York), Jim memutuskan menulis biografi bapaknya, dengan judul “The Real James Herriot“. Buku tulisan Jim ini banyak dipuji. Memang bagus sih: dia bukan saja jadi anak Alf, tapi juga jadi partner kerja sebagai dokter hewan di Thirsk.

Seandainya Mereka Bisa

Siapa sih Herriot yang dibahas di bagian awal weblog ini? Ada buku terjemahan dari Gramedia, judulnya «Seandainya Mereka Bisa Bicara» karangan seorang dokter hewan dari Skot dengan nama samaran James Herriot — dia kerja di kota kecil bernama Darrowby.

Cerita Herriot ini inspiring bener, dari waktu ke waktu, sampai buku Herriot rusak — keseringan dibaca. Nah, ada makhluk antik yang masuk ke website ini gara-gara cari tulisan yang membahas Herriot, dalam bahasa Indonesia. Tapi kecewa beliau, soalnya aku nggak punya informasi di mana bisa cari buku itu lagi, dan kapan ada yang mau nerbitin sekuelnya. Setidaknya ada 6 buku serial Herriot ini. Trus dijilid dua-dua jadi 3 buku. Buku pertama dan kedua jadi «All Creatures Great and Small».

Abis «Seandainya Mereka Bisa Bicara» berakhir, separuh bagian «All Creatures Great and Small» membahas bagaimana James kita bisa naksir putri seorang petani. Namanya Helen. Cuman James ini culun asli, jadi kerjanya serba salah melulu, dan bikin malu melulu. Tapi ujug-ujug, dapet juga dia akhirnya. Happy end. Tapi waktu mau nikah, Siegfried bikin ulah — dia ngasih order pemeriksaan TB untuk ternak. The show must go on. Abis pernikahan yang sederhana, pasangan baru itu mengawali hidupnya, berbulan madu di peternakan orang, memeriksa ternak satu-satu, dan Helen setia jadi asisten Harry Sufehmi, eh si James.

Errr … kalau ceritanya salah jangan protes yach. Aku nulisnya nggak sambil pegang bukunya sih.

Yet Another Visit to Books

Yet another visit to Pesta Buku Jakarta.
Yet another visit to Click ‘n’ Drag di Mangga Doea.
Yet another visit to QB-World, kali ini di Plaza Senayan.

Dan pulangnya masih sempat ngintip buku-buku di Amazon.
Sebenernya apa sih yang menarik dari buku. Sebenernya buku-buku itu udah nggak mempesona lagi, selain sebagai sumber informasi intensif (compared to majalah atau Internet yang menyajikan info sepotong-sepotong). Kayaknya kita lagi dikejar-kejar rasa bersalah aja, soalnya kita telanjur mengharuskan diri selalu lebih advanced setiap harinya.

« Older posts Newer posts »

© 2025 Kuncoro++

Theme by Anders NorenUp ↑