Aku malah sudah lupa di mana si Nokia 6275i (CDMA 2000 1x) itu menghilang. Tapi waktu itu mulai terdengar produk Flexi Android dari Divisi Telkom Flexi yang baru established. Sayangnya request aku untuk bisa dapat Flexi Android selalu menemui jawaban yang sama: indent. Balik ke Nokia? Errh, Nokia sudah tidak lagi menciptakan CDMA 2000 1x mobile device yang tidak jelek. Akhirnya sempat dua masa ambil Nokia sih. Tapi syukur di tengah tahun 2011, seorang rekan mendadak menawari untuk membelikan HTC Android yang menurutnya keren sekali. Kebetulan doi seleranya bisa dipercaya; jadi aku langsung pesan. Dalam beberapa hari, aku menerima HTC EVO 3D ini. Dengan semangat tinggi, aku bawa si Evo ke Plasa Telkom. Ooops, baik officer maupun hacker di sana ternyata tak mampu menjinakkan benda keren ini. Sempat cari pihak lain. Idem. Kayaknya aku nggak punya banyak teman lagi di Flexi. Dan aku sedang sangat sibuk untuk harus terus-menerus mengurusi satu hal kecil. Jadi selama beberapa bulan (!), si Evo berfungsi sebagai WiFi Android mini gadget. Tak banyak artinya sih: untuk mini gadget, aku sudah punya iPhone; dan untuk Android, aku sudah pegang Acer Iconia.
Baru bulan lalu, Mas Setyo Budianto pindah ke Jakarta. Sua di rapat, aku menyinggung soal si Evo waktu berpisah. Tak lama Setyo mengirim nomor telefon seorang hacker di Flexi Mobile Broadband Centre. Namanya Lukman. Kantornya di ex-kantorku di Gambir :D. Lunch time, aku buat kunjungan singkat ke Gambir. Lukman sudah terbiasa menangani berbagai gadget Flexi, termasuk Evo. Tapi Evo yang ini memang ajaib. Sekian kali usaha penjinakan gagal. Masih super sibuk, aku tinggalkan Evo di Lukman. Dan, dua minggu kemudian, baru Lukman menelefon dengan teriakan kemenangan :D. Ke tempat Lukman lagi, rasanya tampak seperti keajaiban melihat si Evo kini memiliki nyawa Flexi EVDO.
HTC EVO 3D ini, selain mengenali CDMA 2000 suite (1x, EVDO) dan WiFi, juga dapat berinteraksi melalui WiMAX Mobile (IEEE 802.16e). Ia mengistilahkan dengan 4G. Tapi aku tak mau ikut profesional marketing yang gemar menipu publik. WiMAX berwarna 802.16d dan 802.16e, serta HSPA dan LTE bukanlah 4G: mereka masih keluarga 3G. IMT-Advanced, atau 4G Mobile, saat ini hanya terdiri atas LTE-Advanced dan WiMAX 802.16m. Dengan Flexi EVDO di dalamnya, gadget ini terasa memiliki spirit hidup. Keraguanku akan sinyal EVDO, GPS, dll di dalamnya hilang. Lincah mentransfer data, dia langsung jadi guide keliling Jakarta dengan Google Maps. Sebelumnya, dengan WiFi, dia cuma dibuka di rumah saja :D. Sempat ada kecanggungan waktu mencobai virtual keyboard, setelah terbiasa dengan iPhone. Tapi ternyata ada fasilitas untuk melakukan kalibrasi. Setelah melakukan setting, mematikan getaran ini itu, aku bisa mengetik lancar. “Pada hari Minggu ku turut ayah ke kota …” seperti biasanya. Uji (dan pengakraban) atas responsiveness layar sentuh dilakukan dengan Angry Birds :D. Aplikasi standard diinstal dari Android Market (yang hari ini berubah nama jadi Google Play): Twitter, Path, Evernote, Kindle, iQuran Pro, Photoshop, 9Gag Reader. Aplikasi dari Google: Gmail, Gtalk, Goggles, Sky Map. Juga aplikasi khas Andoid: Double Twist, Apparatus, Melon, dll. Beberapa aplikasi ini sudah dibeli waktu aku masih pakai Acer Iconia. Ada Flexi Market juga sih; tapi aku belum banyak coba.
Foto HTC Evo dibandingkan Motorola punya Farah. Keduanya menggunakan Flexi EVDO:
Tanda 3D di belakang nama Evo menunjukkan kemampuan gadget ini mengambil foto tiga dimensi. Ia memiliki dua lensa kamera untuk mengambil gambar secara stereo, serta menampilkan cita 3D hasilnya di layar 4.3″ miliknya tanpa bantuan kacamata atau perangkat lain. File hasilnya berekstensi MPO. Saat ditransfer ke Mac OS X, dia jadi file yang mengandung dua gambar JPG saja, dengan pergeseran kiri-kanan. Hasilnya, OK sekali. Benar-benar harus kagum. Sayangnya tidak bisa dishare di web, gambar-gambar 3D ini :D.
Yang juga mengagumkan adalah kemampuan si Evo melakukan tethering. Di jalan-jalan antara Pondok Bambu ke Kebon Sirih, aku sekarang lebih memilih tethering ke Evo ini daripada iPhone (yang keduanya menggunakan akses Internet dari Telkom Group: Flexi dan Flash). Performance-nya luar biasa. Tapi mungkin memang trafik pemakai Flexi juga masih lebih rendah. Juga aku sempat rapat di Citiwalk sekitar tiga minggu lalu. Tidak ada akses WiFi di ruang rapat, sementara rapatnya bersifat teknis. Jadi aku lakukan tethering dari Evo ke notebook. Seorang rekan minta sharing. Satu lagi. Dan satu lagi. Jadi total 4 notebook, termasuk untuk demo video. Terakhir, dalam perjalanan Jakarta-Bandung, walaupun sinyal EVDO hilang di beberapa titik, aku bisa melakukan akses kencang di Bandung hingga Purwakarta, plus Karawang hingga Jakarta. Tentu masih harus set Flexi Combo ke Bandung. Dan memang aku lagi beruntung: Flexi sedang memberikan promo paket mobile broadband, EVDO unlimited. Dishare ke berapa komputerpun, OK :D. Paling baterai jadi cepat habis. Tapi kan bisa dicatu via USB dari notebook — sampai mereka kehabisan power :D.
OK. Ini bukan advertorial. Aku cuman cerita, sambil belum bisa memberikan informasi di mana lagi kita bisa cari HTC Evo ini :D. Juga bukan buat pamer, kerna tentu kita tahu tidak ada yang bisa dipamerkan dari gadget yang cuman tinggal beli ini. Kecuali kalau kita ikutan bikin :D. Weekend lalu aku dapat kesempatan sharing cerita di Sudirman Citiwalk, ke komunitas Jeruk Nipis dan Gadtorage. Sebenarnya aku harus cerita tentang WiFi.id. Tapi banyak yang malah bertanya soal Flexi Andoid. Termasuk pengalaman ber-Flexi EVDO menggunakan HTC Evo yang sedang aku pegang. Aku cuman bisa janji bikin tulisan kecil soal ini. Jadi tulisan ini sekedar memenuhi janji. Lunas :D
Tambahan:
- Mendadak aku bisa melakukan call dari Flexi ke nomor dengan tanda plus. Mis: +62-812-8888-1820. Wow, mulai kapan ini berlaku? Apapun, ini mempermudah dalam sinkronisasi buku alamat dari Android ke Google ke Mac OS ke iOS. Thank you!
- Coverage dan tarif Flexi EVDO dapat diacu dari situs TelkomFlexi.com, bagian Mobile Broadband. Kebetulan beberapa bulan ini ada promo EVDO Unlimited dengan kurang dari 50rb / bulan.