Page 55 of 210

TAP dan ISOCID [1]

Date: Sat, 23 Jul 2005 15:35:43 +0700
De: Teddy A Purwadhi
Objet: [members-isoc-id] Iuran Keanggotaan ISOC

Rekan,
Sekarang minta komentar dari yang sudah terdaftar di milis ini.

Katagori keanggotaan:

Description# Amount#Effective#Web Enabled:
1: Registered Members # US$75/person/Y#M/D/Y#Y/N
2: Verified Members # US$?/person/Y#M/D/Y/#Y/N
3: Student Members # US$?/person/Y#M/D/Y/#/Y/N
4: Professional Members # US$?/person/Y#M/D/Y#/Y/N
5: Senior Members # US$?/person/Y#M/D/Y#Y/N

Sementara itu dulu, dikasih waktu sampai 31 Juli 2005, ChapAdmin berhak menolak anggota yang tidak memenuhi syarat.

TAP dan ISOCID [2]

Subject: [ISOC-ID] Laporan Meeting di Gedung Cyber
From: Irwan Effendi Sat, Jul 23, 2005 at 12:10 AM

Hari ini, Jumat jam 10:30 pagi, saya menghadiri rapat informal di Gedung Cyber lt. 7, tepatnya lokasi kantor IDC dan ccTLD.

Pembicaraan berkisar tentang bagaimana eks chairman kita, Teddy A P telah memanipulasi publik mengenai sejarah berdirinya ccTLD, yakni dengan mengatakan bahwa rekan Budi Rahardjo diberikan mandat oleh IANA atas rekomendasi APJII, padahal yang dimintai rekomendasi oleh IANA pada saat itu adalah bapak Joseph Luhukay dan bapak Sanjaya dalam kapasitas mereka sebagai pribadi yang pionir kegiatan internet di Indonesia, bukan dalam kapasitas sebagai anggota APJII.

Bagi rekan-rekan yang tidak mengetahui sejarah internet Indonesia, bapak Joseph Luhukay yang sekarang adalah eksekutif Lippo, adalah orang Indonesia pertama yang mengikuti konferensi di internet (silahkan di google untuk detailnya), sedangkan Sanjaya adalah orang yang dikenal aktif di APNIC di awal masuknya internet di Indonesia. ccTLD sendiri dulu awalnya akan dikelola oleh bapak M. Samik Ibrahim yang nota bene adalah mentor bapak Budi Rahardjo, namun mengundurkan diri karena alasan pribadi.

Mengenai tindak tanduk TAP, dulu sewaktu dia non aktif di APJII, ditawari oleh bapak Marcelus untuk mengembangkan Chapter Indonesia di ISOC, yang mana kegiatan awal dan segala informasi teknis diurus oleh Marcelus, sedangkan TAP bertugas mengumpulkan fotocopy KTP untuk charter member. Sebagai catatan, dari 25 orang yang didaftarkan sebagai Charter Member pada saat itu, salah satunya tadi mengatakan sendiri bahwa dia baru sadar bahwa namanya dipakai untuk mendirikan Indonesian chapter sekitar 2 bulan yang lalu.

Selanjutnya, selama dua tahun, TAP sibuk menggunakan nama ISOC untuk mematikan kegiatan-kegiatan APJII dan mempublikasikan bahwa APJII seharusnya tidak mengelola IP, dan bahwa ia ingin mengambil alih pengelolaan IP atas nama ISOC. Saking sibuknya, sehingga tidak mengembangkan organisasi, bahkan tidak membuat mailing list untuk anggota. Mailing list member@isoc-id.org baru dibuat sekitar 4 bulan setelah milis yang ini aktif.

Sekarang, setelah dia kembali di APJII sebagai sekretaris, dia memutarbalikkan semua perkataan dia selagi “ngambek” terhadap APJII dan malah menggunakan nama APJII untuk mengambil alih ccTLD, yang akan disusul dengan mengambil pengelolaan server ENUM (dikatakan sendiri waktu pertemuan terakhir di Tulodong).

Semarang

Lepas jembatan Losari, D3ZK masuk ke wilayah yang nggak pernah aku lewati dalam 5 tahun ini: daerah utara Jawa Tengah. Brebes dengan deretan penjual telor asin, Tegal dengan cat biru di kota yang terbangun apik, Pemalang yang menjebak dengan jalan tembusnya, Pekalongan yang memamerkan batik di mana-mana, Batang yang sederhana, Alas Roban dengan jalan lebar-lebar yang nggak serem lagi, Kendal, dan ujung perjalanan: Semarang.

Jangan cari Starbucks di Semarang :). Tapi cukup keliling Simpang Lima, cukup banyak yang bisa meningkatkan kadar kafein dalam darah. Simpang Lima itu bukan alun-alun Semarang. Alun2 ada di tempat lain, dan tidak cukup lapang. Sebenernya yang menarik di alun2 ini, waktu malam, adalah sea food (huh, dasar orang gunung). Tapi malam ini aku udah kekenyangan waktu bisa berkeliling. So, cukup Teh Poci aja, di bawah Poster Dewa yang jualan jamu masuk angin, sambil mengobservasi riuh manusia yang memutari alun2.

Trus, ngapain ke Semarang?

Kenalan sama jurig Lawang Sewu.

Pictures: http://exclusive.blogsome.com/2005/07/21/76/.

Catatan Lepas 2000 – 2005

Seandainya Mereka Bisa Bicara … dan begitulah aku ketemu lagi dengan si James Herriot. Udah lusuh sekali, my poor old pal. Coba, apa aku masih membacanya dengan kacamata yang sama dengan tahun-tahun dulu. Kayaknya sih nggak.

Kadang, kalau aku lagi naif, emang rasanya ingin ikut jadi hero yang memperbaiki dunia ini. Siegfried style. Tapi terus ada waktunya aku menganut Tristan style yang membiarkan semuanya mengambang, memandang hidup secara ironik, dan hanya bermain di hal-hal yang menarik. Dan kalau semuanya udah kembali jernih *voila* jadilah aku si Koen yang jernih, pingin ramah tapi rada susah berkomunikasi, pingin mengoptimalkan potensi tapi suka nggak pe-de, dan terutama … selalu optimis. That’s James style!
Lucunya, karakter Siegfried dan Tristan di Skeldale ini bisa aku pas-pasin dengan karakter yang sama di opera Wagner. Tapi kalau di opera Wagner, siapa tokoh yang bisa mewakili karakter James Herriot?

Barangkali dengan ini kita bisa menyusun hipotesis bahwa pada saat kita memberi terlalu banyak nilai untuk kehidupan *haha*, pada saat itu justru hilanglah nilai dari kehidupan itu. Sekilas kesannya memang anti-humanisme. Tapi dalam frame yang juga mengakui keabadian, sebenernya ini lebih tepat dinamai super-humanisme. Tentu, kata super di sini tidak berkaitan (atau justru bertentangan) dengan istilah Nietzsche.

Ini tulisan pertama di “Catatan Lepas” yang diutilisasikan dengan Blogger di site ini, lima tahun yang lalu. Apa selama lima tahun tulisan-tulisan ini membuat hidup yang lebih baik, dunia yang lebih cerah? Nggak. Tujuannya bukan itu. Site ini tetap bukan weblog. Catatan Lepas, yang di tahun 2005 ini dijuduli Koen++, masih hanya merupakan bagian dari old-style site kun.co.ro. Dan tujuannya, bersama dengan tujuan site ini, hanyalah menemani dalam proses belajar dan berjuang yang terus menerus dalam mengisi hidup. Reinventing life — reinventer la vie — seperti yang terus-menerus dislogankan di site ini. Apa tulisan-tulisan ini berhasil menemani proses reinventing life? Aku bisa bilang: YA! Memang bukan mengarahkan, membimbing, memotivasi, dan hal-hal penuh kebohongan semacam itu. Emang aku siapa, nulis kayak gituan? Tulisan-tulisan ini benar-benar mewakili aku: sekedar menemani dalam proses reinventing, dengan ketulusan.

Dan aku belum berhenti.

Ratifikasi Konvensi Anti Rokok

TEMPO Interaktif (12 Juli 2005), Jakarta: Komnas HAM mendesak pemerintah segera meratifikasi Konvensi WHO berjudul Framework Convention on Tobacco Control (FCTC). ?Persoalan ini sangat mendesak,? kata anggota Komnas HAM Anshari Thayib kepada Tempo seusai diskusi bertajuk ?Ratifikasi FCTC dan Hak Azasi Manusia? di kantor Komnas HAM, Selasa (12/7).

Saat ini Indonesia menjadi negara yang terbelakang karena belum juga menandatangani ratifikasi FCTC. Padahal, bersama 192 anggota WHO lainnya, Indonesia berperan-serta secara aktif dalam pembuatan traktat perlindungan kesehatan masyarakat global itu. Ketika itu, kata aktivis anti rokok yang juga konsultan WHO Widyastuti Soerojo, Indonesia diwakili oleh lima departemen menjadi anggota legal drafter yang sangat aktif. Namun, saat kesepakatan internasional disetujui, Indonesia ingkar dengan tak mau menandatangani traktat tersebut sampai batas waktu penandatanganan berakhir. Kini, FCTC sudah ditandatangani oleh 168 negara di dunia. ?Ini sangat ironis,? tandasnya. Kelima instansi yang saat itu berpartisipasi dalam perumusan draft FCTC yakni Departemen Kesehatan, Departemen Perindustrian dan Perdagangan, Departemen Keuangan, Departemen Luar Negeri, dan BPOM.

Humor Angkot

Seorang senior saya bernama A Hok orangnya sangat ramah, senang membantu, jago komputer dan jago membuat maket. Seperti biasa acara wisudaan selalu diisi dengan pembacaan cerita lucu setiap wisudawan. Diceritakan ia ke kampus naik angkot dan berhenti di depan kampus.

Supir: “Dari mana?” sambil menerima uang ribuan dan siap mengambil recehan kembalian.
A Hok: “Dari rumah temen,” dengan ramah dan kalem.
Supir: “?”

OK, buat yang lagi pingin ketawa, sila kunjungi weblog si Jay edisi hari ini :).

Sementara itu, ini beberapa joke Angkot versi Bandung.

Di Jalan Suci, ada dua cewek di pinggir jalan. Angkot Cicaheum-Ledeng langsung berhenti.
Sopir: Ledeng, Neng?
Satu cewek menggeleng.
Sopir: Dago?
Cewek: Nggak.
Sopir: Sion? (FYI: Angkot ini memang nggak lewat stasion, tapi bisa transit di Dago)
Cewek: Nggak.
Sopir: Ke mana?
Cewek: Mau nyeberang.
Angkot melaju lagi.

Di Alun-Alun, ada jalan searah, dimana angkot jurusan Sukajadi-Kelapa dan Kelapa-Sukajadi berjalan searah. Kernet sibuk menawarkan trayek (oops)
Kernet: Sukajadi – jadi – jadi – jadi – jadi !
Satu calon penumpang masuk dengan muka ragu.
Calon penumpang: Jadi?
Penumpang 1 : Jadi donk.
Penumpang 2 : Suka jadi suka enggak.

Dan pasti aku pernah cerita kan, kalo di Bandung ada angkot GAM (Aceh Merdeka! Aceh Merdeka!) dan angkot Zionist (Zion zion zion zion zion!) ??

Coruscant

Coruscant masih riuh bergemuruh. Jauh di sekelilingnya, bintang gemintang cemerlang tapi tak mencerahkan. Jaket hitamku masih tergeletak di atas meja. Aku melihat sekilas ke hologram tempat «global plan» itu pernah didokumentasikan. Mungkin aku salah, tapi aku masih melihat kecemerlangan di puncaknya. Sesuatu yang secara significant akan mengubah segalanya.

Aku bangun. Jaket hitam aku pakai lagi. Aku yang harus membuat perubahan.

« Older posts Newer posts »

© 2025 Kuncoro++

Theme by Anders NorenUp ↑