Page 37 of 209

Saroyan Lagi

Dan kuda putih lagi. Yang ditunggangi pagi itu oleh sepasang kakak beradik di negeri Armenia itu. Tercekat si adik melihat seorang tetangganya memergoki mereka bersama kuda putih itu. Tapi si kakak menenangkan.

Tapi tentu, si tetangga lebih tercekat lagi. Dihampirinya kuda itu. Benar-benar mirip kudanya yang hilang bulan sebelumnya. “Kalau aku tak mengenal kalian, tentu aku berani bersumpah bahwa ini kudaku yang hilang bulan lalu. Duhai, betapa miripnya.” Ia membuka mulut si kuda, dan mengamati giginya. “Bahkan gigi-giginya pun serupa benar. Aku hampir berani bersumpah.

Tapi aku mengenal keluarga kalian. Aku lebih mempercayai hatiku daripada mataku. Barangkali saja kuda itu memiliki saudara kembar juga. Selamat jalan, sahabat-sahabat mudaku.” Lalu ia berlalu. Kuda yang dicuri itu akhirnya kembali di suatu pagi yang lain. Lebih sehat dan lebih jinak.

Cerita yang aku baca dari zaman SMA ini (zaman ketika seorang guru mengatakan bahwa pandangan mataku selalu tajam) terlalu lama membekas. Tentu aku tak bisa mengharapkan punya sahabat yang lebih mempercayai hatinya daripada matanya. Sahabatku manusia, bukan malaikat :). Tapi setidaknya, untuk sahabat-sahabatku, aku masih akan lebih mempercayai hatiku daripada mataku. Setajam apa pun mataku kata pak guru itu. Ke mana ya beliau?

Feynman dan Feminis

Astronom itu, Arthur Eddington, menikmati sebuah malam dengan pasangannya. Menatap bintang, si wanita menyatakan kekagumannya akan cercah cahaya bintang gemintang itu. Dan Eddington menanggapi, “Sayangnya, saat ini, akulah satu2nya manusia yang tahu bagaimana bintang itu bisa bercahaya.” Apa kesan kita baca kisah semacam ini? Empati akan kesepian seorang ilmuwan yang belum berhasil berbagi ilmu ke masyarakat? Tak semua orang punya kesan yang sama. Sekelompok kaum feminis menuding kisah ini sebagai penghinaan, seolah2 kaum wanita tidak bisa memahami fisika nuklir.

Kisah di atas, dan satu kisah lain dipasang Richard Feynman di sebuah buku kuliahnya. Kisah satunya adalah tentang seorang wanita pengemudi yang dihentikan seorang polisi karena melanggar batas kecepatan. Si pengemudi berkelit dengan menanyakan definisi kecepatan (velocity), yang tentu tidak bisa absolut. Kisah ini sebetulnya menggambarkan bahwa wanita pengemudi ini memahami fisika. Tapi kaum feminis menuding kisah ini sebagai penghinaan bahwa wanita tak dapat mengemudi dengan baik.

Surat kritik atas tema2 itu dibalas Feynman dengan surat pendek: “Don’t bug me, man.”

Bulan berikutnya, Feynman menerima penghargaan dari Persatuan Guru Fisika. Feynman datang ke acara itu diantar adiknya, Joan, serta disambut unjuk rasa kaum feminis yang memasang poster “Feynman sexist pig” disertai surat kritik dan surat balasan Feynman itu. Joan turun dan meminta salah satu poster dan surat untuk dibaca. Ke tempat acara, penyelenggara (seorang fisikawan wanita) melihat Feynman didampingi seorang wanita yang membawa poster protes, dan langsung memberi pertanyaan: “Apa Anda tahu bahwa Pak Feynman punya adik perempuan yang didorongnya menjadi PhD dan ilmuwan di bidang fisika juga?” yang langsung dijawab Joan dengan “Ya donk. Sayalah si adik itu.”

Feynman berpidato dikelilingi para pemrotes (yang ternyata dipimpin seorang pria). Ia menyaluti para pemrotes, dan mengatakan bahwa memang sesungguhnya masih ada diskriminasi gender dalam bidang fisika yang harus diatasi bersama. Lalu ia memulai pidato dengan suatu tema yang diyakininya menarik minat para hadirin wanita, yaitu tentang struktur proton. Para pemrotes langsung terdiam. Pidato (tentang struktur proton) berlangsung tertib.

Selesai pidato, seorang pemrotes masih mendekati Feynman.
“Anda masih harus dipersalahkan. Kenapa pengemudinya harus wanita?”
“Kenapa bukan simpati pada si polisi, yang dipecundangi si pengemudi?”
“Siapa peduli? Di mana-mana polisi memang seenaknya saja.”
“Anda seharusnya peduli. Polisinya juga wanita.”

Kopi Indonesia

sbux2006.jpgSalah satu yang bikin negeri Indonesia kesohor adalah … kopi :). Duh, kirain kejutan. Setelah edisi khusus Kopi Kampung yang 100% asli Sulawesi, Starbucks kembali meluncurkan edisi khusus. Edisi Ulang Tahun. Di covernya tertulis bahwa edisi ini merupakan paduan antara kopi2 Asia Pasifik dan kopi2 Indonesia yang langka. Rada menarik, biarpun pasti nggak semenarik Kopi Kampung.

Tapi, di rumah, kopi2 udah aku tata rapi: Kopi Aceh, Kopi Toraja, Kopi Malang Sidomulyo, Kopi Flores, Kopi Bali. Kayaknya belum perlu cari Edisi Ulang Tahun ini :).

Yang aku perlu dari Starbucks paling Kopi Decaf. Buat nemenin kerja malam, biar tetap segar, tapi abdominal pain tak perlu terjadi. Starbucks biasanya menawarkan dua macam: Sumatra Decaf yang extra bold atau House-Blend Decaf yang medium. Sumatra Decaf lebih menarik dan berkarakter. Pun seandainya aku bukan chauvinist (dan memang aku bukan chauvinist).

Dan, menjelang Ramadhan, kira2 kopi apa yang paling pas buat sahur dan buat buka puasa?

NGN Conference

NGN-conf.jpg

Atau NGNGN — Next Generation NGN. Kita memperbincangkan soal ini akhir abad lalu di Bid Network Divre III, dalam bentuk protocol bernama Megaco. Dan kemudian nama yang agak fancy di awal abad ini: Softswitch. Akhirnya mereka menemukan bentuk bernama NGN, dan diulas secara teknis di jurnal-jurnal IEEE, dan sempat aku bikin whitepapernya. Whitepaper ini kemudian dibuat versi non-Telkom dan dipasang di IlmuKomputer.com. Namun setelah itu NGN berevolusi. Ia kemudian distandarkan oleh ITU-T. Konferensi TPE (Telkom Pre-Eminence) tahun 2003 khusus membahas NGN. Waktu itu titik beratnya lebih pada hal2 teknis, seperti standardisasi, interoperabilitas. Kemudian forum yang lebih kecil, yang aku lupa namanya. Dan tahun ini, Telkom menyelenggarakan Konferensi NGN.

Atau NGNGN itu. Karena pengkajiannya sudah selangkah ke arah implementasi nyata.

Yang dibahas bukan lagi soal standardisasi, tetapi bagaimana Telkom bersama bangsa ini akan memulai langkah2 awal menyusun service dan network masa depan, yang diharapkan benar2 akan merevolusi service infokom yang ada saat ini. Service diharapkan akan lebih efisien dan fleksibel, yang artinya adalah aneka ragam layanan efektif dengan harga yang jauh lebih rendah daripada jaringan saat ini. Jangkauan layanan akan meliputi juga layanan mobile dan wireless. Everything Telkom 3G lah.

NGN-mug.jpgKerjasama disusun dengan berbagai vendor, konsultan, dan operator lain yang lebih dahulu melangkah. Mudah2an sih, industri dan kalangan akademi bangsa ini mau mulai bangun. Agak susah bikin segalanya murah kalau kita masih segalanya impor. Nggak perlu kelas dunia dalam arti gemerlap. ZTE yang acak2an itu saja sudah berani, dan diterima dengan baik, dengan improvement yang sambil jalan. Masa kita yang lebih beradab ini nggak berani? Cumab perlu kemauan untuk mulai terjun, aku kira, daripada sibuk bikin forum sana sini.

Di luar konferensi, ada pameran. Menarik juga. NGN dan non NGN. Telkom sendiri, selain memiliki booth Telkom bernuansa NGN, juga punya booth Flexi dan Speedy yang bernuansa network masa kini. Masa kini gitu loh. Padahal di Network Divre III, kita udah mendiskusikan ADSL ini jauh di pelosok tahun 1996. 10 years bo! Makasih buat temen di Siemens/Juniper, Softrecom, untuk diskusinya yang hangat. Dan makasih sekali untuk Alcatel untuk perbincangan yang tak kalah panasnya dengan hidangan kopi panas dan donatnya mantap!

Nowt

It’s me, the only thing that’s comparable to you.
The only thing, my Lord, that’s greater than you.
And I’m feared by your knights.
But I belong to the poor.

Cuz I’m nothing.

Nothing is greater than you.
Nothing is feared by your knights.
Nothing is posessed by the poor.

Cuz I’m nothing.

Let me live my life, My Lord.
Life of nothing.

Bulan Malam Tadi

Gerhana-260908.jpgDia tersenyum lagi padaku, seperti yang selalu dia lakukan bertahun2, tanpa pernah jemu. Hati turut hangat saat merah semu wajahnya mencapaiku 1,3 detik kemudian. Seperti biasa juga, dia membuatku mengingat lagi segala khayalan kanak2ku. Dingin senja itu tak ada artinya dibanding cerianya hati saat berbincang dengannya.

Lewat tengah malam, alarm dari mesin Flexi ini membangunkanku. Enggan bangun, tapi tak sengaja kaki menganjak, dan tangan membuka pintu. Udara tak terlalu dingin. Kutatap dia. Ada bercak di salah satu ujungnya. Masih tampak ceria ia. Sedikit demi sedikit, bercak itu membentuk irisan lingkaran. Binarnya mulai tertutup bayang tanahku. Bukan bayangku, karena aku sedang menatapnya dari tengah sini.

Pentax bermain. Beberapa mode. Mengabadikan keunikannya malam ini. Dan keceriaannya yang tak pernah pudar. Dan kehangatan yang selalu disisipkannya dalam hatiku. Sejuk, sekaligus hangat.

Grisha

Grisha (Grigori Yakovlevich Perelman), apa yang terjadi padanya? Hadiah Field tahun 2006 ini, yang konon merupakan salah satu hadiah paling bergengsi bagi matematikawan, telah ditolaknya. Bersama dengan hadiah Clay dan beberapa hadiah lain yang juga telah ditolaknya, maka ia telah menolak jutaan dollar. Barangkali itu sekedar angka yang tak menarik, bagi manusia eksentrik ini. Konon ia tak mau lagi disebut matematikawan, dan memilih tinggal bersama (dan dihidupi dengan uang pensiun) ibunya.

Wikipedia mengulas tentang Grisha sabagai matematikawan Rusia yang membuat sumbangan kunci atas geometri Riemann dan topologi geometrik. Secara khusus, ia telah membuktikan konjektur geometrisasi Thurston. Konjektur ini berkaitan dengan struktur geometrik pada obyek matematika yang disebut manifold, dan merupakan perluasan atas konjektur Poincaré. Karena konjektur Poincaré merupakan kasus khusus pada konjektur Thurston, maka artinya Grisha juga telah membuktikan kebenaran konjektur Poincaré, yang selama 100 tahun terakhir ini dianggap sebagai salah satu masalah matematika terpenting dan tersulit.

winks.jpg

Hadiah Field, diberikan setiap empat tahun dalam Kongres Matematikawan Internasional. Hadiah ini sering disetarakan dengan Hadiah Nobel, yang memang tak diberikan untuk bidang matematika. Hadiah Field diberikan untuk performance terbaik dalam matematika, dengan syarat bahwa penerima harus berusia di bawah 40 tahun. Hadiah lain yang juga bergengsi adalah Hadiah Abel.

Sayangnya Hadiah Field ini diberikan setelah Grisha mulai mengasingkan diri dari komunitas matematikawan, yang disebutnya jorok dan penuh kebohongan. Ia merasa tersakiti oleh para matematikawan yang disebutnya tidak ikut menentang kebohongan. Dan hidup tidak dimaksudkan sebagai kumpulan cerita2 indah. Dan membahas soal2 gini lebih lanjut bakal jadi klise dan cengeng. Jadi … kita jalani hidup saja yuk, dengan kejujuran, ketulusan, dan tentu integritas pribadi kita masing2.

Hawking dan Medali Copley

Stephen Hawking (satu2nya dari empat Wagnerian yang dibahas di site ini yang masih hidup) dianugerahi Medali Copley, atas sumbangannya di dunia fisika dan kosmologi teoretis. Eh, ada ya kosmologi yang nggak teoretis? Ada kali, misalnya ilmuwan yang meneliti data primer dari Hubble. Jadi, apa anehnya seorang Hawking menerima satu lagi medali? Medali ini adalah penghargaan ilmiah tertua, diberikan oleh Royal Society, sejak 170 tahun sebelum Hadiah Nobel. Penerima medali sebelumnya a.l. adalah Darwin, Faraday, Einstein, dan Pasteur. Tentu, seperti kita yakini, bukan medali itu yang bikin orang2 itu tampak berharga, tapi justru medali ini jadi berharga karena diberikan pada orang2 itu. Jadi apa anehnya? Yang berbeda adalah bahwa sebelum diberikan kepada Hawking, medali ini dibawa terlebih dahulu oleh astronot Piers Sellers ke luar angkasa, dalam misi STS-121 ke ISS, pada JUli 2006. Ini untuk menguatkan kekosmologian Hawking :). Diumumkan 24 Agustus 2006, medali ini akan dianugerahkan pada November 2006.

Jadi, apa anehnya?

Pluto Tereliminasi

tatasurya.jpg

Akhirnya voting yang sengit di Praha, yang melibatkan teriakan dan air mata itu, memutuskan: Pluto dikelompokkan bukan lagi sebagai planet, tetapi sebagai planet kerdil (dwarf planet). Ini keputusan resmi.

Tapi kenapa? Alasan pertama, adalah bahwa planet didefinisikan sebagai benda angkasa yang mirip bumi. Saat kabut kosmik mulai membentuk tata surya, terbentuk benda2 angkasa yang kita kenal. Pertama pasti bintang, sebagai pusat massa tata surya. Sebaran massa di tempat yang luas tak memungkinkan semuanya luruh ke bintang. Kelompok2 kecil saling menarik, dan membentuk benda angkasa tersendiri. Yang massanya cukup besar, membentuk bulatan seperti bumi, dengan garis edar sejajar atau nyaris dengan resultan putar tata surya. Inilah planet-planet, tersusun dengan jarak dan massa tertentu yang khas. Dalam satu lintasan khas itu, misalnya, tidak mungkin ada dua planet. Bukan kebetulan tentunya, bahwa matahari dikeliligi dalam jarak dekat oleh planet kecil, kemudian barisan asteroid, baru planet besar yang kemudian disusul planet yang lebih kecil. Ini kalau alami sih, bukan misalnya ada benda tersesat dan akhirnya jadi punya lintasan akhir yang ajaib.

Karakteristik planet seperti itu tidak lagi memungkinkan Pluto dinamakan planet. Misalnya, orbitnya melenceng dari orbit para planet. Dan ada soal lain, yang jadi alasan kedua. Weblog ini beberapa kali membahas ditemukannya obyek2 besar di sabuk Kuiper yang terus bertambah. Bahkan ada yang ukurannya lebih dari Pluto. Tanpa penajaman definisi planet seperti sekarang ini, diperkirakan tak lama lagi tata surya kita ini bisa disebut punya 50 planet.

Si obyek Kuiper yang lebih besar dari Pluto itu, sementara ini dinamai 2003 UB313 atau Xena, dikelompokkan bersama Pluto sebagai planet kerdil, bersama dengan Charon (yang tadinya dianggap sebagai satelit Pluto, tapi sekarang dianggap sebagai mitra salsa yang sejajar), dan Ceres (asteroid terbesar di tata surya kita, yang konon lezat, harum, dan mengandung melantonin).

Turbo C++ Diluncurkan

Ini jelas deja vu. Dan barangkali juga candaan — tapi candaan yang serius. Tapi, punten ah, mau heboh bentar. Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa. Benda ajaib ini bisa kembali! Dan Ariya yang menginfokan bahwa keluarga Turbo dari Borland kembali diluncurkan. Aaaaaaaaaaaaaaaa. Eh, tadi udah.

Turbo pernah jadi semacam pahlawan di pertengahan akhir tahun 1980an. Di zaman itu, Anda pikir, berapa waktu yang diperlukan untuk bisa jadi programmer awal Bahasa C? Atau Pascal? Kurang dari setengah jam! Masukkan disket IDE ke Drive A, ketik TC pada prompt DOS, tunggu kira2 setengah menit sampai IDE termuat. Editor bergaya WS itu tak lagi perlu dipelajari. Tinggal soal bahasanya. Tekan F1 untuk meminta bantuan. Ketikkan sebuah contoh yang diberikan. Save. Panggil menu Run. Eit, jalan! Terus kita periksa apa yang baru saja terjadi. Dengan ritme detak jantung yang bahkan terasakan sampai sekarang. Dan kemudian eksplorasi panjang pun dimulai. Thanks, Borland.

Turbo C++Kalau versi aku (yang lebih banyak ketemu orang elektro), minggu2 awal bukannya diisi pembelajaran fungsi2 dari kepustakaan C, tetapi belajar memprogram kode-kode pengganti assembler dalam bahasa C. Wow, aku udah secanggih kakak2 angkatanku :). Baru fungsi2 C sendiri. Dan bikin editor sendiri (VIE dan kemudian TVE, hihi), sehingga nggak lama kemudian TC jarang dipakai lagi (selain untuk tracing). Kompilasi menggunakan TCC yang merupakan versi command line. File yang dihasilkan bukan cuma EXE, tetapi juga COM. Eh, COM yang ini beneran ekstensi loh, bukan seperti yang kata seorang pakar: ekstensi domain. Trus, tentu saja terimbas migrasi dari kompiler C ke kompiler C++. Biarpun, sebenernya, nulis programnya tetap dalam C. Dan baru kemudian pindah ke C++, tanpa heboh.

Oh ya, ini site keluarga Turbo yang akan diluncurkan kembali: turboexplorer.com. Diluncurkan 13 hari lagi, Turbo Explorer akan mencakup Turbo C++, Turbo C#, Turbo Delphi, dan Turbo Delphi .NET. Turbo Assembler dan Turbo Prolog nampaknya cuman akan tersedia di museum. Turbo Profiler juga — takut ketuker turbo propeller. Baca rinciannya di site itu yaa.

« Older posts Newer posts »

© 2025 Kuncoro++

Theme by Anders NorénUp ↑