Page 169 of 210

4362607

Entah apa tadinya maksud presiden gusdur mengangkat Baharuddin Lopa menjadi jaksa agung. Apa benar-benar tulus untuk membersihkan negara ini dari kriminal terselubung, atau hanya untuk menjadi simbol seolah-olah pemerintahan gusdur sekarang bersih. Tapi apa pun, aku yakin seorang Lopa akan melakukan yang terbaik untuk kejujuran. Tapi sang Pemelihara Semesta berkehendak lain. Seorang Lopa tidak boleh dipermainkan untuk komoditi politik dan untuk menipu massa. Maka Lopa dipanggil ke kedamaian abadi, sejenak setelah mengunjungi tempat terbaik di dunia: Makkah Al-Mukaramah. Semoga Allah meridlai seluruh jalan hidupmu, Pak Lopa. Semoga Allah mengisi negeri ini dengan orang-orang lurus buat menggantikanmu. Semoga Allah melindungi bangsa ini.

4331771

Alhamdulillah, hari ini site Al Quran Online diluncurkan oleh Bapak Mohammad Dhani Anwari Mohammad-Taib a.k.a. MDAMT. Nice, bro :). Siarkan kebijakan, lawan kejahatan.

4317396

Björn Borg didn’t have a lot to say for himself when he was plating centre out at Wimbledon. Come to think of it, ABBA’s concerts weren’t exactly talk shows. Nor, for that matters, were Bergman films, in which the silence often seemed endless. All this is typically Scandinavian. We don’t say a lot, but what we do more than makes up for it. Take TeliaNet, for example …” — iklan Telia.
Andai kita bisa punya kebanggaan, yang berasal dari karakteristik yang terbuktikan dari bangsa kita.

Iklan itu ditutup dengan Actions really do speak louder than words.

4272932

Seorang darwis mengadakan perjalanan laut. Ketika penumpang lain memasuki perahu satu demi satu, mereka melihatnya; dan sebagai lazimnya, merekapun meminta nasehat kepadanya. Apa yang dilakukan semua darwis tentu sama saja, yakni memberi tahu orang-orang itu hal yang itu-itu juga. Yang ia katakan adalah: “Cobalah menyadari maut, sampai kau tahu
maut itu apa.” Hanya beberapa penumpang saja yang secara khusus tertarik akan peringatan itu.

Di perjalanan, angin topan menderu. Anak kapal maupun penumpang semuanya berlutut, memohon agar Tuhan
menyelamatkan perahunya. Mereka terdengar berteriak-teriak ketakutan, menyerah kepada nasib, meratap mengharapkan
keselamatan. Selama itu sang darwis duduk tenang, merenung, sama sekali tidak memberikan reaksi terhadap gerak-gerik dan
adegan yang ada disekelilingnya.

Akhirnya suasana kacau itu pun berhenti, laut dan langit tenang, dan para penumpang menjadi sadar kini betapa tenang
darwis itu selama peristiwa ribut-ribut itu berlangsung. Salah seorang bertanya kepadanya, “Apakah Tuan tidak
menyadari bahwa pada waktu angin topan itu tak ada yang lebih kokoh daripada selembar papan, yang bisa memisahkan
kita dari maut?”

“Oh, tentu,” jawab darwis itu. “Di laut selamanya begitu. Tetapi dalam peristiwa sehari-hari biasa, pemisah antara kita dan
maut itu lebih rapuh lagi.”

Cerita-cerita penggugah kearifan semacam ini bisa dibaca di Media Isnet.

4256412

Abis menjelajahi negeri-negeri khayali, desain network minggu ini berlokasi di perusahaan khayali. Pokoknya dia jualan widgets, kata si profesor. Jadi aku namain aja perusahaannya Bobsadino Ltd. Soalnya siapa lagi yang kemana-mana nawarin widget kalau bukan si Bob yang lucu tapi ganas itu :). Tapi kalau aku kasih nama Bob yang cuman tiga huruf, nama itu bakal tenggelam di tengah keriuhan MPLS-BGP enabled VPN, with CR-LDP. Hilang deh Bob. Trus bakal ada yang nanya, Bob whazzak? Dan khirnya aku harus jawab juga Bob’s a dino. Jadi kenapa nggak dari awal aja aku kasih nama Bobsadino ?

Bobsadino sedang memperlebar networknya dengan menambah site di beberapa kota dan menggabungkan layanan multimedia dengan transaksi data yang ada saat ini. QoS di network diimplementasikan dengan Diffserv, di VPN dengan MPLS, dan komunikasi ke customer dengan IN. OK, sebenernya sih paper-nya belum selesai. Cuman waktunya udah abis. Udah ah, lupain aja.

Sabra-Shatila

Peristiwa Sabra-Shatila ramai dibahas lagi, setelah BBC menampilkan gambar-gambar manusia-manusia Palestina korban pembunuhan pasukan Falangis di kamp pengungsi Sabra-Shatila. BBC memaparkan gambar-gambar yang selama ini disembunyikan: orang-orang tua dan anak-anak dengan tubuh yang hancur di sepanjang jalan, ibarat bangkai yang terhinakan. Semua orang yang bisa membela mereka telah diusir sebelumnya oleh tentara Israel. Dan BBC memaparkan bahwa malam itu Ariel Sharon (astaga, akhirnya nama iblis itu tertulis di sini) sendiri yang memerintahkan pasukan Falangis melakukan “pembersihan”.

Bagi sebagian orang, ini memang cerita klasik. Tapi mereka tidak melihat bahwa si iblis justru dijadikan pimpinan tertinggi di Israel. Mereka juga tidak melihat bahwa cara-cara biadab seperti itu masih dilestarikan oleh para penerus iblis (bahkan sampai minggu lalu, di Ambon).

Schrödinger Multi Arah

Seperti yang diceritakan Feynman, teori Wheeler-Feynman mengenai interaksi foton dua arah waktu, hanya berhasil untuk fisika klasik, tetapi tidak pernah berhasil diterapkan di mekanika kuantum. Feynman kemudian beralih ke QED.

Tahun 1970-an, baru beberapa ilmuwan mulai menemukan jalan memadukan teori itu dengan fisika kuantum: Hoyle dan Narlikar, juga Paul Davies. Tapi seperti juga Feynman, mereka juga hanya memakai gelombang elektromagnetik alias foton.

Pertengahan 1980-an, John Cramer memperluas gagasan ini ke fungsi gelombang Schrödinger, yang lajunya sama dengan foton. Mula-mula memang tidak ada yang memikirkan ide itu, karena selama ini diketahui fungsi Schrödinger hanya memiliki satu arah — yang diasumsikan adalah arah maju. Yang terlupakan adalah bahwa seperti fungsi Maxwell untuk elektromagnetika, fungsi ini bisa dicerminkan untuk menggambarkan aliran energi ke masa lalu.

Sayangnya risalah Cramer tidak begitu bergema. Pertengahan tahun 1990-an, Chu dan beberapa ilmuwan yang mendalami superstring, sekali lagi menemukan hasil yang serupa, tanpa pernah berkomunikasi dengan Cramer. Chu menulis: “Korelasi seketika antara dua partikel terpisah terjadi melalui partikel ketiga, yang berkorelasi dengan partikel pertama melalui interaksi maju, dan dengan partikel kedua melalui interaksi mundur.” Waktu akhirnya Chu tahu bahwa soal interaksi maju mundur ini sudah disepakati para ilmuwan, dia cuman bilang, “Tahu gitu, saya nggak akan terlalu khawatir menggeneralisasikan teori Wheeler-Feynman ke superstring.”

Kira-kira Feynman sendiri bakal bilang apa? Kalau masih hidup sampai tahun 1990-an, barangkali dia lebih suka main drum :). Tapi di tahun 1960-an, dia pernah bilang bahwa tidak ada satu orang pun yang mengerti teori kuantum, dalam arti kenapa interaksi yang terjadi kok seperti itu. Barangkali akhirnya orang tahu, dan itu akibat salah satu teori dia juga, yang tidak dia teruskan, tapi diteruskan orang-orang lain selama setengah abad.

4195387

Alkisah, di negeri Atlantis (fiktif), jumlah penduduk yang terlalu tinggi memaksa negara melarang penduduk memiliki banyak anak. Tapi di Atlantis semua keluarga ingin memiliki anak perempuan. Maka mereka mengubah undang-undang menjadi: semua keluarga tidak boleh memiliki anak lagi jika sudah memiliki satu anak perempuan. Kalau satu anak perempuan lahir, dia tidak boleh punya adik. Kalau anak lelaki lahir, dia boleh punya adik, bahkan boleh terus menerus, sampai anak perempuan lahir.
Seorang pendatang protes: dengan demikian bakal terjadi ketidakseimbangan antara jumlah lelaki dan perempuan. Tapi dia lupa: orang Atlantis mahir dalam matematika. Mereka tahu pasti bahwa secara total perbandingan lelaki:perempuan tetap mendekati 1:1.

Kalkulasi: Ada 1/2 kemungkinan bahwa anak pertama perempuan, jadi tidak ada anak lelaki yang lahir. Ada 1/4 kemungkinan bahwa anak kedua perempuan, jadi satu anak lelaki lahir. Ada 1/8 kemungkinan anak ketiga perempuan, jadi 2 anak lelaki lahir. Dst. Probabilitas anak lelaki lahir adalah 1/2 * 0 + 1/4 * 1 + 1/8 * 2 + ….. = 1/2. Probabilitas anak perempuan lahir adalah 1 – 1/2 = 1/2. qed.

4188309

Setelah PD II, Amerika memiliki produk kabel transmisi yang lebih handal daripada negara-negara Eropa. Mereka mampu membuat kabel yang lebih panjang tanpa terminasi. Waktu itu, untuk membantu perekonomian Jepang yang baru jatuh, mereka membagikan ilmu pembuatan kabel itu ke orang Jepang, tapi tidak ke orang Eropa. Tapi orang Eropa berkeras memakai kabel mereka sendiri yang lebih pendek.
Waktu zaman digitalisasi, orang harus menyusun standar kecepatan sinyal digital (sebenarnya bukan kecepatan, tapi kapasitas antar). Orang Amerika dan Jepang sama-sama menemukan bahwa kapasitas yang aman buat kabel mereka tak lebih dari 1.5 Mb/s. Di atas itu, loss yang terjadi sudah di atas toleransi. Orang Eropa, yang kabelnya lebih pendek, tentu bisa memakai kapasitas yang lebih tinggi dengan standar keamanan yang sama. Maka mereka memakai 2 Mb/s. Efek perbedaan ini tentu meluas ke standar multipleks di atasnya, dan terus terbawa bahkan sampai hari ini.

« Older posts Newer posts »

© 2025 Kuncoro++

Theme by Anders NorenUp ↑