Page 141 of 210

8314668

Waktu, kata Hercule Poirot, diukur bukan dengan detik arloji, tetapi
dengan detak jantung. Detak jantung sendiri dipicu oleh sinyal elektrik
dalam skala milivolt yang dibangkitkan oleh titik syaraf di ruang-ruang
atas jantung. Sinyal ini memberitahu ruang-ruang bawah jantung untuk
berdenyut memompa darah ke seluruh tubuh.

Pacemaker, alat picu jantung, membantu kasus gagal jantung dengan
memberikan pulsa elektrik pengganti sinyal alami itu. Ini adalah temuan
Wilson Greatbach di akhir 1950an. Alat picu jantung sebelumnya selalu besar
dan dipasang di luar tubuh, sehingga rawan infeksi di bagian yang masuk
tubuh. Greatbach memadukan alat itu, termasuk catu daya, ke dalam tubuh.

Percobaan pertamanya mampu memperpanjang usia anjing hingga 4 bulan. Greatbach
memperbarui alatnya dengan transistor (yang waktu itu masih baru) dan berbagai
pilihan baterai. Di tahun 1960, dilakukan penanaman pada 10 manusia yang
memiliki harapan hidup sangat tipis akibat gagal jantung. Pasien pertama
meninggal 24 bulan kemudian, tetapi yang terakhir meninggal 30 tahun
kemudian. Inovasi Greatbach sendiri dilakukan tanpa henti di waktu-waktu
sesudahnya, bahkan sampai ia pensiun 12 tahun lalu, bahkan sampai hari-hari ini.

Yang termasuk di dalam risetnya adalah alat pendenyut jantung itu sendiri.
Ini lebih rumit daripada pengirim sinyal. Baterai yang bisa dipakai mengirim
sinyal selama 20 tahun, hanya akan kuat bekerja 20 menit untuk mendenyutkan
jantung. Namun alat yang dinamai LVAD (left-ventricle assist device) ini
terus dikembangkan.

Ektov Eesti

Sergei Ektov dari Estonia udah mengirimi satu set koin dari Russia dan Uni Soviet. Dia sebenernya nawarin koin zaman Tsar dan zaman pendudukan Nazi juga, tapi aku ogah megangin koin kuno gitu.

Udah gatel pingin koleksi coin Euro nih. Udah mulai beredar ceu nah.

Back to Lembong

Keliling Bandung. Menikmati kemacetan Bandung di sebuah malam Selasa. Gasibu, Dipati Ukur, Dago, Merdeka. Tapi semuanya penuh canda.

Ujungnya … tersesat ke Lembong 11. Teu sangka euh, bisa-bisanya juga aku sukarela ke sini, di satu-satunya waktu semacam ini di mana aku nggak perlu ada di sini. Udah tertulis di atas sana barangkali, bahwa bagaimana pun aku harus menyentuh lantai Lembong 11 juga di waktu kayak gini.

Internet

Kenapa sih Internet dinamai Internet?

Tahun 1968, ARPA (badan proyek riset tingkat lanjut milik dephan AS) menerbitkan RFQ (request for quotation) untuk perancangan jaringan komunikasi yang tersambung ke 20 universitas. Jaringan ini dipersyaratkan untuk bisa bertahan menghadapi saluran yang buruk atau putus sekalipun, untuk alasan pertahanan. Tender dimenangkan Bolt, Baranek, and Newman. Node ARPAnet pertama dipasang di UCLA tahun 1969, berupa sebuah IMP (interface message processor), yang menjadi cikal bakal router dan switch masa kini. ARPA meneruskan penelitian ke komunikasi radio bergerak dan komunikasi satelit di tahun 1972.

Secara terpisah, para engineer sedang mengembangkan komunikasi antar komputer lokal. Salah satunya adalah Ethernet. Para ahli kemudian berpikiran bahwa nantinya jaringan- jaringan ini pasti akan disatukan. Pasti akan timbul masalah antar jaringan (internetting problem). Protokol-protokol selanjutnya disusun dengan memperhatikan masalah internetting ini, sehingga secara informal protokol-protokol itu mulai disebut internet protocols. Nama resminya adalah Protocol for Packet Network Interconnection, diterbitkan tahun 1974, dan kemudian dikembangkan menjadi kumpulan protokol yang membentuk TCP/IP suite.

Sejarah lengkapnya nantinya masuk komunikasi·org. Tapi sekarang masih belum punya waktu luang untuk menyentuh site itu.

Bandung Lagi

Yang ini catatan pertama dari Bandung. Hari-hari pertama di Bandung diisi dengan pembersihan si little greeny house, plus silaturrahim ke tetangga-tetangga, berkicau sambil menikmati jajanan yang bervariasi dari satu rumah ke rumah lain.

Belum punya akses ke ISP, jadi koneksi dilakukan dengan Telkomnet Instant. Banyak juga mail masuk, biarpun semua milis udah diputus (kecuali milis-milis kerja Isnet). Besok aja deh mulai reply. Baca dulu satu-satu.

Indonesia Lagi

Ini catatan pertama dari Indonesia lagi.

Kucuran salju yang deras di Schiphol melepas pandangan akhir di Eropa. Kemudian, selebihnya adalah negeri-negeri Asia Timur yang hangat dan ramah. Banyak yang lucu-lucu juga di jalan. Tapi itu buat catatan lain kali aja lah. Sekarang … menikmati kehangatan Indonesia dulu.

Last?

Barangkali ini ketikan terakhir dari Coventry. Semua akses telepon udah mati beneran. Kebeneran malam ini ketemu komputer di ruang C&W yang masih punya akses Internet.

Besok sore terbang dengan KLM. Coventry >> Birmingham >> Amsterdam >> Singapura >> Jakarta.

Nggak usah sering-sering ke halaman ini dulu. Kayaknya akan libur agak lama dari dunia web.

« Older posts Newer posts »

© 2025 Kuncoro++

Theme by Anders NorenUp ↑