Category: Telkom (Page 8 of 9)

Internet Flexi

OK, akhirnya dapet juga si infrared. Connect ke Nokia 6585. Yup, tepat seperti yang ditulis di manual, sebuah modem baru terpasang di device XP: Standard Modem over IR. Ketik extra initialisation commands sedikit: at+crm=1;+csc=33 trus dial ke #777, dan … kok … 115 kb/s. Kenapa nggak 153 kb/s yach. Kan kecepatan maksimu 153 kb/s seharusnya. OK. Wait. Ummm … kayaknya kecepatan maksimal si infrared emang cuman segitu. Atau ini setelah Windows untuk “Standard Modem”? OK, lain kali kita coba dengan koneksi infrared yang lebih cepat.

Dan … hello … ini blog pertama yang dikirim dengan koneksi Flexi with Nokia 6585. Cheers …

Cirebon

Apa yang berubah di kota ini?

:), aku nggak cukup beruntung untuk bisa berkeliling, jadi kayaknya yang satu ini mesti ditunda. Tapi kayaknya abis ini aku bakalan cukup sering jalan2 di sini. Kandatel Cirebon kelihatannya siap untuk berperang melawan masa lalu. Get recovered dan kembali jadi Telkom yang punya power untuk menjalankan bisnisnya sendiri tanpa campur tangan dari hantu2 entah di mana.

Coincidentally, Mobile-8 (perusahaan telekomunikasi punya Bimantara) juga berminat mengambil Cirebon sebagai pijakan pertamanya — selain Jakarta dan Bandung. Mudah2an jadi ko-opetisi (gabungan antara kerja sama dan persaingan, ciri khas antara pebisnis network di bagian dunia yang mana pun) yang seru.

IEEE, Integrasi, TPE

It’s time to renew IEEE membership. Sebelum dan sesudah era Coventry, memang IEEE nyaris jadi satu-satunya sumber info mutakhir atas dunia infokom. Dimulai dari zaman-zaman awal konvergensi, waktu orang masih sibuk berdebat apakah dunia telekomunikasi akan mencaplok informatika atau sebaliknya, kemudian era federasi, dan sampai era konvergensi yang sesungguhnya. Mungkin kalau aku udah lebih lama lagi, aku sempat menikmati diskusi zaman ‘integrasi’ masih in, i.e. zaman ISDN, ATM, sampai IntServ.

BTW, di masa-masa mendatang kita akan mulai menikmati zaman ubiquitous infocom era. Lebih beruntunglah orang yang mulai masuk dunia infokom masa kini. Melesat!

BTW, ada seminar TELKOM Techno Pre-Eminence besok di Grand Hyatt (Jakarta). Kalau lihat content-nya sih, aku lihat bahannya nggak terlalu pre-eminent. Mudah-mudahan aku salah. Peduli amat aku salah apa bener — yang penting aku coba menikmatinya dua hari besok.

Rizkan

Jarang aku ketemu orang yang supersibuk ini dua minggu berturut-turut: Rizkan. Beda dengan makhluk supersibuk dari DMM lainnya, yang ini masih masuk dengan senyum cerah, memberikan waktu buat kita tanya2 soal2 yang dari dulu ditanyain ke mana2 di DMM tapi nggak pernah terjawab. Sabar pula menghadapi interupsi terus-terusan dari makhluk penasaran kayak aku. Plus menyambungkan ide2 setengah matang di sini jadi sesuatu yang lebih nyata.

Minimum masih ada makhluk di bagian dunia TLK yang bikin aku masih termotivasi untuk terus berada di sini.

IITELMIT

IITELMIT, Senayan, Jakarta. Tapi ini IITELMIT paling alit, pelit, dan amit-amit yang aku pernah visit. Size ruangannya sekitar sepertiga IITELMIT tahun kemaren, padahal yang tahun kemaren juga cuma sepertiganya tahun 2000. Asli amit-amit, soalnya size sekecil itu isinya bukan semuanya soal infokom. Ada yang pamer majalah komputer, koran, teh (!), dan sederetan booth punya panitia.

Kayak biasa, Telkom dan Indosat bersaing dengan amit-amit di pintu masuk. Di sebelahnya berjajar Siemens dan Ericsson, memamerkan teknologi yang nggak baru-baru amat. Sisanya booth kecil-kecil. Nah lo, di mana Alcatel? Lucent? Huawei? Ini pameran infokom apa pameran boikot? Apa akibat SARS dan Bali Bomber? Mungkin aja — nyaris nggak ada orang non-Indonesia berjaga di booth ini.

Tapi aku udah telanjur dateng. Ya udah deh, ambil aja apa yang ada. Ada NMS dari Alott, ada Schlumberger, ada HP-HP yang bisa dipakai buat TELKOM-Flexi / CDMA, ada pintu keluar, ada pameran Ritech di sebelahnya (nggak seru juga kok).

Nyesel? Nggak. Hari ini ada lima kegiatan lain selain IITELMIT. Nggak buang-buang waktu kok.

Laquo Raquo

Berhasil nggak, misi Click-Day kita?

Perlu rapat yang bertubi-tubi untuk mendebatkan soal ini, termasuk mendefinisikan arti kata misi dan berhasil.

Aku sendiri menyetel visi «menjadi warga negara yang berperan aktif dalam perdamaian dunia» dan misi «mencegah pertumpahan darah dalam acara Click-Day» — misi yang cukup relevan kalau kita melihat persiapan acara yang berbau-bau kopasgat gitu. Dan satu-satunya tujuan aku berlompatan seharian kemaren, bener-bener adalah buat mencegah terjadinya pertumpahan darah. Well, I’ll skip the detail. Pokoknya lucu :). Yang jelas, misi tercapai.

Hari ini kayaknya dunia lebih damai. Jadi aku meluangkan waktu ngabur keliling kota sebentar, trus balik sekedar ikut tepuk tangan dan salam-salaman aja. Siapa ya juaranya tadi?

Telkom Clickday

Dengan mata bulatnya, dia bertanya «Kak, kalau selesai milih jawaban, yang ditekan ‘lanjut’ apa ‘kirim’?»

Seneng juga jadi kakak :), apalagi sama anak yang umurnya kira-kira sepertiganya aku :) :). Klik-klik-klik. Satu-satu pertanyaan dia lahap. Begitu masuk soal matematik, spidol birunya beraksi di kertas buram, cret-cret-cret … klik-klik.

Apa aja sih pertanyaannya? Selain matematika, ada IPA, IPS, sampai hal-hal yang konon berbau infokom: PDA, satelit, parabola, penemu radio, web, dan semacamnya. Dan makhluk-makhluk mungil yang masihpakai rok atau celana merah tua itu melahap sigap tanpa ragu.

Memang itu dunia mereka, kayaknya. Mudah-mudahan. Aku lebih seneng mereka buang-buang uang buat beli segala piranti lucu dengan mikroprosesor berperformansi tinggi, daripada beli bensin buat menambah polusi kota Bandung.

Aku lagi kerja di GOR Pajajaran. Kemarin nemenin anak-anak SD, nanti siang remaja-remaja SLTP, dan besok pemuda-pemudi SMU. Acaranya judulnya TELKOMNet Click Day. Acaranya memang nggak sepenuhnya di depan komputer. Ada juga lomba jingle, basket, lomba mengarang (lisan). Lomba mengarang menarik bener — ngeliat makhluk-makhluk mungil itu dengan spontan harus bikin ulasan tentang satelit, televisi, parabola, mouse, dll.

And thanks untuk Luke sebagai MC, aku boleh mewakili TELKOM memberikan hadiah buat pengarang-pengarang cilik kita.

And congratulations untuk SD Assalaam, yang jadi juara umum hari ini.

Visi dan Misi

Visi dan misi. Apa sih gunanya?

Aku bukan lagi mikirin Scott Adams dan Dilbert yang selalu sinis sama kata-kata yang dipakai dalam visi dan misi perusahaan Amerika dan perusahaan yang menjiplak style perusahaan Amerika. Bukan. Aku lagi mikirin tema lain.

Katakan kita punya perusahaan telekomunikasi, didirikan tahun 1990. Apa kira-kira misi kita? Nggak mungkin cuma pasang telepon. Waktu itu belum musim kata konvergensi dan infokom. Tapi setidaknya kita sudah menyebut “integrasi suara dan data”. Kira-kira kayak gitu lah misinya. Apa teknologi yang siap buat tahun itu? Internet cuman ada di kampus-kampus dan lembaga penelitian. ATM belum dirumuskan. SDH ada. ISDN ada. OK, kayaknya yang dibangun jadi ISDN.

Terus orang menuntut telekomunikasi broadband. ITU-T merumuskan broadband ISDN. Tapi bentuknya sel-sel ATM, bukan TDM kayak ISDN. Itu pun nggak jalan. Broadband network ternyata dibentuk oleh Internet, oleh suite protokol-protokol IP. Dan ongkos upgrade dari POTS ke broadband IP nggak jauh beda dari upgrade ISDN ke broadband IP. Jangan lupa, kita harus membayangkan lingkungan multi operator.

Tapi kesalahan akibat visi nggak cuma menimpa industri. Aku ngebayangin bahwa dulu Einstein punya kesalahan yang sama. Dia yakin bener bahwa seluruh materi dan energi itu adalah satu tipe yang sedang dalam bentuk berbeda. Dia kerja keras mencari bentuk tunggal itu. Akibatnya dia menolak mekanika kuantum, dan sibuk mencari satu hal itu. Sebenernya dia nggak produktif lagi, gara-gara memaksakan diri mencari sesuatu yang belum mungkin ditemukan pada masanya. Baru setelah mekanika kuantum dirumuskan dalam QED, dan baru setelah banyak partikel-partikel subatomik lain ditemukan, orang bisa mulai memetakan bentuk energi tunggal. Dan Abdussalam membuktikannya di tahun 1970-an dengan merumuskan ketunggalan energi nuklir lemah dan elektromagnetik, sekitar 20 tahun setelah Einstein wafat. Tak lama banyak ilmuwan merumuskan ketunggalan energi itu dengan energi nuklir kuat. Tinggal gravitasi yang masih diduga-duga tapi belum selesai dirumuskan.

Visi dan misi yang terumuskan, secara tak langsung bisa mendorong kita mengikuti jalan-jalan pintas yang beracun. Bisa. Bisa tidak memang. Aku nggak melakukan generalisasi.

CDMA Network Planning

Minggu ini jadi penghuni Gegerkalong. Kapan ya terakhir aku nulis nama ini di sini? Gegerkalong, di pojok utara Bandung, adalah tempat yang hawanya masih menyisakan rasa Bandung masa lalu: sejuk, juga di tengah hari.

Di Gerlong yang berhawa segar ini aku lagi ikut training lagi. Cihuy. Abis masa puncak penjajahan Ariawest, kayaknya baru sekali aku beneran dapet training di sini. Judulnya CDMA Network Planning.

Isinya?

Ya … CDMA … network planning …. obviously …

« Older posts Newer posts »

© 2025 Kuncoro++

Theme by Anders NorĂ©nUp ↑