Category: Telkom (Page 6 of 9)

Sebuah Taman Virtual

Tepat pada Hari (Bakti Pos dan) Telekomunikasi, kita meluncurkan Telkom.TV. Hah, Telkom negara renik Tuvalu? Bukan, TV yang ini kita culik untuk kerangka yang lebih imut lagi: Taman Virtual. Tapi kenapa taman? Kerangka yang ini dimaksudkan untuk berada di luar kantor, untuk menjauh dari sekat-sekat korporasi, untuk menikmati kehangatan dan keakraban di sebuah taman. Ini adalah tempat bermain bagi komunitas maya. Memang sih, sementara baru terbatas di Jawa Barat & Banten dulu.

Kegiatan awal di Telkom.TV ini adalah — kejutan — Kompetisi Blogging! Ya, kita memang blogger bangedts, merasa harus mengawali dengan blogging, dan mengerangkai lainnya dari blogging :). “Tiada realita di luar blogging.” Kompetisi ini difokuskan untuk kalangan muda, yaitu pelajar, mahasiswa, santri, dengan usia di bawah 25 tahun. Tentu blognya tidak harus dipasang di Telkom.TV. Hey, ini taman, bukan bakery :). Blog boleh di WordPress, di Blogger, di domain sendiri, di mana lah. Waktu kompetisi 3 bulan, dihitung dari hari ini. Penilaian lebih pada content, bukan pada visual (biarpun, tentu saja, harmoni antara visualisasi dengan content harus diperhatikan). Hadiah yang diarisankan adalah sebuah notebook, dan beberapa handphone Flexi dari yang middle-up sampai middle-low. Lebih lanjut, boleh lihat langsung ke Telkom.TV.

Kegiatan yang lain adalah Lomba Desain Webcard. Yang ini untuk memperingati sederetan hari raya di penghujung 2007, dari Idul Fitri sampai Tahun Baru. Syarat dan ketentuan juga ada di Telkom.TV. Hadiahnya juga beberapa handphone Flexi, tapi tanpa notebook. Tenang aja. Namanya juga masih baru.

Tapi, tanpa skrinsyut adalah basbang. Jadi beberapa hari terakhir ini kami mempersiapkan acara launching sederhana. Tempatnya nggak perlu formal: di food court BEC yang diatmosferi Telkom Hotspot, biar aroma Internetnya kental. Peserta dari beberapa SMA di Bandung yang dicurigai banyak bloggernya; dan diwarnai oleh beberapa selebriti blog Bandung (hehe): Budi Rahardjo, Ikhlasul Amal, Rendy Maulana. Sambil bersiap berbuka, Afianto menekan tombol (virtual) merah menyala itu untuk membuka web Telkom.TV. Lalu empat siswa dan mahasiswa jadi pendaftar perdana. Kok cuman empat? Keburu adzan Maghrib sih :). Dan setelah berbuka agak bergegas, aku bertugas memanggungkan Kaisar Blog/Pakar IT Beneran/Rocker Kawakan/Akademisi Badung Budi Rahardjo untuk bertalkshow di atas panggung. Eh, ternyata ini jadi moment paling ramai. Banyak pertanyaan dan tanggapan. Pun sampai Mas Budi turun panggung. Jangan2 sampai rumah pun masih diuber2. Acara puncak, seperti yang ditulis di awal paragraf, adalah: bikin skrinsyut. Jadi seluruh peserta mejeng di depan panggung, kamerawan Denny beraksi menembaki kami, dan jadilah skrinsyut.

Selanjutnya … acara di taman pun dimulai. Sila. Sambil … hehe … masih dipugar.

Kisah lain kegiatan ini bisa dilirik di blog Rendy dan blog BR. Untuk internal Telkom, Nining berjanji menuliskan laporannya. Foto-foto lain a.l. ada di flickr Ikhlas dan flickrku. Sayang sekali Priyadi, Jay, Andika, dan MacNoto nggak sempat hadir. Sekarang, aku mau menikmati Kopi Siborong-Borong hitam pekat dulu.

Sinyal

Deretan pertanyaan dari Teh Lili ini aku jawab sambil rehat di workshop panjang di Sukabumi, minggu lalu. Topiknya utama tentang Pendidikan di Bidang Telekomunikasi. Tetapi yang ditanyakan lebih banyak tentang sejarah (di mana, mengapa, tepatkah), baru kemudian opini :). Hari ini Tabloid Sinyal yang memuat wawancara jarak jauh ini mulai tersebar di jalan-jalan.

sinyal.jpg

Ini bagian yang terpotong oleh editing Tabloid :). Kuliah S1 bidang telekomunikasi sendiri dulu diawali dengan memperdalam kalkulus dan sains yang mendukung bidang telekomunikasi: fisika, fisika modern, teori medan, teori elektrik, elektronika; kemudian memperdalam teknologi telekomunikasi, termasuk transmisi, switching, kontrol, mikroprosesor. Hal lain yang juga dipelajari adalah ekonomi teknik, dan hal-hal lain yang berkait dengan dunia bisnis. S2 memperdalam kembali dari sisi sains, kemudian satu per satu elemen telekomunikasi, terutama network dan lebih fokus ke broadband network. Juga pengelolaan proyek, pengembangan bisnis, regulasi, de el el. Lepas dari kuliah, bisnis telekomunikasi dipelajari melalui experience, peering, dan tentu melalui asosiasi. Buat aku, IEEE pas untuk ini.

Apakah telekomunikasi masih menarik? Masih donk. Konvergensi telah terjadi (antara profesi resmi — telekomunikasi — dan hobby resmi — computing). Ini bukan hanya memperkaya, tetapi merombak arsitektur telekomunikasi. NGN mengubah jaringan telepon sepenuhnya menjadi infrastruktur informatika yang cerdas. Versi mobilenya pun, NGMN (next generation mobile network), sedang dalam finalisasi rancangan. Lepas tahun 2010 kita akan mulai menyaksikan transformasi yang menarik ini: NGN di Telkom dan NGMN di operator mobile. Kita memerlukan banyak tenaga baru dengan visi baru abad 21, biar yang visinya kuno2 itu bisa disingkirkan (OK, kalimat ini perlu diperhalus).

Apa yang harus disiapkan buat para siswa peminat telekomunikasi? Mulai mengasyiki matematika dan sains, tentu. Bahasa Inggris hingga saat ini masih mutlak diperlukan. Dan yang juga penting adalah kemauan dan kemampuan untuk problem solving, bukan sekedar menanti disuapi ilmu. Good luck :).

Forum BHTV Sesi Mei

Malam tadi, sekali lagi dilakukan pertemuan BHTV, dengan host Mr Ikhlas di SDDN. BHTV, Bandung High-Tech Valley, adalah visi bersama untuk mengembangkan ekonomi wilayah Bandung dan sekitarnya, dengan dukungan penuh dari riset dan industri teknologi informasi (IT). Biarpun udah in touch bahkan sebelum 2001 (haha), baru sekali ini aku bisa hadir. Yang lalu2, Mr BR selalu menyusun waktu yang pas sehingga aku nggak bisa hadir. Malam tadi, justru Mr BR yang nggak bisa hadir :).

Yang menarik dalam pertemuan malam ini adalah penegasan, oleh Mr Armein, bahwa arah BHTV bukanlah seperti model Bangalore atau pusat industri IT oursource semacamnya. Yang divisikan justru dapat dibangunnya sebuah platform cerdas (yang dalam ini akan didorong oleh komponen pengaktif BHTV), yang mampu membantu masyarakat dalam skala yang lebih luas untuk mampu merancang, membuat, dan memasarkan produk-produk IT secara lebih mudah berbasiskan platform tersebut. Diharapkan, yang bangkit bukan segelintir industri IT yang besar dan mungkin akan menyerap tenaga kerja (tapi mungkin tidak), tetapi bangkitnya juga banyak industri kecil dan menengah, yang membuat Bandung menjadi kota yang sangat dinamis secara IT.

Mampukah? Prakarsa BHTV sendiri bukanlah prakarsa baru. Kajian-kajian telah dilakukan selama beberapa tahun, untuk mencari pendekatan yang paling realistis namun efektif untuk mencapai visi yang diharapkan. Tapi tentu masih perlu kerja keras, dan kerja yang lebih keras, untuk benar-benar menciptakan Bandung baru sebagai wilayah cerdas dari zone khatulistiwa.

Telkom Blogging Day

Resminya serangkaian acara ini berjudul Kick Off Program-Program Cerdas Bersama Telkom. Berlanjut dari IGTS yang diluncurkan Telkom Divre III tahun 2004, Telkom meneruskan kampanye Internet ke pesantren, ke barak, dst, dan akhirnya dipandang perlu untuk meprogramkan kembali kampanye ini dengan lebih baik, mengerahkan hal terbaik dari produk dan layanan yang dimiliki Telkom. Lalu diluncurkanlah “Cerdas Bersama Telkom” ini. Di setiap daerah, tentu sifat kampanyenya berbeda. Di Kabupaten Banjar misalnya, bentuknya masih pengenalan Internet. Tetapi untuk kota sebesar Bandung, tentunya bentuknya bukan pengenalan lagi. Yang dianggap tepat adalah hal yang diseruserukan sebagai demokrasi informasi oleh golongan kiri, atau Web 2.0 oleh golongan kanan. Dan dimulai dengan blogging.

Kami memutuskan untuk mengundang evangelist blog Indonesia, Sdr Budi Putra, untuk memberi pencerahan tentang blogging kepada para siswa di Gedung Landmark Bandung, 22 Maret 2007, sebagai bagian dari acara kick off. Turut sangat aktif juga Sdr Ikhlasul Amal, evangelist blog yang memiliki semangat yang sama tingginya. Hari pertama, kami membuka dua sesi pelatihan, semuanya untuk siswa. Porsi pelatihan lebih banyak dipegang kedua evangelist itu, sementara pekerja Telkom bekerja sebagai support. Tapi Ikhlas yang selalu ikhlas terus bertanya: kenapa cuma 1 hari? Biasanya orang bingung cari fasilitas saat berminat membuka training. Di depan kita sudah ada fasilitas: kenapa disia2kan? Maka disiapkanlah pelatihan hari ke-2 untuk umum. Hari ke-3, ruangannya akan dipakai untuk diskusi bersama UKM.

Seperti sesi2 Telkom yang normal, tentu kami juga memberikan informasi produk2 Internet Telkom: Speedy, Telkomnet Instan, Telkomnet Flexi, dan Flexi WAP. Tapi, biar unik, kami tetap memberikan kesempatan kepada Ikhlas untuk bercerita — sebagai customer — terntang produk Telkom ini; tanpa tambahan apa pun dari Telkom. Telkom juga mesti belajar berdemokrasi informasi, kan? :)

Beberapa screenshoot (sesuai arah baca tulisan):

telkom-blogging-day.jpg
  • Beberapa siswa siswi sesi pagi
  • Ermadi Dahlan (Direktur Konsumer) melakukan kickoff
  • Beberapa siswa siswi sesi siang
  • Budi Putra memberikan petunjuk blogging dengan WordPress
  • Afianto (Mgr Marketing Jabar) memberikan gift kepada blogger tercepat
  • Afianto menyusun rencana lanjutan dengan Ikhlasul Amal
  • Ikhlasul Amal di sesi untuk umum
  • Peserta umum

21CN, NGN BT

Ini kisah British Telecom (BT), sebuah perusahaan telco incumbent di sebuah negara Eropa (yang sering dibilang tak progresif dalam urusan konvergensi dan perinternetan). BT telah memulai langkah nyata untuk peralihan ke next-generation network (NGN), dan kembali membawa citra baik negara Inggris maupun perusahaan telco kembali ke garda depan perkembangan teknologi telekomunikasi. Dari Spectrum, IEEE.

Di tahun 1999, hanya 1% pemakai Internet Inggris yang tidak memakai akses dialup. Awal 2006, jumlah pemakai broadband sudah 19% dari seluruh warga, yang jelas mengalahkan Amrik atau Korea. Pada bulan September, seluruh sentral telah terkoneksi DSL. Dan BT menyiapkan migrasi yang lebih besar: NGN.

Nama proyek ini adalah 21st Century Network (21CN). NGN bagi BT bukan lagi network masa depan, tetapi masa kini yang sudah dimasuki. 21CN adalah migrasi segala macam network yang dimiliki BT menjadi network tunggal berbasis IP. Sejumlah 16 sistem network yang ada saat ini, termasuk telepon, X25, ATM, yang menjangkau hingga 170 negara akan dimatikan, dan digantikan network yang baru. Total biaya mencapai £ 10 miliar, dan dijadwalkan selesai tahun 2012. Amrik, Jepang, dan Korea; yang dimitoskan paling mampu beradaptasi dengan multimedia, tidak memiliki keberanian yang mendekati hal ini.

Secara sederhana (sekali), konfigurasi 21CN adalah sbb. CPE diinterfacekan dengan perangkat MSAN (multiservice access node). Dari MSAN, trafik mengalir sebagai data terintegrasi, dalam protokol MPLS (multi-protocol label switch), dimana koneksi disusun dalam semacam VC berbasis IP. Tentang MPLS dan juga NGN ini, aku pernah bikin whitepaper (agak kuno). Dari MSAN, trafik dilarikan ke Metro Node, yang merupakan NGN media gateway berkapasitas besar (tapi bukan berarti secara fisik juga besar). Metro Node saling dihubungkan dengan IP core network.

Untuk implementasi awal, BT mencobai di Wales Selatan. Metro Node dipasang di Newport, Swansea, dan Cardiff. Kapasitas telepon telah akan dimigrasikan adalah 350 000 sambungan. Migrasi dilakukan 28 November 2006, dan customer telepon tidak tahu bedanya. Network diparalel dengan network lama, menjaga jika ada masalah selama dan setelah migrasi. Sejauh ini, tidak ada backup yang pernah digunakan. Hingga kini telah dipasang 9 Metro Node, menggantikan 70 sentral lokal.

Proyek 21CN akan memasang total 5500 MSAN. Manufakturnya adalah Fujitsu (Jepang) dan Huawei (RRC — ya, Huawei yang juga sedang asyik memasang MSOAN untuk Telkom itu, tapi yang ini masih belum NGN). Untuk menjamin keberhasilan, BT mengawasi dengan ketat kerja para supplier: pekerjaan mereka, sistem supply, subkontraktor, dan keseluruhan jaringan distribusi. Transmisi dimanufakturi oleh Huawei dan Ciena (Amrik). Metro Node dimanufakturi Siemens, Cisco, dan Alcatel; dan akan dibangun sejumlah 100 buah. Satu hal yang (tidak) menarik adalah bahwa Marconi, manufaktur telekomunikasi Inggris, satu2nya yang masih hidup, tidak mendapat apa pun dalam proyek ini. Efeknya, Marconi kolaps, dan dibeli Ericsson. Ericsson sendiri dalam proyek ini memperoleh bagian pada penyediaan network service, dalam modul-modul yang dinamai iNode. Ericsson bekerja tanpa saingan di sini. Core network, yang mengalirkan triliunan bit per detik, dibangun oleh Cisco dan Lucent secara terduplikasi (dengan software, topologi, dll, yang semuanya berbeda). Ini untuk alasan keamanan. Serangan yang tak terduga pada jaringan Cisco diharapkan tak akan mengganggu jaringan Lucent, dan sebaliknya.

Lebih lanjut, sila ke web 21CN.

Batam 5.0

Ini adalah kunjungan kelima di Batam. Dan kira2 10 tahun setelah kunjungan pertama. Entah kenapa, Nadim masih juga digantung.

Kunjungan pertama dulu adalah efek dari ‘open source’ – dalam tanda petik. Tahun 1995 itu, aku bikin software analisis trafik (in C) untuk sentral Lucent 5ESS. Dan berbeda dengan programmer Telkom masa itu (peninggalan zaman Perumtel -red) yang menganggap software adalah harta berharga yang wajib dipendam, aku membagikan software itu ke siapa pun yang berminat punya. Juga source-nya, untuk siapa pun yang pingin ikut memodifikasi. Orang2 Surabaya (Divre V) memang melakukan tak lebih dari sekedar mengganti nama pemrogram, lalu mengkompilasi ulang. Orang2 Medan dan Batam (Divre I) mau lebih serius. Tapi mereka ragu di tengah jalan. Jadi programmer asli diundang ke Batam (dan beberapa waktu kemudian ke Medan juga). Surprise buat aku adalah bahwa Sentral 5ESS di Batam sudah menggunakan versi 6, sementara Bandung masih menggunakan versi 5. Jadi memang perlu waktu untuk memodifikasi program. Ya, happy end sih, lengkap dengan acara mancing dll.

Kunjungan hari ini untuk bekerja dalam Workshop Produk Telkom 2007. Temanya cukup komplit: seluruh produk wireline, seluruh produk wireless, serta content & applications. Semua menarik buat aku. Sayangnya kita pasti ditempatkan di satu work group, nggak mungkin lompat-lompat. Cakupan meliputi branding, feature baru atas produk yang ada, paket2 dan kemasan2 baru, serta seluruh aspeknya: infrastruktur, performansi, komunikasi, charging, semuanya.

Workshop masih berlangsung sampai tanggal 15. Jadi kalau ada usulan, sila kontak2 di sini. Seandainyapun WiFi sulit diakses, Flexi selalu ada buat in touch dengan web ini. Tapi, kalau jadwal terlalu padat, dan usulan tak sempat terbaca dan tersampaikan, jangan buru2 mengganti tulisan Hang Nadim dengan Hang Koen. Improvement akan selalu dimungkinkan, pun setelah workshop berakhir.

rikep1.jpg

Lomba Karya Jurnalistik

Tahun ini, Telkom memperluas Lomba Karya Jurnalistik-nya, dengan ditambahi lomba tingkat daerah. Untuk Jawa Barat, penyelenggaranya tentu Divre III. Dan karena semua orang Telkom (selain aku) itu terlalu sibuk, maka aku kebagian tugas sebagai salah satu juri. Dewan Juri terdiri dari tiga orang, yaitu dari kalangan akademis, kalangan pers, dan dari Telkom. Tulisan para peserta harus dimuat di media daerah antara September hingga awal November tahun ini. Dan pada pertengahan November, amplop besar berisi kumpulan artikel itu sampai di mejaku. Aku rada serius dengan tugas ini. Artikel2 itu aku bawa ke mana2, termasuk ke rapat di Puncak segala. Dibaca, direview, baca lagi, dan akhirnya diberi skor berdasarkan empat kriteria. Laporan ditulis di suatu pagi ditemani Kopi Toraja tanpa gula (hidup itu pahit, kawan — tapi wangi).

Sidang Dewan Juri dilangsungkan tanggal 17 November. Anggota Dewan yang lain adalah Sahala Tua Saragih dari Fikom Unpad, dan M Ridlo Eisy dari Kelompok Pikiran Rakyat. Berbincang tentang kriteria, kemudian menyetarakan skor, dan akhirnya menyusun skor akhir. Artikel yang aku pilih sebagai Rank 1 harus dicoret, karena sudah telanjur menag di lomba yang tingkat nasional (whew, aku memang nggak salah pilih). Dan akhirnya, tugas selesai. Berita acara dibuat. Kopi (Indocafe) dihabiskan. Dan hari ditutup dengan jalan ke Toko Buku Togamas di Supratman.

Hasil penjurian? Baca deh di media2 daerah di Jawa Barat hari2 ini. Berbincang dengan juri yang lain, kita juga sepakat untuk menyelenggarakan Editor Gathering secara rutin.

NGN Conference

NGN-conf.jpg

Atau NGNGN — Next Generation NGN. Kita memperbincangkan soal ini akhir abad lalu di Bid Network Divre III, dalam bentuk protocol bernama Megaco. Dan kemudian nama yang agak fancy di awal abad ini: Softswitch. Akhirnya mereka menemukan bentuk bernama NGN, dan diulas secara teknis di jurnal-jurnal IEEE, dan sempat aku bikin whitepapernya. Whitepaper ini kemudian dibuat versi non-Telkom dan dipasang di IlmuKomputer.com. Namun setelah itu NGN berevolusi. Ia kemudian distandarkan oleh ITU-T. Konferensi TPE (Telkom Pre-Eminence) tahun 2003 khusus membahas NGN. Waktu itu titik beratnya lebih pada hal2 teknis, seperti standardisasi, interoperabilitas. Kemudian forum yang lebih kecil, yang aku lupa namanya. Dan tahun ini, Telkom menyelenggarakan Konferensi NGN.

Atau NGNGN itu. Karena pengkajiannya sudah selangkah ke arah implementasi nyata.

Yang dibahas bukan lagi soal standardisasi, tetapi bagaimana Telkom bersama bangsa ini akan memulai langkah2 awal menyusun service dan network masa depan, yang diharapkan benar2 akan merevolusi service infokom yang ada saat ini. Service diharapkan akan lebih efisien dan fleksibel, yang artinya adalah aneka ragam layanan efektif dengan harga yang jauh lebih rendah daripada jaringan saat ini. Jangkauan layanan akan meliputi juga layanan mobile dan wireless. Everything Telkom 3G lah.

NGN-mug.jpgKerjasama disusun dengan berbagai vendor, konsultan, dan operator lain yang lebih dahulu melangkah. Mudah2an sih, industri dan kalangan akademi bangsa ini mau mulai bangun. Agak susah bikin segalanya murah kalau kita masih segalanya impor. Nggak perlu kelas dunia dalam arti gemerlap. ZTE yang acak2an itu saja sudah berani, dan diterima dengan baik, dengan improvement yang sambil jalan. Masa kita yang lebih beradab ini nggak berani? Cumab perlu kemauan untuk mulai terjun, aku kira, daripada sibuk bikin forum sana sini.

Di luar konferensi, ada pameran. Menarik juga. NGN dan non NGN. Telkom sendiri, selain memiliki booth Telkom bernuansa NGN, juga punya booth Flexi dan Speedy yang bernuansa network masa kini. Masa kini gitu loh. Padahal di Network Divre III, kita udah mendiskusikan ADSL ini jauh di pelosok tahun 1996. 10 years bo! Makasih buat temen di Siemens/Juniper, Softrecom, untuk diskusinya yang hangat. Dan makasih sekali untuk Alcatel untuk perbincangan yang tak kalah panasnya dengan hidangan kopi panas dan donatnya mantap!

Telekomunikasi Selular Indonesia

Satu komentar di site ini menyebut bahwa sumber kekuatan Telkomsel pada pasar selular di Indonesia didukung oleh statusnya sebagai pemain perdana. Statement ini sebenarnya tidak benar. Sebelum era GSM, di Indonesia sudah ada Komselindo (milik Bimantara, yang sekarang terjun mengoperasikan Fren melalui Mobile-8). Operator GSM pertama di Indonesia pun bukan Telkomsel, melainkan Satelindo (sekarang bagian dari Indosat). Telkomsel adalah pemain GSM kedua. Pun pada masa2 awal, ia tidak diperkenankan memasuki Jakarta — memberi kesempatan tumbuh dulu untuk pemain awal. Jadi Telkomsel memulai dengan gerilya berkeliling Indonesia sebelum akhirnya boleh memasuki Jakarta.

Kini, Telkomsel masih memiliki proporsi customer yang merata di seluruh Indonesia, dibandingkan Indosat yang customernya basih terpusat di sentra kemakmuran ekonomi (=Jawa). Hampir separuh customer Telkomsel ada di luar Jawa, dibandingkan Indosat yang hanya kurang dari seperlimanya. Telkomsel memang punya hak menamai diri Telekomunikasi Selular Indonesia.

tselisat-may061.png

Untuk per-HP-an, aku sendiri masih pakai 3 kartu: Kartu Halo, Flexi, dan XL bebas. Urutan bukan berdasar favoritism, tetapi berdasar besarnya pemakaian bulanan dalam rupiah, dari terbesar ke terkecil. Ada juga yang lain sih, buat iseng2 :).

Business Week Lagi

Seperti tahun sebelumnya dan sebelumnya, Telkom masuk lagi ke 100 Besar of Perusahaan IT Dunia versi Business Week. Tahun ini masuk ranking 12. Dan seperti tahun2 sebelumnya, hal2 seperti ini cuman disebut sekilas dalam keseharian kantor. Tak lebih dari 5 email. Dan tak pernah disebut dalam perbincangan lisan. Pada sibuk. Banyak kerjaan. Dan sebenernya nggak perlu aku sebut2 juga di sini. Cuman aku lagi di Puncak, dan hampir waktu Maghrib, dan aku lagi jenuh. Ya udah, gitu aja.

Top-100-IT-Companies.png
« Older posts Newer posts »

© 2024 Kuncoro++

Theme by Anders NorénUp ↑