Category: Life (Page 29 of 29)

Para Pelopor Perombakan

Suatu sistem yang stagnan harus dirombak dari dalam sendiri. Tapi kalau aku amati, pelopor perombakan umumnya hanya bekerja setengah jalan, dan walaupun kemudian jadi pahlawan, ia hanya jadi manusia tenggelam.

Mikhail Gorbatchev misalnya, mencoba membongkar untuk memperbaiki sistem Uni Soviet dan Partai Komunis. Sampai sekarang, Mischa jadi pahlawan dunia, yang menghapuskan ketakutan-ketakutan besar dunia akan perang nuklir, ideologi, dan penyusupan. Tapi kemudian dia harus tenggelam waktu para pendukungnya maju dan membubarkan Uni dan mencampakkannya. Bahkan di Russia pun dia tidak punya pengaruh lagi.

Atau juga Albert Einstein yang dengan percaya diri menggabungkan beberapa hasil amatan para ilmuwan pada zamannya untuk mengajukan teori relativitas dan efek fotoelektrik. Percaya dirinya luntur jadi kegugupan waktu efek fotoelektriknya dikembangkan jadi mekanika kuantum yang benar-benar revolusioner itu. Dan dia terpaksa cuman jadi selebriti, mengamati mekanika kuantum yang dibencinya itu malah memecahkan masalah unifikasi medan yang dia coba cari.

Mengapa kita tidak berkomitmen jadi pelopor saja? Memang barangkali kita bakal tenggelam diinjak oleh pengikut kita yang lari mendahului kita. Tapi kan dengan demikian kita bisa merayakan kehidupan yang ajaib ini?

1291657

Afianto kayaknya suka pada ide bahwa orang yang disia-siakan justru bisa jadi bumerang..

Barangkali aku justru lebih suka mengamati bahwa orang yang karakteristiknya berbeda, sama sekali tidak kompatibel, justru bisa saling melengkapi untuk menyelesaikan pekerjaan besar. Fermi itu pemikir yang tekun, bekerja sistematis, dan mengharuskan semua orang bekerja dengan tangan di lab. Szilard sama sekali nggak suka bekerja dengan tangan. Tapi ide-idenya yang melompat-lompat itu memiliki ketepatan tinggi. Fermi, waktu berfokus menciptakan unsur transuranium, mengabaikan proses fisi nuklir yang diciptakannya. Szilard mempatenkan ide fisi terkendali, tapi tidak pernah benar-benar bekerja untuk mewujudkannya. Fermi mengatakan bahwa bom nuklir hanya bisa tercipta 25-50 tahun kemudian. Szilard berani menyurati presiden menyatakan kemungkinan bahwa Nazi Jerman bisa menciptakan bom nuklir lebih dulu.

Kamis kemaren aku ke kantor Ziggyt. Talk sebentar, terus kita terpaksa saling acuh. Aku jadi inget bahwa sejarah persahabatan kami memang kayaknya nggak banyak berbeda: saling diam aja, gara-gara minat dan kapabiliti yang bener-bener nggak kompatibel, kecuali kalau ada sesuatu yang dikerjakan bareng-bareng.

Barangkali keanehan kayak gitu yang bisa bikin persahabatan jadi abadi.

1291636

Weekend ini talk dengan Afianto soal nama anaknya: Enrico dan Fermiro. Lucunya, majalah SciAm juga membahas soal Enrico Fermi dan Leo Szilard, serta bagaimana dua tokoh yang pola pikir dan perilakunya sangat berlawanan itu bisa bekerja sama untuk menciptakan sesuatu yang hebat di zamannya.

Cerita ringkasnya: Tahun 1932 netron ditemukan. Tahun 1933, Fermi menggunakan netron untuk menciptakan elemen transuranium (sambil mengabaikan efek sampingnya berupa fisi nuklir). Tahun 1934, Szilard memaparkan ide tentang fisi terkendali. Kerasnya fasisme Eropa membuat mereka (dan juga Einstein) harus kabur dari Eropa ke AS. Tahun 1939 Bohr ke Amerika membawa khabar bahwa di Jerman Hahn dan Strassman berhasil membuat fisi terkendali.

Szilard merumuskan surat buat Roosevelt, ditandatangani Einstein, mengajukan usulan pembuatan proyek fisi nuklir. Roosevelt menyetujui, dan riset-riset dimulai di laboratorium metalurgi. Akhir cerita, justru para pelarian Eropa itu yang membuat AS memenangkan PD II.

Penyelidikan AI di Palestina

London – 23 Oct 00 04:25 WIB (Astaga.com). Hasil penyelidikan Amnesti Internasional menyimpulkan bahwa Israel sengaja menggunakan senjata mematikan dalam menghadapi aksi unjuk rasa rakyat sipil Palestina.

Amnesti internasional juga menyatakan sangat memprihatinkan kebijakan pemerintah Israel dalam menghadapi aksi unjuk rasa sejak 29 September itu. Penggunakan senjata mematikan dalam menghadapi pengunjuk rasa disebut terlalu berlebihan dan telah mengakibatkan “pembunuhan-pembunuhan yang tidak didasari hukum.”

Sementara itu Jenderal Wiranto meluncurkan album lagu. Ach, si General Failure … Abort, Retry, Ignore?

Detik Detik

Jakarta. Birokrasi yang tebal itu tetap tidak bisa mengambil keputusan. Kelihatannya, kayak biasa, aku harus mengambil keputusan sendiri. Resiko itu hal biasa sih, buat kita. Dan langkah berikutnya, kayak kalau kita buat program, adalah merunuti setiap tindakan satu langkah demi satu langkah saja.

Mudah-mudahan, kalau pikiran tidak dikusuti lagi, aku jadi punya waktu lagi untuk memikirkan orang lain juga.

Keliling Keliling

Keliling-keliling dari satu bagian ke bagian lain, membahas rencana course 8 minggu. Terpaksa bolos dari British Council hari ini. Dan nampaknya tidak ada satu orang pun yang berani mengambil keputusan, tanpa menunggu Uncle Mike. Padahal Mike sih jelas sedang terbebani pikiran akan hutang-hutang dan bentuk-bentuk inkompetensi lainnya.

OK, aku lagi coba planning untuk memaksa orang mengambil keputusan.

Dan … Selamat Ulang Tahun, Kota Bandung … Kota yang cantik, tapi salah urus.

880602

Terombang-ambing. Tanpa kepastian. Kayaknya kali-kali aku keluar dari Telkom aja sebentar yach, ngurusin satu urusan. Kapan-kapan masuk lagi. He-he, bukan berarti aku setia hanya pada Telkom yach (emang apaan), tapi inget kata Pak Eko Setio Sadewo. “Telkom itu kayak kaleng krupuk. Kamu masuk, langsung kecewa. Terus kamu tinggal pilih: mau memperbaiki apa mau langsung keluar?” Si Pak Eko udah di Telkomsel sekarang. Aku masih merasa harus ngebetulin kaleng krupuknya.
Dan buat yang cuman bisa maki-maki Telkom, here you are: “Bekerjalah dengan betul. Kalau kamu bekerja dengan sungguh-sungguh (real work), kamu kehilangan keinginan untuk mengumbar kata-kata jorok buat para pekerja.” Ini berlaku juga buat so-called experts. Who cares.

Newer posts »

© 2024 Kuncoro++

Theme by Anders NorénUp ↑