Category: Book (Page 8 of 10)

Paradox Farnon Lagi

Darrowby, setting menjelang PD II.

Si tua Bailey dari T’Council House berjalan tertatih-tatih ke Skeldale House, membawa anjingnya. James Herriot mempersilakannya meletakkan anjingnya di meja praktek, tapi akhirnya James harus mengangkatnya sendiri. Si tua terkena arthritis, dan tidak kuat lagi mengangkat beban. Anjingnya juga sudah tua, terus terbatuk-batuk. “Kena bronkitis,” analisis James, “Dan kelihatannya nggak bisa sembuh. Tapi perlu diberi obat kalau situasi memburuk.”

James menyuntik si anjing dan memberi 20 tablet.

“Bayar berapa?” tanya Pak Tua. Tepat pada saat itu James melihat celana panjang Pak Tua yang sudah berlubang. “Nggak usah bayar,” kata James, “Yang penting berikan obatnya secara teratur.”

Kasus selesai. Tapi Siegfried ada di situ, dan kita ingat dia manusia paling logical yang ada di muka bumi bagian Darrowby. “Kenapa sih, pakai kerja cuma-cuma, katanya.” Dan alasan Siegfried bukan soal kepelitan. Situasi ekonomi masa itu memang kurang baik. Dan harga obat mahal. Kalau terus mengasihani orang, usaha akan ambruk, dan tak seorangpun lagi yang dapat tertolong. Argumen logik yang khas, dan sering terdengar bahkan sampai hari ini di korporate-korporate raksasa sekalipun. James cuma bisa memendam kejengkelan.

Tapi Bailey datang lagi minggu berikutnya, dan James mendapati Siegfried sedang menyuntik anjingnya lagi.
“Pak Herriot benar, Pak Bailey,” gitu terdengar, “Batuknya bisa seumur hidup. Tapi kalau memburuk, Anda harus membawanya ke sini lagi.”
“Terima kasih Pak. Berapa biayanya?”
“Ehm … errrh … iya … biayanya … errr …nggak usah lah.”
“Jangan gratis lagi, Pak Farnon.”
“Sssh, jangan dibahas lagi. Dan bawa tas ini. Ada 100 tablet di dalamnya. Kayaknya anjing itu perlu banyak obat juga.”
Pada saat itu Siegfried kita melihat lutut Pak Tua. “Tunggu,” katanya. Lalu terjadi ritual khas, lengkap dengan suara koin berjatuhan, dan gunting bergesekan dengan termometer, pembuka botol, dan benang-benang, yang selalu terjadi kalau Siegfried berusaha mengambil uang kertas, diakhiri dengan teriakan kemenangan.

“Ambillah.” katanya. Bailey sudah paham sekarang bahwa perlawanan itu mustahil. Jadi diterimanya uang itu. “Sekarang pulanglah,” kata Siegfried. Di pintu, Siegfried baru sadar bahwa Pak Tua itu kena arthritis. Dan di ujung session ini, Siegfried mengeluarkan mobilnya buat mengantar si Pak Tua pulang.

Apa kalau kita punya perasaan, trus segalanya runtuh? Sampai kedua dokter pensiun kemudian meninggal di tahun 1990-an, usaha praktek dokter hewan mereka tidak pernah runtuh. Cuman memang jadi penuh paradox ajaib versi Siegfried Farnon.

Gudang Amazon

Lagi asyik-asyik window-shopping di Amazon, tau-tau seorang rekan nyeletuk: Amazon kan bukan toko beneran — nggak punya gedung, nggak punya gudang.

Nah lo, abis baca majalah loakan di mana tuh?

Waktu Jeff Bezos mendirikan Amazon, dia memang cuma modal notebook dan uang secukupnya. Istrinya nyetir mobil kayak para pionir penjajah Amerika mengejar harapan di dunia baru di barat, sementara Jeff terus-menerus merancang business case di notebooknya. Dengan business case itu, dia memulai toko buku yang barangkali jadi toko buku pertama di web-world. Sejarah dimulai.

Tapi dengan jumlah customer yang mencapai puluhan juta sekarang, dari seluruh pelosok dunia, udah nggak mungkin Amazon beroperasi tanpa gedung. Ada beberapa gudang buku Amazon di beberapa negara di AS aja, belum yang di cabang-cabang Eropa dan Jepang.

A Short History of Nearly Everything

Buat orang-orang yang bukan ilmuwan, tapi suka penasaran: bagaimana alam semesta ini bekerja, bagaimana mekanisme semesta yang kompleks ini tercipta, dan bagaimana manusia melakukan penelitian untuk mengetahuinya, juga bagaimana proses evolusi membentuk berbagai makhluk hidup, dan bagaimana manusia tumbuh dan berkembang. Bill Bryson, penulis yang suka jalan-jalan, menanyai banyak kelompok-kelompok ilmuwan, dan menyajikannya kepada masyarakat non ilmuwan dalam bahasa yang bukan bahasa ilmiah formal: A Short History of Nearly Everything.

Buku ini dinyatakan sebagai Book of The Month bulan ini di Waterstone’s. Di Amazon Inggris, buku ini menempati ranking penjualan ketiga, padahal baru diterbitkan 2 Juni lalu. Di Amazon Amerika, dia menempati ranking keenam, setelah diterbitkan bulan lalu. Masih edisi hardcover, tapi harganya tidak terlalu mahal, soalnya Amazon memberikan discount 50% di UK dan 40% di US.

Banyak yang memperkirakan buku ini akan menandingi kesuksesan buku Stephen Hawking A Brief History of Time. Masa sih?

C++ Maunya

Bikin buku tentang C++ ah, lengkap dengan STL, dan generic programming. Siapa ya yang mau nerbitin? Hmmm … online aja dulu kali ya. And free.

C++ dari O’Reilly


Serial C++ dari O’Reilly (oh, really?), minus buku pertama yang berjudul Core C++. Practical C++ adalah buku panduan mempelajari C++ dengan sedikit referensi. Nutshell berisi referensi dengan sedikit panduan. Pocket reference berisi referensi sangat singkat dalam kemasan kecil. Inget waktu kirim mail tahun 2001 ke O’Reilly nanyain buku C++, dan keliatannya waktu itu mereka nggak terlalu menseriusi C++. Udah merasa kalah sama serial C++ dari Addison Wesley kali.

The Real James Herriot

Kali-kali aku belum cerita di sini. Sebenernya, James Herriot adalah pemain bola dari Birmingham. Namanya diculik oleh dokter hewan bernama Alf Wight, waktu dia lagi cari-cari nama samaran buat bukunya. Alf, lahir di Sunderland, trus sekolah kedokteran hewan di Glasgow, dan bekerja di kota kecil di Yorkshire bernama Thirsk. Dia jadi asisten
dan kemudian partner seorang dokter hewan nyentrik abis bernama Donald Sinclair. Dia menikah dengan Joan, dan punya anak bernama Jim.

Gitu deh. Memang dia kreatif, dia suka nulis-nulis pengalamannya, tapi diubah sedikit-sedikit. Beberapa didramatisir, dan beberapa dikurangi tingkat keajaibannya. Kata Jim, yang sering dikurangi adalah tingkat keanehan perikalu Donald — kelakuannya yang asli jauh lebih ajaib daripada kelakuan Siegfried yang ditulis di buku.

Nah, RCVS melarang dokter hewan mengiklankan diri. Jadi buku dengan nama asli gitu bisa dianggap iklan. Maka si Alf harus bersusah payah cari nama palsu buat dirinya, keluarganya, partnernya, kota tempat kerjanya, dsb. Kebeneran dia suka bola … jadilah dia menculik nama James Herriot. Dan jadilah Herriot jadi nama yang mendunia, membuat Alf menerima penghargaan dari pemerintah Inggris, plus royalti yang besar (dikurangi pajak 80%).

Nah, kalau Alf pakai nama samaran, darimana kita tahu Alf yang sebenernya? Rumah di Thirsk memang akhirnya dijadikan obyek wisata, jadi banyak yang tahu. Tapi ada hal lain. Abis Alf meninggal (dimakamkan di York), Jim memutuskan menulis biografi bapaknya, dengan judul “The Real James Herriot“. Buku tulisan Jim ini banyak dipuji. Memang bagus sih: dia bukan saja jadi anak Alf, tapi juga jadi partner kerja sebagai dokter hewan di Thirsk.

Seandainya Mereka Bisa

Siapa sih Herriot yang dibahas di bagian awal weblog ini? Ada buku terjemahan dari Gramedia, judulnya «Seandainya Mereka Bisa Bicara» karangan seorang dokter hewan dari Skot dengan nama samaran James Herriot — dia kerja di kota kecil bernama Darrowby.

Cerita Herriot ini inspiring bener, dari waktu ke waktu, sampai buku Herriot rusak — keseringan dibaca. Nah, ada makhluk antik yang masuk ke website ini gara-gara cari tulisan yang membahas Herriot, dalam bahasa Indonesia. Tapi kecewa beliau, soalnya aku nggak punya informasi di mana bisa cari buku itu lagi, dan kapan ada yang mau nerbitin sekuelnya. Setidaknya ada 6 buku serial Herriot ini. Trus dijilid dua-dua jadi 3 buku. Buku pertama dan kedua jadi «All Creatures Great and Small».

Abis «Seandainya Mereka Bisa Bicara» berakhir, separuh bagian «All Creatures Great and Small» membahas bagaimana James kita bisa naksir putri seorang petani. Namanya Helen. Cuman James ini culun asli, jadi kerjanya serba salah melulu, dan bikin malu melulu. Tapi ujug-ujug, dapet juga dia akhirnya. Happy end. Tapi waktu mau nikah, Siegfried bikin ulah — dia ngasih order pemeriksaan TB untuk ternak. The show must go on. Abis pernikahan yang sederhana, pasangan baru itu mengawali hidupnya, berbulan madu di peternakan orang, memeriksa ternak satu-satu, dan Helen setia jadi asisten Harry Sufehmi, eh si James.

Errr … kalau ceritanya salah jangan protes yach. Aku nulisnya nggak sambil pegang bukunya sih.

Yet Another Visit to Books

Yet another visit to Pesta Buku Jakarta.
Yet another visit to Click ‘n’ Drag di Mangga Doea.
Yet another visit to QB-World, kali ini di Plaza Senayan.

Dan pulangnya masih sempat ngintip buku-buku di Amazon.
Sebenernya apa sih yang menarik dari buku. Sebenernya buku-buku itu udah nggak mempesona lagi, selain sebagai sumber informasi intensif (compared to majalah atau Internet yang menyajikan info sepotong-sepotong). Kayaknya kita lagi dikejar-kejar rasa bersalah aja, soalnya kita telanjur mengharuskan diri selalu lebih advanced setiap harinya.

Essential C++

Stanley Lippman, penulis buku C++ Primer, selalu membanggakan buku tulisannya sebagai buku yang bersifat esensial bagi siapa pun yang mau mulai belajar C++. Memang kitab utama bagi programmer C++ masih buku Bjarne Stroustrup The C++ Programming Language. Tapi Stroustrup menulis untuk programmer, bahkan bisa kita bilang untuk programmer C++, bukan untuk novice yang masih meraba-raba pingin tahu kenapa ada tanda plus dua kali di belakang nama besar bahasa C.

Lippman tapi memiliki kelemahan yang sama dengan Stroustrup. Bukunya tebal tak alang kepalang. Tak nyaman buat generasi masa kini yang baca buku di KA dan bis kota sambil ngobrol renyah dengan teman-teman. Dia baru menyadari soal itu di Disney.

Lippman memperoleh proyek di Disney. Animasi sesuatu di film Fantasia 2000. Zaman dulu sih, waktu orang gampang dibikin kagum sama Star Wars, animasi dibuat dalam bahasa C. Sekarang C++ yang keren dan kokoh itu. Maunya. Tapi di proyek di Disney itu, mereka telanjur pakai Perl. Emang bisa sih konversi program Perl ke C++, tapi artinya kerja cukup lama untuk melakukan hal yang udah dilakukan. Jadi mendingan si expert aja, Lippman, yang dipaksa belajar Perl.

Waktunya? Nggak lebih dari satu hari.

Beruntung dia. Ada buku Learning Perl dari Randal Schwartz. Kita ingat, kitab utama Perl bukan buku Schwartz yang ini, tapi buku Programming Perl tulisan Larry Wall, yaitu Stroustrupnya Perl. Untuk yang baru belajar, memang lebih dianjurkan baca buku Schwartz. Dan buku ini tipis, simpel. Buat orang yang niat baca, semalam pun jadi. Jadi lah Lippman programmer Perl.

Tapi Lippman jadi mikir: sial bener ya orang kayak aku yang suatu hari terpaksa harus belajar bahasa C++ dalam waktu singkat. Buku buat pemulanya sama seremnya sama buku babonnya.

Dengan ide itu, dia mulai menulis versi Learning Perl untuk C++. Dan namanya adalah Essential C++, diterbitkan Addison Wesley. Bukan, bukan Additional Weasel. Itu mah Dilbert.

« Older posts Newer posts »

© 2025 Kuncoro++

Theme by Anders NorénUp ↑