Category: Blog (Page 3 of 3)

Blitz

Blitz di Grand Indonesia hari ini menjadi fokus. Sampel dari para blogger Indonesia berkumpul di sini: hampir 500 jurnalis personal internet se-Indonesia. Sebelum masuk elevator, sudah tampak Andika dan sebagian anggota Kampung Gajah, kemudian Rara dan sebagian anggota Anging Mamiri. Elevator mengangkat kami dan langsung melontarkan ke keriuhan Lt 8. Keriuhan penuih warna dari detik pertama itu mengalahkan kenorakan komposisi Petrushka dari Stravinsky. Teriakan kangen, salam2an, dan jepretan kamera yang yang henti2nya. Tak penting mana yang seleb dan mana yang pemburu foto: semuanya merangkap :). Jay, si warga baru Jakarta, cuma bisa senyum di antara Gajah. Idban (guru blogger-ku) kehilangan suara. Thomas berpasangan ceria dengan Lala. Panitia berkostum hitam terpelanting ke sana kemari: Budi Putra yang terus mencoba tersenyum, Enda Nasution yang tetap ramah biarpun tak mampu menghilangkan garis ketegangan :p. Lalu maklumat dikeluarkan untuk menenangkan: masuk ke hall!

Hall hanya sedikit meredam keriuhan. Aku duduk di antara para Gajah (oh ya, aku bukan anggota gerombolan Gajah, tetapi sering in touch dengan banyak dari mereka); diapit Aa Nata calon walikota Bandung (amin), dan Aa Jojo dari Telkom (RDC — kayak pernah dengar nama perusahaan ini ya, haha). Sambil bantu2 memplastiki OpenSUSE oleh2 Aa Nata, kami mulai menyimak. Pidato Enda Nasution yang bernuansa Sumpah Pemuda memperoleh sambutan seperti adat para blogger — cerita, tanpa batas, kurang santun, haha. Lalu sambutan M Nuh, Menkominfo kita, yang mendorong gerakan para blogger untuk memajukan Indonesia melalui dukungan informasi masyarakat. Menkominfo menjanjikan tahun depan akan ada Kompetisi Blogger Nasional, dan Blogger Award dari Menkominfo. Juga, tanggal 27 Oktober dinyatakan sebagai Hari Blogger Nasional. Ruang kemudian diserahkan kepada Wimar Witoelar. Wimar bukan saja berbincang dengan Budi Putra dan Enda Nasution yang berada di atas panggung, tetapi juga dengan Cahyana Ahmajayadi (Dirjen Aplikasi Telematika), Nila Tanzil, Wisnu Aryo Setio (blogger SMP yang tulisannya keren), blogger dari Poso, dll. Cahyana mengingatkan bahwa jumlah blogger 130rb masih rendah. Ia menantang untuk meningkatkan menjadi setidaknya 1 juta, dengan terutama menggerakkan komunitas pendidikan sebagai tulang punggungnya.

Sesi makan siang menjadi ajang Kopdar. Aku tentu menikmati sesi ini dengan melakukan blogger-walking (bukan blogwalking): menemui aneka blogger dan bertukar satu dua kata, sebelum lompat lagi ke blogger lain. Ada Ady Permadi (Big) yang menjadi host untuk kun.co.ro dan telkom.us. Firman Firdaus masih juga pendiam. Rendy gundul baru manasik. Eko Juniarto sibuk dengan kameranya. Rovicky yang murah senyum sibuk menjawab pertanyaan (atau interview?). Tika Banget berkeliling menyalami semua orang. Viking Karwur serius. Boy Avianto tanpa penutup kepala. Dan satu lagi. Dan satu lagi. Dan satu lagi. Sayangnya tak bisa lama. Terlalu banyak orang2 menarik yang pingin aku temui. Trus antri lunch bareng Priyadi, si Mr Serius yang selalu bernuansa warm, dan lunch-nya sama … ya ampun, gerombolan Gajah lagi :p.

Atas ajakan Priyadi, aku bergabung pada sesi Teknologi. Blog Teknologi dan Teknologi Blog. Yang diperbincangkan platform yang ditawarkan Microsoft untuk mempermudah komunikasi online, khususnya blogging. Lalu beberapa masalah seperti security dan traffic. Aku diminta Priyadi bercerita tentang sukaduka menjadi CBO sebuah perusahaan berbasis teknologi yang banyak punya customer dan dengan demikian banyak menuai kritik. Dan untuk ceritaku, Risman Adnan dari Microsoft memberi hadiah sebuah Windows Vista Business berlisensi. Hey, dalam satu hari aku dapat dua OS Keren: OpenSUSE terbaru dan Vista Business terbaru. Makasih ya :). Ada yang mau ngasih Leopard yang baru launching itu?


Sumber: Oom Thomas Orangescale

Masuk lagi ke hall, hasil diskusi (hah, tadi itu diskusi?) itu disampaikan. Di atas panggung ada Maylaffayza, Nukman, Nila Tanzil, Priyadi, … siapa lagi ya? Kok sebagian besar temen2 di Facebook ya? Maaf tak sempat saling sapa :). Dipandu Wimar, tentu. Lalu pengumuman Blog Terpopuler pilihan. Eh, sebelumnya, terima kasih buat siapa saja (entah siapa) yang bisa2nya membuat salah satu blog-ku: koen.telkom.us, masuk ke nominasi. Masuknya ke kategori bridge blog, yaitu blog yang ditulis dalam bahasa Inggris. Duh, malu sebenernya. Untuk bridge blog ini, pemenangnya akhirnya Enda Nasution, yang sekaligus akhirnya juga menjadi pemenang Blog Terpopuler. Kemudian hadiah2 dari sponsor :). Anita mendapat Blackberry imut dari XL — dih, curang.

Informasi lain, sila simak di web resmi Pesta Blogger: pestablogger.com.

Seperti juga Petrushka yang langsung dimulai dengan riuh tetapi berakhir dengan senyap; Pesta Blogger ini juga berakhir senyap dan tenang. Ruang harus dikosongkan untuk kegiatan komersial. Satu per satu peserta meninggalkan hal, berfoto lagi, berceria lagi, dan turun sedikit demi sedikit. Dan ruang pun lengang kembali. Secara masih lapar, kami kabur cari makan ke Plasa Indonesia.

Di Plasa Indonesia ada acara kejutan. Tak sengaja kami bersua Luigi Pralangga yang akhirnya bisa juga mencapai titik Pesta Blogger, biarpun sangat terlambat, dikawal Viking Karwur. Tokoh ini sama cemerlangnya dengan blog yang diasuhnya (pralangga.org), dan santun sekali.

Gambar2 bisa dilihat di Flickr: flickr.com/photos/tags/pb2007

Pesta usai. Tapi banyak komitmen baru untuk kegiatan baru. Kami tidak mau menunggu Indonesia Bangkit. Kami, Para Blogger Indonesia, mau membangkitkan Indonesia.

7 Years of Highly Defective Blogging

Lalu apa yang terjadi selama 7 tahun blogging? Kedangkalan, yang juga sekaligus mencerminkan hidup kita. Kita — penulis blog ini dan orang2 yang sempat membacanya. Dan pendangkalan itu bukan prestasi besar yang diraih dalam semalam saja.

Blog pernah menjadi sarana berkomunitas yang menarik. Dulu satu blog digunakan bersama untuk saling berkomentar, sebelum ada sistem commenting resmi, plus trackback, plus agregasi, plus blog network. Blog juga bisa jadi sarana membuka diri buat orang yang dalam kehidupan sesungguhnya tak pernah mampu mengungkapkan dirinya (bukan, ini bukan sebuah kekurangan, kalau kita ingat bahwa perspektif kita justru lebih tajam saat kita melatih menangkap yang non-verbal). Blog, tentu, bisa jadi penyimpan kenangan. Saat CFS meretakkan banyak sendi ingatan dan merencah konsentrasi (terutama 4 bulan terakhir ini), beberapa cuplikan kisah di blog serasa mengaitkan kembali pada hal2 berharga yang sering tanpa sengaja terpendam (I miss u, Dad). Hal2 yang begitu dangkal, begitu personal, begitu tertutup, begitu chaotic, begitu miskin. Tak salah kalau seorang pelawak menuding blog hanya sebagai trend sesaat: bukan sebagai bagian dari narasi2 besar (yang justru selalu kita tertawai di sini, di blog2 ini), bukan bagian dari revolusi informasi (yang lebih tampak sebagai narasi yang dibesar2kan), bukan bagian dari pembangun mentalitas bangsa (yang lebih sering digunakan untuk lawakan yang lain lagi).

Blog hanyalah kekitaan. Kekinian. Kefanaan. Gue banget. Dan 7 tahun berlalu. Sungguh buang2 waktu. Yuk, kita rayakan, seperti juga kita merayakan hari2 yang berlalu dalam hidup fana kita. Hidup tanpa narasi besar, tapi selalu kita resapi proses mengalirnya yang indah. Dan kita syukuri dengan senyum kepada-Nya.

Satu Bulan AsiaBlogging

AsiaBlogging diluncurkan satu bulan lalu. Pada Hari-H, tidak ada acara resmi selain di blog. Ini acara blogging, anyway :). Hari itu aku memirsa AsiaBlogging sendirian di Dakken, via komunikator. Pertemuan non-virtual pertama baru terjadi minggu lalu, di Starbucks Ciwalk juga. Sebenarnya cuaca lagi nggak pas untuk kopi. Tapi Budi Putra pingin bernostalgia, dan Thomas belum pernah ikut mencobai Starbucks yang itu. So, jadilah kami sekali lagi bertemu di Ciwalk. Mudah2an berikutnya kita bisa lebih kreatif memilih tempat :).

Tepat pada Ulang Bulan ini, Blogfam Magazine memaparkan ulasan atas AsiaBlogging. Yang jadi victim untuk interview adalah Harry Sufehmi dan aku. Tapi kelihatannya kami berdua sama2 lagi overloaded, jadi Elsa sebagai penulis harus mempertaruhkan kesabarannya :). Maaf ya Elsa. Dan terima kasih.

bizet.jpg

Artikel 1: Blogging: Kita Semua Menjadi Aktivis
Artikel 2: Asia Blogging Network: Kerja sama dan Jaringan

AsiaBlogging

Tanggal 6 Juni ini, AsiaBlogging resmi dibuka untuk diakses publik. Ini adalah jaringan blog (sekitar 70 blog, menurut siaran pers mereka) yang dipasang pada belasan domain, tetapi tetap di bawah satu payung. Tahap awal jaringan ini dimaksudkan sebagai network blog dari Indonesia untuk Asia. Sejumlah blogger telah memulai menulis sejak April atau Mei tahun ini. Sebagian besar dalam bahasa Inggris, dan sisanya dalam Bahasa Indonesia. Topik tersebar dari sains, teknologi, olahraga, hingga gaya hidup, kesehatan, dan musik.

Budi Putra, sebagai CEO dan capo de capi dari AsiaBlogging telah mengajak juga penulis seperti Wimar Witoelar, Jenny S. Bev, Ong Hok Chuan, dan Andreas Harsono sebagai blogger tamu.

Tentu, para blogger itu akan dibayar. Tetapi, kata Budi Putra, poinnya bukan hanya soal uang. «Kami memberikan kesempatan kepada siapa saja untuk ngeblog sesuai minat sehingga mereka ngeblog dengan antusias dan penuh cinta. Jadi, mereka tidak perlu pusing soal domain atau hosting blog, mereka cukup menulis atau bikin posting saja.» Ia yakin, blog akan menjadi bacaan alternatif bagi masyarakat. «AsiaBlogging mencoba mewadahi kebutuhan masyarakat terhadap bacaan alternatif dengan cara menghadirkan topik-topik yang niche (spesifik) untuk setiap blog dalam jaringan ini.»

AsiaBlogging didukung sejumlah anggota mafia, semisal tokoh berinisial KW, HS, IA, FF, RM, dan TAS.

Link2:

Telkom Blogging Day

Resminya serangkaian acara ini berjudul Kick Off Program-Program Cerdas Bersama Telkom. Berlanjut dari IGTS yang diluncurkan Telkom Divre III tahun 2004, Telkom meneruskan kampanye Internet ke pesantren, ke barak, dst, dan akhirnya dipandang perlu untuk meprogramkan kembali kampanye ini dengan lebih baik, mengerahkan hal terbaik dari produk dan layanan yang dimiliki Telkom. Lalu diluncurkanlah “Cerdas Bersama Telkom” ini. Di setiap daerah, tentu sifat kampanyenya berbeda. Di Kabupaten Banjar misalnya, bentuknya masih pengenalan Internet. Tetapi untuk kota sebesar Bandung, tentunya bentuknya bukan pengenalan lagi. Yang dianggap tepat adalah hal yang diseruserukan sebagai demokrasi informasi oleh golongan kiri, atau Web 2.0 oleh golongan kanan. Dan dimulai dengan blogging.

Kami memutuskan untuk mengundang evangelist blog Indonesia, Sdr Budi Putra, untuk memberi pencerahan tentang blogging kepada para siswa di Gedung Landmark Bandung, 22 Maret 2007, sebagai bagian dari acara kick off. Turut sangat aktif juga Sdr Ikhlasul Amal, evangelist blog yang memiliki semangat yang sama tingginya. Hari pertama, kami membuka dua sesi pelatihan, semuanya untuk siswa. Porsi pelatihan lebih banyak dipegang kedua evangelist itu, sementara pekerja Telkom bekerja sebagai support. Tapi Ikhlas yang selalu ikhlas terus bertanya: kenapa cuma 1 hari? Biasanya orang bingung cari fasilitas saat berminat membuka training. Di depan kita sudah ada fasilitas: kenapa disia2kan? Maka disiapkanlah pelatihan hari ke-2 untuk umum. Hari ke-3, ruangannya akan dipakai untuk diskusi bersama UKM.

Seperti sesi2 Telkom yang normal, tentu kami juga memberikan informasi produk2 Internet Telkom: Speedy, Telkomnet Instan, Telkomnet Flexi, dan Flexi WAP. Tapi, biar unik, kami tetap memberikan kesempatan kepada Ikhlas untuk bercerita — sebagai customer — terntang produk Telkom ini; tanpa tambahan apa pun dari Telkom. Telkom juga mesti belajar berdemokrasi informasi, kan? :)

Beberapa screenshoot (sesuai arah baca tulisan):

telkom-blogging-day.jpg
  • Beberapa siswa siswi sesi pagi
  • Ermadi Dahlan (Direktur Konsumer) melakukan kickoff
  • Beberapa siswa siswi sesi siang
  • Budi Putra memberikan petunjuk blogging dengan WordPress
  • Afianto (Mgr Marketing Jabar) memberikan gift kepada blogger tercepat
  • Afianto menyusun rencana lanjutan dengan Ikhlasul Amal
  • Ikhlasul Amal di sesi untuk umum
  • Peserta umum

On Absurdity

Calvin memulai, “Isn’t it strange that evolution would give us a sense of humor?”

Terus, “When you think about it, it’s weird that we have a physiological response to absurdity. We laugh at nonsense. We like it. We think it’s funny.”

Abis itu dia berpaling ke Hobbes, “Don’t you think it’s odd that we appreciate absurdity? Why would we develop that way? How does it benefit us?”

“I suppose if we couldn’t laugh at things that don’t make sense, we couldn’t react to a lot of life,” kata Hobbes.

Calvin berhenti.

“I can’t tell if that’s funny or really scary,” katanya, akhirnya.

Bebas Berekspresi

Salah satu mail hari ini memberikan catatan bahwa catatan harian ini keliatannya wise. Errr … aku jawab di sini aja kayaknya. Catatan ini sengaja diletakkan di web dan dipublikasikan justru untuk kampanye kebebasan berekspresi. Jadi maksud aku, orang nggak harus jadi Mr Expert atau jadi Ms Wise untuk berani menuliskan apa pun yang terlintas di pikirannya kepada publik. Aku memberanikan diri jadi contoh orang biasa-biasa aja yang bikin analisis setengah matang dan spekulatif atas soal-soal filsafat, psikologi, sains, teknologi, lingkungan, agama, etika, dan apa aja. Mungkin sebentar lagi juga soal ekonomi dan astrologi … siapa takut ?

Newer posts »

© 2024 Kuncoro++

Theme by Anders NorénUp ↑