Author: koen (Page 31 of 123)

85294127

Cuplikan dari “Pangeran Kecil” halaman 37:

Raja menggagap sedikit, dan tampak tersinggung. “Jika aku memerintah,”
katanya dengan lancar, “Jika aku memerintah seorang jenderal untuk merubah
dirinya menjadi burung laut, dan ia tidak menurutinya, itu bukan kesalahannya.
Itu kesalahanku.” ~~

85204023

Iklan itu menggambarkan Mr Bush yang menerima sebuah videotape. Dengan riang ia memasukkannya ke … toaster. Tak lama semuanya berubah jadi asap. Bussshhhhh, bunyinya.

Iklan yang bisa menertawai presiden sih hanya ada di negara bebas, kata kita. Tapi mana ada sih negara yang bener-bener bebas di bawah rezim fasisme baru saat ini? Iklan di atas dinyatakan dilarang disiarkan di UK.

Tapi soal ketololan Bush sendiri bukan soal baru sebenarnya. Hari Selasa kemarin, juru bicara PM Kanada terpaksa mengundurkan diri setelah dalam pertemuan NATO di Praha sempat menyebut Bush sebagai moron. Banyak juga hal unik dari Bush yang beredar melalui pers bawah tanah di Internet, seperti ungkapan-ungkapan “they misunderestimated me”, “is our children learning?”, dan “terriers and bariffs” (maksudnya “tariffs and barriers”).

Nazaruddin

Banyak juga visitor yang datang ke site ini untuk mencari tokoh Nazaruddin, tokoh cerdik yang terkenal dengan kearifan berputarnya. Tapi di dunia tidak hanya ada satu Nazaruddin. Di Telkom ada seorang Nazaruddin lain, yang secerdas Nazaruddin “aseli”, dan kayaknya juga seusil Nazaruddin aseli. Nazaruddin versi Telkom ini seorang expert di bidang networking.

Alkisah Nazaruddin ini bertugas ngasih vision ke para big shots di Divre 3 tentang Internet. Something usual for him. Tapi yang unusual, doi ngasih contoh browsing ke arah site ini — site yang selama ini nyaris invisible buat kalangan Telkom.

Site ini memang public sih, nothing to hide. Cuman kalau dipamerin ke banyak orang sekaligus, pusing juga aku dicecari banyak orang — di lift, di kubikel-kubikel, di gang-gang — tentang tulisan-tulisan di site ini.

85120611

Kayaknya CV juga perlu diganti. Style CV itu tadinya dibuat buat iseng-iseng job hunting, sambil kuliah. Memang ada beberapa yang menghubungi sih. Tapi belum cocok di hati aja.

OTOH, apa biar aja CV-nya kayak gitu ya. Kali-kali ada yang nawarin job yang lebih menarik daripada yang sekarang. Cuman mudah-mudahan yang nawarin itu paham bahwa fokus aku di bidang telecom dan networking, bukan di IT yang bersifat application.

Programming kan cuman hobby.

85120109

Stuck. Mendingan bikin kerja kecil dan lucu malam ini. Tik-tik-tik, akhirnya aku putuskan bikin perubahan visual site ini. Perubahan visual terakhir itu bulan Juni 2001 — udah lama juga. Ini nggak boleh jadi pekerjaan besar, kecil aja. Jadi posisi frame nggak diubah. Hanya bentuk frame diubah total, dan mendefinisikan ulang subchapter dengan main chapter.

Luckily, site ini pakai PHP. Editing cukup dilakukan di file master (named formsky.php3) dan file index.php3 halaman depan. Tadinya ada rencana ganti ekstensi php3 ke php, tapi perlu effort besar. Link-link sih gampang ngegantinya. Tapi rename semua file di server jadi kelamaan. Aku belum punya akses shell ke servernya sih.

Memang, waktu lagi jadi barang mewah, so perubahannya akhirnya jadi nggak terlalu besar. Masih ada beberapa lagi yang harus diretouch. Ada beberapa halaman yang tinggi framenya jadi nggak proporsional.

Kalau ada yang masih bikin mata sakit … tolong dimaafin aja yah.

85061267

Pelesetan yang konyol tapi … kok bisa pas yach:

“This is an attempt to explain the value of the absolute zero
temperature. To reach it, all degrees of freedom must be frozen.
Now, due to Eddington, proton and electron have both 1/α degrees
of freedom. But even at absolute zero, their circulating around
each other can’t stop. Summing up, this means absolute zero is at
minus (2/α-1) degrees. With a value of 1/α=137.08, this makes
-273.16 degrees, which is surprisingly close to the known value.”

85056632

Hujan turun deraszkali. Deras! Deras! Fortissimo!

Waktunya untuk melaksanakan sesuatu yang udah direncanain beberapa bulan ini: mengiringi hujan yang deras dengan sonata-sonata Nocturnes dari Chopin.

Yess!

84992073

Cerita soal sufi, trus aku ditanya seorang cyberfriend, “Kenapa nggak meneruskan mendalami tasawuf?”

Itu masih cerita abad ke-20 :). Aku terus cerita flashback ke beberapa tahun sebelumnya. Di antara pesan-pesan sufi, ada satu yang terasa melekat dan terasa benar: “Kami, kaum sufi, menyelam di danau hakikat, sementara para nabi dan rasul pun hanya bermain-main di tepiannya.”

Memang benar, wacana kaum sufi selalu tentang esensi segala ilmu dan segala sesuatu, yang akhirnya saling berkaitan, membawa segalanya ke ketunggalan yang mengasyikkan; sementara para rasul hanya mengajak ke hal-hal praktis di kehidupan.

Itu yang akhirnya bikin aku nggak terlalu mengasyiki tasawuf. Kalau memang para rasul memberi contoh untuk hidup di tepian danau itu, aku memilih hidup di tepian saja. Hidup dalam realita yang mengalir, menghadapi berbagai keterbatasan kita apa adanya, dan merasakan detak nadi kehidupan.

Seorang cendekiawan muslim menulis di catatan hariannya: Masalahnya Muhammad (saw) itu seorang praktisi, bukan seorang filsuf.

Kalau beliau masih hidup, aku mau menjawab: hiduplah dalam kehidupan, jangan meninggikan falsafah kehidupan lebih dari kehidupan itu sendiri, dan itu yang dicontohkan Rasulullâh.

84992061

Konon kaum sufi, yang sudah mampu mempelajari ‘hakikat’, bisa melakukan berbagai keajaiban. Bukan mukjizat seperti para rasul, tetapi semacam karomah, atau tidak perlu seperti itu. Sekedar hal-hal yang buat orang awam tampak ajaib. Alkisah seorang sufi senior ditanyai seorang peminat sufism: “Bagaimana kaum sufi mampu melakukan berbagai keajaiban.”

Sang sufi senior mengingatkan si penanya, sebenarnya manusia memang punya potensi melakukan berbagai keajaiban. Manusia punya potensi untuk itu. Tapi keseharian hidupnya (yang manusiawi itu) mencegahnya untuk terus menerus bisa melakukan keajaiban. Kecuali, katanya, jika ia dalam keadaan terjepit. Seorang ibu yang anaknya terhimpit tembok yang runtuh bisa sekejab kuat mengangkat runtuhan tembok sampai anaknya keluar, kemudian ia tidak pernah lagi mampu mengangkat benda yang lebih dari beberapa belas kilogram.

“Memang sering dilaporkan insiden semacam itu. Tapi itu kan dalam keadaan terjepit. Tapi bagaimana kaum sufi dapat sering melakukannya?”, kejar sang penanya.

“Itu yang perlu kau pahami,” kata sang sufi, “Kami membiasakan diri hidup dalam posisi yang selalu terjepit.”

Zuhud, biasanya ditafsirkan sebagai sikap waspada dan menjaga diri dari melanggar nilai-nilai kehidupan. Tapi ada kaum yang sedemikian menjaga kezuhudan dalam bentuk kewaspadaan kritis, sampai hidupnya selalu ‘terjepit’, dan dengan demikian menimbulkan potensi keajaiban terus menerus.

Ini memang agak menjelaskan, bagaimana Nazaruddin bisa menurunkan hujan dengan mencuci baju.

« Older posts Newer posts »

© 2025 Kuncoro++

Theme by Anders NorénUp ↑