Dan tiba-tiba dengan acuhnya dia berguman, “Kamu, Koen, kamu lebih dari mampu untuk mengatasi yang cuman kayak gitu aja.”
“Nggak segampang itu.”
Dia tertawa mengejek: “Kamu cuma lupa sesuatu.”
Aku mencoba menjelaskan, “Aku bukannya tidak berserah diri kepada Allah. Tapi cobaan ini datang dari-Nya. Ia memberi manusia kecerdasan dan kemudian menguji kemampuan manusia memecahkan masalah. Ia mengujiku. Aku nggak bisa menyerah dan menunggu keputusan akhir-Nya. Ngerti nggak sih? Cobaan ini, masalah-masalah ini, tekanan ini, semua dari-Nya. Nggak lucu kan kalau aku menyelesaikannya hanya sekedar dengan mengingat-Nya, berharap pada-Nya. Ngerti nggak sih?”
Dia malah ketawa. “Baru sadar sekarang? Makanya aku bilang apa tadi?”
Sebenernya aku belum ngerti sih …