Sains, gitu kata Kuhn, tidak dibentuk dari akumulasi pengetahuan, tetapi oleh perubahan paradigma. Basi sih, emang. Apalagi kalau terus kita cerita tentang Newton, Einstein, Bohr, sampai Witten, yang semuanya merupakan contoh orang2 yang menggeser paradigma sains. Ya udah. Tapi aku lagi mau cerita tentang keilmuwanan Einstein.
Wheeler bercerita, bahwa Einstein sungguh mengagumi Newton. Newton berani membuat postulat bahwa ruang dan waktu itu absolut — hal yang ditentang banyak orang sezamannya. Memang ide Newton itu salah, dan Einstein adalah yang paling tahu soal itu. Tapi pendapat Newton itu telah berhasil membentuk landasan ilmiah yang kokoh, yang memungkinkan semua ilmuwan masa sesudahnya menyusun kerangka berpikir, termasuk Gauss, Maxwell, hingga Einstein sendiri.
Trus gimana dengan Einstein sendiri, yang sering dimitoskan sebagai tokoh yang seorang diri memformulasikan relativitas khusus dan kemudian relativitas umum (di samping efek fotolistrik, gerak Brown, dll), sebagai revolusi perombak zaman yang sulit terfahami* ilmuwan di masanya? Para ahli sejarah telah mempelajari buku catatan Einstein, yang membuktikan bahwa Einstein memang ilmuwan besar, bukan sekedar tukang sulap.
Seperti ilmuwan lain, formulasi Einstein tidak dimulai dengan mulus. Ia membuat kesalahan. Banyak sekali. Kalau macet, ia membuka buku, membuat kalkulasi, dan berharap menemui pencerahan. Masih macet? Ia tak ragu bertanya ke rekannya. Rekannya merujuk nama lain, hingga akhirnya Einstein menemui Grossmann. Grossmann sudah membahas tentang tensor kurvatur. Dan ini kemudian jadi landasan matematika bagi relativitas. Selesai. Nggak dink. Masih jauh. Kalkulasi diteruskan, dan masih selalu macet. Sering ada logika kacau di dalamnya. Dan waktu ia benar pun, ia tidak sadar bahwa ia lagi benar. Perlu dua tahun, plus bantuan seorang rekan, untuk melacak tempat kesalahannya, dan kembali ke posisi yang pernah dicapai sebelumnya itu. Dan akhirnya rumusan relativitas umum yang luar biasa itu pun selesai.
Gitu lah kerja ilmiah model Einstein. Nggak mirip pesulap. Dan nggak model pemain tunggal. Dia perlu referensi, dan perlu bantuan rekan2nya. Ilmuwan perlu kerja keras plus kekeraskepalaan minus ketidaksabaran.
Footnote:
* Bahasan tentang relativitas khusus dimulai dengan nama Michelson yang menemukan bahwa kecepatan cahaya sama ke semua arah, plus Lorentz dengan transformasi ruang-waktu berdasar gerak pengamat, plus Poincaré yang sudah mendalami kurva geometri non Euklid di masa itu. Namun Michelson, Lorentz, dan Poincaré tidak paham atau tidak percaya pada teori relativitas Einstein.