Beberapa mail masuk ke mailbox di komunikasi.org, tanya-tanya soal Softswitch. Kebeneran di sini juga kita lagi asyik memperbincangkan implementasi softswitch. Mestinya aku bikin tulisan soal ini di komunikasi.org, tapi belum nemu waktu. Site itu perlu perombakan total juga sih. Nggak sreg cuman nambah beberapa artikel ke sana. Here we are:
Asumsikan kita punya jaringan multimedia. Atau setidaknya jaringan data dan telepon yang terpadu dalam sebuah network paket. Network paket bisa menerima data (termasuk data VoIP) dari router-router yang terhubung dengannya. Tapi dia juga harus bisa membawa trafik telepon, dalam bentuk yang sudah terpaketisasi, jadi semacam VoIP. Ada konversi dan pengolahan yang terpisah untuk membawa informasi persinyalan dan data-data milik customer yang sedang dikirim. Data diproses melalui media gateway (MG), yang barangkali mengkonversi data PCM jadi RTP. Sementara sinyal diproses melalui signalling gateway (SG), yang barangkali mengkonversi bentuk CCS#7 jadi H.323 atau SIP.
Softswitch bisa dipandang sebagai pusat kecerdasan sistem ini (bisa juga nggak — soalnya kita tahu network bentuk kayak gini lebih bersifat terdesentralisasi). Softswitch mengatur switching dan routing dari satu MG ke MG lainnya, yang artinya melakukan traffic engineering terhadap data customer. Softswitch mengetahui karakteristik data (asal, tujuan, isi, sifat) data itu dengan menerima masukan dari SG-SG. Mekanisme pengontrolan terhadap MG-MG menggunakan standar yang ditetapkan bersama oleh ITU-T dan IETF. ITU-T menamainya H.248, sementara IETF menamainya MEGACO.
Nah, cerita asalnya kayak gitu. Untuk mendalaminya, sila baca RFC-RFC tentang RTP, SIP, dan MEGACO. Aku lagi bikin white paper soal ini. Tapi kayaknya nggak akan selesai hari-hari ini. Dan barangkali nggak akan dipublikasikan ke luar kantor.
MPLS di mana? MPLS jadi pelaksana lapangan dalam urusan traffic engineering di jaringan IP, untuk mewujudkan QoS di network.