Al-Ghazali dalam bukunya Munqidz min al-Dhalâl, menulis: Ada empat
macam pencari kebenaran: (i) para theolog yang mengaku sebagai perintis
pemikiran dan spekulasi intelektual (ii) kaum rohaniwan yang mengaku
memegang autorisasi melalui para imam maksum (iii) para filosof yang mengaku
menjunjung logika dan pembuktian, serta (iv) kaum sufi dan mistikus yang
mengaku satu-satunya yang menerima kehadiran Tuhan dan mempunyai penglihatan
intuitif.

Tentu, tidak seperti kaum ilmuwan masa kini yang melakukan kategorisasi
dan berhenti di sana, Al-Ghazali menyatakan bahwa keempatnya tidak mesti saling
eksklusif. Banyak manusia-manusia yang melakukan beberapa pendekatan sekaligus
(di samping banyak yang tidak melakukan pendekatan sama sekali).

Jadi kenapa harus heran dengan manusia yang menerima kehadiran Tuhannya dalam
hidup real sehari-hari, tapi suka berasyik-asyik dengan soal-soal filsafat,
logika, dan dan kesemestaan?