Diskursus

Tanggal 9 Juni 1997, dengan alamat email masih di west@scientist.com, aku mencoba menjelaskan tentang diskursus. Berikut terjemahannya:

Ingat zaman JH dulu. Gara-gara JH berkeras atas istilah informasi dan propaganda, saya terpaksa sedikit mengarang ensiklopedi. Ditambah disclaimer: barangkali kita perlu mendefinisikan dulu kata definisi.

Kira-kira begitulah bingungnya menceritakan definisi diskursus. Diskursus pasti lebih rumit dari definisi, karena definisi itu
tergantung pada diskursus. Saya coba contek definisi diskursus menurut Michael Foucault [plus tambahan dari saya]:

[Diskursus adalah] seperangkat aturan-aturan yang anonim [yaitu tidak ada orang tertentu yang membuat] dan historis [yaitu terbentuk oleh peristiwa], selalu ditentukan oleh ruang dan waktu yang membatasi sebuah zaman, dan menjadi kondisi berlangsungnya fungsi pernyataan tertentu.

Kalau itu terasa asing, sekali lagi, itu karena ikan tidak merasa hidup di air. Wajar kalau kita dalam menyusun fungsi pernyataan juga tidak merasakan adanya diskursus.

Saya pernah menulis ke *snip* bahwa rumusan tidak akan sama dengan konsep. Kita mengindra fakta, membentuk realitas, menyusun konsep, mengkomunikasikan pesan. Nah, fakta, realitas, konsep, dan pesan, adalah besaran yang berbeda. Mereka dibentuk dengan proses. Aturan-aturan yang digunakan dalam proses itu lah yang disebut diskursus. Jadi, kalau saya boleh contek istilah komputer lagi, diskursus seolah berlaku sebagai sistem operasi yang menentukan bentuk masukan, interpretasi data, penyimpanan data, dan pemilihan proses sesuai kebutuhan.

Diskursus yang kita pakai bergantung pada tempat dan zaman kita, serta latar belakang peristiwa saat suatu proses berlangsung. Yang penting dalam hal ini, menurut saya, adalah menyadari bahwa terdapat berbagai ragam diskursus di sekitar kita. Atau lebih tepat, kita perlu kesadaran bahwa kita bisa memakai diskursus alternatif dalam melakukan pengkajian dan pernyataan. Ini penting dan sangat berguna, tanpa kadang disadari oleh manusia.

Yang mencurigakan, di akhir mail itu, dia menulis frasa share a smile to the universe.