Category: Book

Flowers for Algernon

IQ-nya 68 (kayak si …). Tapi para profesor berhasil membuat penelitian untuk melipattigakan angka itu. Jadilah Charlie, si dungu yang dipekerjakan di pabrik roti itu, seorang jenius. Prosedurnya tak singkat. Selama prosedur itu, Charlie diminta menulis Catatan Harian. Catatan ini dimulai dengan kata2 serabutan, lalu berangsur menjadi kalimat yang bagus dan sempurna, dengan keilmiahan dan…

Read the full article

Buku Akhir November

Beberapa buku buat mengisi kepala, akhir bulan ini: Lisa Randall. Warped Passages: Unravelling The Mysteries of The Universe’s Hidden Dimensions. John Gribbin. Deep Simplicity: Bringing Order to Chaos and Complexity. Charles Baudelaire. Les Fleurs du Mal. Semuanya hasil kunjungan ke Borders. Yang pertama dibaca adalah buku Randall. Buku ini pernah diulas di Scientific American tahun…

Read the full article

Buku Awal November

Beberapa bulan kemarin, aku sempat mencuplik Feynman (Feynman dan Feminis). Ini diambil dari salah satu bab buku “What do you care what other people think.” Hm, judulnya gue banget ya? Haha. Tapi topiknya bukan itu. Mizan akhirnya menerbitkan terjemahan buku ini. Judulnya dikomersialkan jadi “Feynman, genius fisika paling cool sedunia.” Mirip yang terjadi pada buku…

Read the full article

Loebis di Kamp NAZI

Buku ini berjudul Orang Indonesia di Kamp Konsentrasi NAZI. Autobiografi dari Parlindoengan Loebis. Dibeli sambil menunggu hasil X-Ray di Borromeuz, pada 26 Oktober 2006 (H+3). Loebis berangkat ke Negeri Belanda untuk belajar Kedokteran, setelah lulus Kandidat I di Betawi (begitu dia menuliskannya). Semasa di Betawi, ia sempat aktif di Jong Islamieten Bond dan Jong Batak,…

Read the full article

Pesta Buku Senayan

Buat hati yang lagi perlu penyegaran (kusut melulu — haha), Pesta Buku pasti hal yang menarik. So, hari Sabtu dan Ahad lalu, dua sesi kunjungan dilakukan ke Senayan. Dua sesi! Tanpa lelah. Demam, masih. Tapi daripada demam dirasain, mendingan dipakai menjelajah, kan? :) Hasilnya? Kunjungan dan kunjungan berulang ke semua booth. Dan memboyong 15 buku,…

Read the full article

Nonsecret Encryption

Siapa para tokoh di belakang public-key encryption? Orang akan menyebut nama RSA: Rivest, Shamir, Adleman. Atau lebih jauh: Diffie, Hellman, dan Merkle. Tapi beberapa tahun sebelum Diffie, bagian dari dinas rahasia Inggris sudah mengkaji konsep yang serupa. Cheltenham. Nama kota ini mengingatkan ke Ahmad Sofyan yang terus-menerus meyakinkanku bahwa inilah kota tercantik di England. Di…

Read the full article

Visualisasi Wagnerian

Kayaknya perlu dijadwalkan untuk mencuri buku ini entah dari mana: karya2 visual para seniman yang diilhami Wagner. Mungkin seharusnya bukan ilham, tapi semacam resonansi. Implikasinya lebih luas, kan? Cita rasa Wagner bisa berarti Schopenhauer, tapi bakal bisa jadi Nietzsche juga, kalau fokusnya pada filsafat. Dan biarpun musiknya digolongkan ke madzhab romantisisme, bukan berarti resonansinya juga…

Read the full article

Pesta Buku

Acara berjudul Pesta Buku 2006 itu sebenernya pameran buku biasa. Rutin dengan acara yang itu-itu juga. Tapi buku memang bikin kecanduan. Kita tahu nggak ada yang istimewa dengan buku (dan kopi, dan dengan C++, serta Wagner), tapi kita merasa lebih nyaman untuk terus bersentuhan dan meningkatkan intensitas kita dengannya. Maka jadilah aku terjebak dalam kerumunan…

Read the full article

1740

Aku jarang doyan baca Drama. Ada blok mental untuk membacai tulisan dalam bentuk percakapan. Jadi sebenernya (pengakuan), aku juga nggak suka2 amat baca Godot. Atau Faust sekalipun :). Tapi Remy Sylado adalah salah satu perkecualian. Dia mempermainkan bahasa dengan menarik. Nuansa2 suasana yang dialirkan dengan kata2nya membuat bentuk membosankan drama itu jadi mengalir mirip prosa…

Read the full article

The Tristan Chord

When Wagner started to be a composer, there were three different models of contemporary opera. Wagner had tried to adopt those types with Die Feen (German, rich-orchestrated style), Das Liebesverbot (Italian, lyrical style), and Rienzi (French style, with its luxuries). He then decided that Italian and French models had been decadent: they had passed their…

Read the full article