Mr Rizkan pernah menanyaiku: apa yang berubah di dunia konvergensi? Pertanyaan mendadak itu aku jawab mendadak bahwa saat kita menyebut three-screens, sekarang prioritasnya sudah berubah: (1) mobile, (2) komputer, (3) TV. TV mungkin masih diminati, dan artis masih digilai. Tapi buat Generasi Z, ada kesan bahwa TV itu peninggalan masa lalu yang sebentar lagi ditinggal. Dan mobile — tentu — adalah perangkat yang setiap saat kita bawa: di kelas, di pasar, di rapat, di balik bantal. Trafik Twitter melonjak dari Indonesia dalam beberapa bulan terakhir, sementara user Facebook sudah mencapai 8.5 juta — lebih karena mobile terminal.
Namun di dunia mobile sendiri situasinya serupa: terjadi pergolakan mengikuti arus teknologi, minat user, dan lifestyle. PalmOS pernah berjaya, lalu digantikan Windows Mobile. Aku mulai jadi user di gelombang kedua ini, dengan Xphone dan XDA. Bukan hal yang buruk: banyak fungsi komputasi yang telah dijalankan di sini. Aplikasi mudah dicari, terutama dari third party. Mobile Internet masa itu sudah memungkinkan blogging, email, dll. VPN pun bisa jalan. Internet banking? Jalan sekali :). Lalu masuklah RIM dan Apple. Pemakai Blackberry masa kini, yang mengagumi fasilitas komputasi dan Internet di perangkatnya, seringkali hanya belum sadar bahwa mereka bukan trendsetter. Kalimat “Loh, loe kok bisa Facebookan? Loe kan nggak punya Blackberry?” adalah real dari pemakai Blackberry macam itu. Bahwa Blackberry dan kemudian iPhone menjadi puncak pengalaman mobile computing lebih merupakan kepiawaian RIM dan terutama Apple meramu experience, lifestyle, dan branding. Dan tentu sambil menarik kurva Moore yang memungkinkan kita bisa nonton Youtube pada layar tajam iPhone di kasur sambil mencoba bobo.
Jadi menarik waktu aku menerima undangan dari Acer Mobile untuk memperbincangkan satu lagi terobosan pada mobile terminal. Sadar bahwa Acer Mobile ini berplatformkan Windows Mobile (versi 6.1), aku langsung berminat. Terbayang sebuah adegan The Empire Strikes Back: Bagaimana Windows harus mengerahkan kekuatannya untuk tetap unggul di ranah mobile. Jadilah aku datang, bersama beberapa blogger, ke Hotel Mulia. Tak sangka, kali ini kami disambut tim yang luar biasa lengkap. Dari Acer hadir Mr Kamarudin Abd Kahar sendiri (Direktur Pengembangan Bisnis Acer Mobile untuk Asia Pasifik) yang dikawal tim marketing, plus tim dari Windows Mobile, komplit :).
Aku mungkin bikin kaget dengan tidak terlalu banyak berbincang tentang spek teknis :). Gampang dicari di Google :). Aku lebih banyak talk tentang rencana pengembangan Acer: seserius apa mereka menerjuni dunia mobile, rencana aliansi bisnis, dan pengembangan teknologi. Seperti komputer Acer dan netbook Acer Aspire One, aku menangkap kesan bahwa Acer Mobile tidak akan menghabiskan uang untuk promosi besar, tetapi lebih akan menunjukkan ke para user tentang kualitas produk mereka, dengan harga yang terjangkau, dan dengan demikian membuat user akhirnya akan memilih mereka, sekaligus merekomendasikan ke lingkungan mereka.
Apple membuat ‘revolusi’ dengan AppStore, yang ditiru Nokia dengan OVI. Tetapi Acer memanfaatkan kekayaan aplikasi Windows Mobile yang telah dikembangkan para developer bertahun-tahun, mudah dicari dan diinstal, dan dengan forum pemakai yang cukup luas. Lebih dari itu, Acer sendiri mendukung dan mempromosikan content tersegmentasi. Salah satu yang dipaparkan adalah aplikasi lengkap bagi pelaku transaksi saham di IDX. Lokal sekali :).
Tapi kalau dibayangkan tampilan Acer Mobile ini mirip Windows Mobile biasa, kita akan kecele. Kalau kita melihat displaynya, yang menggunakan Acer User Interface 2.0, kita pasti langsung ingin menyentuh dan memainkannya. Displaynya memetaforakan sebuah meja kerja, dengan kalender, kartu nama, lukisan, alat tulis, dan jendela. Melongok jendela, kita akan melihat situasi cuaca, baik di tempat kita maupun di tempat lain. Memainkan kartu nama pun seperti melihat koleksi foto teman (kebetulan aku memang suka memasang foto teman-teman di Buku Alamatku). Browsing musik dan foto juga, menarik.
Aku agak bingung juga: ada 6 Acer Mobile yang boleh dimainkan. Pegang sana sini, yang langsung membuat akrab adalah F900. Pas untuk aku yang terbiasa dengan iPhone dan Nokia 5800 :). Touch screen, map, dan aplikasi lain, membuat lupa bahwa ini sebuah Windows Mobile. Hah, memang inovasi menarik, terpendam di gadget tipis (150 gram). GPS OK sekali, biarpun di dalam ruangan. Koneksi suite GSM (GPRS hingga HSDPA kat 8 dan HSUPA kat 5), atau WiFi. Yang lebih dari iPhone-ku, selain HSDPA/HSUPA, adalah Bluetooth berfungsi penuh, kamera 3.2 MP yang dilengkapi auto-focus, dan micr0-SD card. Spek lain, sila dilihat di site Acer. Tapi buat mereka yang kuno, boros, dan doyan keyboard qwerty keras (haha — canda), ada M900 juga sih. Di jajaran mid-end, ada DX900 yang enak dipegang (aku nggak bisa mendeskripsikan benda yang enak dipegang — pokoknya terasa enak).
Tapi aku memang jail. Jadi aku malah tanya: “Ssst, kenapa sih pakai Windows? Biarpun keren, tapi … Windows gitu lohh.”
Dan ini jawabannya: “Sssst, kita juga lagi siapin yang versi Android.”
Hihi, keren :).
Like this:
Like Loading...