Iqbal dan Nietzsche, dua eksistensialis dari zaman yang berbeda. Orang bilang Iqbal banyak terpengaruh Nietzsche. Memang, bagaimana mungkin menyangkalnya? Terlalu banyak tulisan-tulisan Iqbal yang seolah-olah ditulis untuk berbincang dengan Nietzsche: untuk memetakan kembali wacana Nietzsche ke dunia timur, maupun untuk menanggapi pola-pola pikir Nietzsche yang dirasa terlalu jauh berlari. Dan seperti juga Nietzsche, Iqbal tidak mau repot-repot membuat buku-buku filsafat serius ? kata-kata lebih banyak memenjarakan daripada membebaskan. Aforisme, kisah-kisah, dan bahkan puisi, dipandang lebih bisa menyampaikan nuansa-nuansa.
Misalnya, misalnya Nietzsche masih hidup untuk menanggapi Iqbal, apa yang bakal dia sampaikan?
«Semangatmu hebat?» begitu barangkali, «Tapi kamu terlalu takut untuk membunuh tuhan kamu. Kamu malahan menggeser konsep chaosku menjadi konsep akan sang mahakuasa.»
«Aku menarik konsep sang mahakuasa ke konsepsi Islamku,» begitu barangkali jawab Iqbal, «seperti juga kamu menarik konsep sang mahakuasa ke diskursus sekularisme Eropa abad ke-19, bukan ke fitrah manusia»