Tag: Coffee (Page 3 of 4)

Kopi, Memori, Atensi

Kunjungan ke Google-News membawa ke 67 site dengan berita senada hari ini: kafein dalam kopi, teh, dan cokelat dapat menstimulasi kawasan dalam otak yang mengatur ingatan jangka pendek dan perhatian. Sumber berita ini adalah sebuah penelitiah dari Austria.

Buat pedoyan kopi macam aku sih, ini bukan berita heboh. Udah pada tahu kok :). Buat para anti kopi, ini juga bukan berita menegangkan. Satu penelitian aja kok :). Tapi, ok, kita terusin dulu. Pakai bahasa Reuter aja yah. Males nerjemahin.

Functional magnetic resonance imaging scans performed on the brains of 15 subjects who had just consumed caffeine equal to that found in two cups of coffee showed increased activity in the frontal lobe where the working memory is located and in the anterior cingulum that controls attention.

“We are able to see that caffeine exerts increases in neuronal activity in distinct parts of the brain going along with changes in behavior,” said Austrian researcher Dr. Florian Koppelstatter of the Medical University Innsbruck.

Participants who were subjected to a 12-hour period without caffeine and a four-hour period without nicotine, another recognized stimulant found in cigarettes, were better able to remember a sequence of letters after consuming 100 milligrams of caffeine. Reaction times on short-term memory tests also improved.

Kopi Mengurangi Resiko Diabetes

Kopi regular atau kopi dekaf, jika diminum teratur, dapat mengurangi resiko diabetes tipe 2. Hasil penelitian ini dipaparkan dalam the American Heart Association’s Scientific Sessions 2004, dan ditulis Jennifer Warner di WebMD Medical News. Alamatnya? Cari sendiri di Google. Riset yang telah dilakukan menunjukkan bahwa para wanita yang meminum empat cangkit kopi sehari, baik kopi regular maupun kopi dekaf, memiliki level suatu komponen insulin yang jauh lebih rendah (13% untuk kopi regular dan 14% untuk kopi dekaf) daripada yang tidak meminum kopi. Angka persennya mencapai 22% dan 18% untuk wanita penderita obesitas.Komponen insulin itu namanya C-peptida. Level C-peptida yang tinggi menunjukkan bahwa tubuh tidak dapat memanfaatkan insulin dengan baik. Kondisi ini dinamai ketahanan insulin, yang merupakan pertanda mulai berkembangnya diabetes tipe 2.

Penelitian yang dilakukan sebelumnya juga pernah menunjukkan bahwa kopi dapat mengurangi resiko terjadinya diabetes tipe 2 dan memberikan beberapa keuntungan kesehatan lainnya, namun waktu itu belum dipahami penyebabnya.

Perbedaan persentase antara kopi regular dan kopi dekaf menunjukkan bahwa kafein dan unsur lain di dalam kopi bekerja secara terpisah dalam kegiatan menurunkan ketahanan insulin ini. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengamati lebih banyak perbedaan antara kopi regular dan kopi dekaf, yang dua-duanya yummie yummie itu.

Café Embargo

Ada café baru dibuka, btw. Namanya Embargo. Lumayan buat tempat melemaskan kaki kalau terjebak hujan deras di BSM, sambil meracuni darah dengan expresso atau machiatto. Atau perlu diembargo?

Coffee Howto

reality: n. something to be tampered with only after several cups of coffee.

  1. Always store roasted coffee beans in a sealed container. Do not store in refrigerator or freezer.—–Shelf life is about two weeks for roasted beans.
  2. Use the correct coffee/water ratio.—–The standard coffee ratio is 2 level teaspoons per 6 ounces of water.
  3. Start with freshly roasted coffee.—–Without reservation, freshly roasted coffee provides for a smooth, rich flavor.
  4. Grind the beans just prior to brewing.—–The flavor and aroma are released at this point.
  5. Make sure the pot is very clean.—–Residues of soap, hard water or old oils may adversely affect the taste of your brew.
  6. Use good tasting water.—–Bottled water works great!
  7. For the best coffee flavor, filter with nonreactive metal or glass.—–Use a stainless steel or gold mesh filter, a vacuum-style pot or an expresso maker.
  8. Drink your freshly brewed coffee right away.—–Don’t let the rich flavor of freshly brewed coffee go to waste!

Overcaffeinated

Hmmmm … jadi overcaffeinated gini …

Ya nih … abis kelelahan tanpa henti dan tekanan darah yang nggak stabil … trus diundang rapat …. jadi ambil secangkir kopi lagi ….

Trus … malah jadi berlompatan … dan ide-ide jadi amat sangat sporadik. Dahsyat dan kreatif sebenernya, tapi sporadik ..l.

Must control …

RFC 2324

Ada keterkaitan erat antara networker dan kopi. Maka, pada tanggal 1 April 1998, diterbitkanlah RFC 2324, tentang HTCPCP versi 1, dengan kepanjangan Hyper Text Coffee Pot Control Protocol. HTCPCP diturunkan dari HTTP, dengan tambahan beberapa metode baru, field baru pada header, dan return code yang baru.

Server HTCPCP diacu dengan prefiks coffee:. namun karena kopi sudah terdistribusi ke seluruh dunia sebelum standar ini diajukan, maka harus disiapkan internasionalisasi skema, dengan bentuk sebagai berikut:


coffee-url  =  coffee-scheme ":" [ "//" host ]
               ["/" pot-designator ] ["?" additions-list ]
coffee-scheme= ( "koffie"                  ; Afrikaans, Dutch
               | "q%C3%A6hv%C3%A6"          ; Azerbaijani
               | "%D9%82%D9%87%D9%88%D8%A9" ; Arabic
               | "akeita"                   ; Basque
               | "koffee"                   ; Bengali
               | "kahva"                    ; Bosnian
               | "kafe"                     ; Bulgarian, Czech
               | "caf%C3%E8"                ; Catalan, French, Galician
               | "%E5%92%96%E5%95%A1"       ; Chinese
               | "kava"                     ; Croatian
               | "k%C3%A1va                 ; Czech
               | "kaffe"                    ; Danish, Norwegian, Swedish
               | "coffee"                   ; English
               | "kafo"                     ; Esperanto
               | "kohv"                     ; Estonian
               | "kahvi"                    ; Finnish
               | "%4Baffee"                 ; German
               | "%CE%BA%CE%B1%CF%86%CE%AD" ; Greek
               | "%E0%A4%95%E0%A5%8C%E0%A4%AB%E0%A5%80" ; Hindi
               | "%E3%82%B3%E3%83%BC%E3%83%92%E3%83%BC" ; Japanese
               | "%EC%BB%A4%ED%94%BC"       ; Korean
               | "%D0%BA%D0%BE%D1%84%D0%B5" ; Russian
               | "%E0%B8%81%E0%B8%B2%E0%B9%81%E0%B8%9F" ; Thai
               )
   pot-designator = "pot-" integer  ; for machines with multiple pots
   additions-list = #( addition )

Lebih lanjut, silakan tengok spesifikasi HTCPCP di website IETF.

Kopi dan Tekanan Darah

Berita baik (atau buruk) dari Journal of the American Heart Association via BBC dan WebMD: kafein bukanlah satu-satunya unsur dalam kopi yang bisa meningkatkan tekanan darah. Kopi decaf pun memiliki kemampuan yang sama untuk meningkatkan tekanan darah. Masih banyak bagian dari kopi yang masih misterius, kata jurnal itu.
Aku sih sebenernya malahan happy. Aku kan beralih ke decaf buat menghindari maag. Dan syukur kalau tekanan darah yang terlalu rendah ini masih bisa dibikin naik dengan kopi decaf yang rasanya sama sedapnya sama kopi regular (unfiltered) itu. Cuman kan nggak chic jadi orang egois. Kasihan orang yang cari kopi decaf buat menghindari tekanan darah tinggi.
What next? (1) kopi decaf nggak diproduksi lagi (2) kopi decaf harganya jatuh (3) kopi decaf difilter lagi sehingga unsur misterius yang meningkatkan tekanan darah itu terfilter juga (4) kopi decaf dibuat jadi dua macam: decaf regular dan decaf plus yang lebih mahal lagi.

Decaf

Demi gerakan sayang perut (yang lagi-lagi kena serangan gastritik kronik), terpaksa kita menghindari kafein. Dan yang terpikir pertama pasti bukan teh atau cokelat, tapi kopi. (Padahal teh memiliki kadar kafein lebih tinggi, tapi ini udah pernah ditulis di sini).

Menghindari kopi? Trus siapa yang nemenin memicu semangat di kubikel? Wagner? Bisa perang kalau Wagner dipasang dari pagi sampai sore. Jadi beberapa hari ini aku berburu kopi dekaf sekeliling Bandung. Nggak segampang kedengerannya. BSM yang arsenal kopinya kayaknya paling banyak pun cuma menyisakan kertas bertulis “habis”.

Tapi akhirnya hari ini ketemu juga sama si dekaf :). Nescafe Decaffeinated Gold. Yummie. Perfect juga yang satu ini: rasanya bener-bener rasa kopi, nggak kayak kopi yang udah dikerjain. Malah rasa asam khas Nescafe yang menyebalkan itu hilang.

Bisa lah nerusin jadi maniak kopi yang masih ramah sama perut.

« Older posts Newer posts »

© 2024 Kuncoro++

Theme by Anders NorénUp ↑