Tag: Bali

IEEE Tensymp 2016

TENSYMP 2016 (atau lengkapnya: The 2016 IEEE Region 10 Annual Symposium) telah dilaksanakan di Sanur Paradise Plaza, Bali, tanggal 9–11 Mei 2016 lalu. Sebanyak 213 paper didaftarkan dalam simposium ini, namun hanya 96 yang lolos seleksi komite, yang artinya acceptance rate hanya 45%. Dari jumlah itu, 72 paper dipresentasikan dalam simposium ini.

Walaupun dinamai sebagai simposium, TENSYMP sebenarnya memiliki tingkatan sebagai sebuah konferensi; dan merupakan konferensi terbesar kedua yang dimiliki oleh IEEE Region 10 (Asia Pasifik). Namun TENSYMP masih berusia muda. Konferensi di Bali ini hanyalah TENSYMP keempat. Tujuannya adalah meningkatkan peran IEEE dalam pengembangan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat Asia-Pasifik melalui penyebaran pengetahuan dan pengalaman teknologi. Konferensi ini dibuka oleh Direktur IEEE Region 10, Ramakrishna Kappagantu, disertai oleh:

  • Satriyo Dharmanto, IEEE Indonesia Section Chair
  • Dr. Ford Lumban Gaol, IEEE TENSYMP 2016 General Co-Chair
  • Kuncoro Wastuwibowo, IEEE TENSYMP 2016 General Co-Chair
  • Prof. Gamantyo Hendrantoro, IEEE TENSYMP 2016 TPC Chair
  • Dr. Basuki Yusuf Iskandar, Kepala Riset dan Pengembangan SDM Kemkominfo

tsxop3089

Topik TENSYMP tahun ini kami pilih dengan mempertimbangkan posisi Asia-Pasifik sebagai pusat riset, pengembangan, dan bisnis TIK. Kita berada di tengah pengembangan perangkat, layanan, dan aplikasi digital yang berproliferasi dalam tingkat yang belum terbayangkan; namun dengan nisbah keberhasilan yang belum memuaskan. Kegagalan di bidang TIK umumnya disebabkan oleh akses yang kurang memadai terhadap teknologi, pasar, komunitas, atau investasi. IEEE sebagai komunitas merasa tertantang untuk mengatasi masalah-masalah ini dengan menyusun koherensi pada tingkatan teknologi, infrastruktur, dan peluang bisnis. Tantangan lain adalah perlunya mengarahkan pengembangan teknologi untuk secara konsisten menumbuhkan harkat hidup manusia. Arahan inilah yang menjadi dasar untuk menyusun tema TENSYMP 2016: Smart Computing, Communications, and Informatics of the Future. Riset yang mengarah ke pengembangan platform dan aplikasi tetap ditujukan untuk mencerdaskan kehidupan manusia.

Direktur IEEE Region 10 Ramakrishna Kappagantu menyebutkan bahwa melalui TENSYMP 2016, IEEE Region 10 bermaksud untuk:

  • Mempersembahkan forum internasional yang prestisius untuk berinteraksi dalam bidang-bidang elektri, komputer, dan teknologi informasi, dalam bentu paper, pameran, paparan ilmiah, tutorial, dan aktivitas lainnya.
  • Menyebarkan pengetahuan dan pengalaman teknis kepada masyarakat di kawasan Asia-Pasifik.
  • Mendorong pengkajian dan interaksi teknologi dan aplikasinya dalam konteks sosial, politik, dan kemanusiaan secara lebih luas.
  • Memperkuat kemampuan interpersonal dan profesional serta semangat kepemimpinan dari volunteer di bidang-bidang teknologi dan rekayasa.

Konferensi ini menampilkan lima pembicara kunci:

  • Prof. Kukjin Chun: Microelectromechanical Systems Technology Development.
  • Prof. Benjamin Wah: Consistent Synchronization Of Action Order with Least Noticeable Delays Ini MultiPlayer Online Games
  • Prof. Rod van Meter: Analyzing Applications for Quantum Repeater Network
  • Prof. Soegijarjo Soegidjoko, Biomedical Engineering Advances for a Better Life in Developed & Developing Countries
  • Dr. Basuki Yusuf Iskandar

tcwjc4785

Konferensi juga menampilkan tujuh sesi tutorial, dengan para tutor yang berasal dari berbagai negeri di Asia-Pasifik. Kami juga menyelenggarakan Gala Dinner yang dihadiri seluruh peserta konferensi, dan juga dihadiri Prof Kukjin Chun sebagai Direktur Terpilih dari IEEE Region 10 (yang akan menjabat sebagai Direktur di tahun 2017).

tlgbw5468

 

Kegiatan lain dalam konferensi ini:

  • IEEE Region 10 Young Professional Gathering
  • IEEE Region 10 Women in Engineering Sharing Session
  • IEEE Region 10 Education Activities Sharing Session
  • IEEE TENSYMP 2016 Industry Forum

CFP: Tensymp 2016

Aku mengakhiri masa jabatan sebagai Chairman di IEEE Indonesia Section di awal 2015. Pemilu elektronis nan demokratis telah memilih New Chairman, Satrio Dharmanto, buat tahun 2015, yang bisa diperpanjang di 2016. Tapi aku ternyata aku gak boleh meninggalkan aktivitas di IEEE. Dr Ford Lumban Gaol segera berkontak, menyampaikan bahwa tahun Indonesia akan jadi tuan rumah IEEE TENSYMP 2016, dan kami berdua harus jadi ketua bersama (General Co-Chair) buat konferensi regional ini.

Waktu aku masih jadi Chairman di IEEE Indonesia Communications Society Chapter; IEEE Indonesia Section pernah jadi tuan rumah untuk IEEE TENCON 2011. TENCON adalah konferensi resmi dari IEEE Region 10 (Asia Pacific), yang umumnya diselenggarakan di akhir tahun. Sukses dengan TENCON, IEEE Region 10 mendirikan konferensi regional seri kedua sejak 2013. Mula-mula seri kedua ini disebut dengan TENCON Summer, karena diselenggarakan di pertengahan tahun. Namun, karena seri kedua ini masih lebih kecil daripada TENCON, maka akhirnya konferensi ini dinamai TENSYMP, atau IEEE Regional 10 Symposium. TENSYMP diselenggarakan berturut-turut di Australia, Malaysia, India, dan tahun 2016 ini diselenggarakan di Indonesia.

10symp Logo v12

Tugas kami, tentu, adalah memastikan keberhasilan TENSYMP sebagai flagship conference dari Region 10. Paper harus diperoleh dari riset terbaru dan terbaik dari seluruh Asia Pasifik, pada tema yang sedang menjadi hal terpenting di Asia Pasifik. Asia Pasifik masih jadi salah satu pusat pertumbuhan bisnis dan ekonomi berbasis teknologi terbesar di dunia. Masalah energi, informasi, hingga teknologi untuk kemanusiaan jadi soal yang sama pentingnya. Namun akhirnya kami memilih fokus tematis pada prakarsa-prakarsa baru di bidang TIK.

Topik dibagi atas 4 track, yaitu Building Blocks yang mengkaji fundamental perbaikan infrastruktur informasi masa depan, termasuk jaringan 5G, IoT, hingga quantum networks; Architecture yang mendalami kerangka masa depan jaringan informasi, termasuk cognitive radio, cybernetics, dan big data; Critical Aspects yang mencoba menemu kenali titik-titik terpenting dalam pengembangan platform digital, termasuk pengoptimalan informasi konteks, ekonomika internet, dan green technology; serta Smart Applications yang mengeksplorasi berbagai peluang aplikasi dan produk yang memanfaatkan kecerdasan Internet masa depan.

Tensymp Tracks

TENSYMP akan diselenggarakan 9-11 Mei 2016 di Denpasar, Bali. Paper akan kami terima hingga 31 Januari 2016. Sebagai TPC Chair, kami memilih Prof Gamantyo Hendrantoro dari ITS, yang telah memiliki reputasi global, baik di sisi expertise maupun komitmen terhadap profesi. TPC (Technical Program Committee) diisi para expert dari kalangan akademisi dan profesional di berbagai negara, termasuk beberapa dari Indonesia.

Keynote Speaker untuk TENSYMP juga memiliki kelas berat. Prof Kukjin Chun adalah Direktur IEEE Region 10 di tahun 2016, sekaligus expert di bidang micromechanics dan microengineering. Prof Benjamin Wah adalah mantan Presiden IEEE Computer Society, juga expert di bidang artificial intelligence dan multimedia. Dr Rod van Meter, adalah bintang yang sedang bersinar dalam riset dan rekayasa quantum computing & quantum networks. Semua akan mewarnai TENSYMP dengan inpirasi terkini yang akan membekali para akademisi dan insinyur Indonesia dan dunia.

Foto-05-Keynote-03

Kami mengundang para akademisi dan profesional bidang TIK Indonesia untuk hadir dan berperan aktif dalam konferensi ini. Sungguh kesempatan menarik dan luar biasa buat kita semua. Sayang kalau yang hadir justru hanya para profesional dari luar negeri, terutama para kompetitor di MEA.

Informasi tentang TENSYMP 2016 dapat disimak di TENSYMP2016.ORG. Paper dapat dikirim melalui layanan EDAS, dengan alamat tertera di web TENSYMP. Seperti konferensi IEEE lainnya, paper akan diproses lebih lanjut di IEEE Xplore serta diajukan ke indeks SCOPUS.

Sampai jumpa di Bali, Mei 2016!

IEEE Academic Gathering

Baru lewat sehari dari pengumuman IEEE Indonesia Section Election di tengah Januari lalu, Fanny Su dari IEEE Asia Pacific Office sudah semacam memberi tugas. Akhir Februari, tanggal 24-25, IEEE akan menyelenggarakan IEEE Academic Gathering di Tanjung Benoa, Bali, dengan mengundang 20 universitas terbesar (yang memiliki jurusan/bidang elektro atau IT). Tapi acara ini sudah direncanakan jauh hari, jadi IEEE Indonesia Section tak perlu ikut repot, selain diminta datang dan beramah tamah dengan para undangan.

Acara ini sendiri akan dihadiri Presiden IEEE, Prof Peter Staecker, dan mengundang Mendikbud Muhammad Nuh. IEEE menghubungi Pak Nuh via Prof. Gamantyo. Namun pada minggu terakhir sebelum acara, Prof Gamantyo berada di Kualalumpur. Beliau memintaku meneruskan jadi penghubung ke Sekretariat Kemendikbud. Sebetulnya komunikasi berjalan baik. Namun sayangnya di saat terakhir Mendikbud diminta menghadap Presiden RI pada Hari H. Tapi tak apalah :).

Serah terima kepemimpinan IEEE Indonesia Section sendiri baru sempat berlangsung 23 Februari. Dan tanggal 24, aku sudah terbang ke Bali, menghadiri acara resmi pertama sebagai Section Chair yang baru. Acara bertempat di Conrad Hotel, Benoa.

Conrad Hotel Benoa

Membuang lelah, aku rehat dengan jalan ringan dulu di pantai. Menjelang jam 19, baru aku balik ke hotel, pakai batik, dan bergabung ke Welcome Dinner.

Waktu registrasi, para panitia dari IEEE dan United Technology ternyata cukup kenal namaku. “Am I that famous?” tanyaku. Ternyata Fanny memforward semua korespondensi dari dan ke Sekmendikbud dan IEEE APO ke para panitia, sampai ke Prof Staecker sendiri, yaitu President dan CEO IEEE untuk tahun 2013. Jadi mereka beberapa hari ini sudah baca namaku. Sebelum dinner, aku jadi punya kesempatan berbincang panjang dengan Prof Staecker. Namun, aku meluangkan waktu panjang untuk temu kangen dengan Pak Sholeh, Pak Sutrisno, dan Pak Arief dari Univ Brawijaya; dan masih banyak lagi.

Usai dinner, kami luangkan waktu untuk rapat persiapan APCC 2013, dengan Pak Ali Muayyadi dan Pak Ary Murti. Intinya, karena IEEE Communications Society Indonesia Chapter (OK, kita singkat Comsoc Chapter) memiliki HR yang tak banyak, maka kita meminta ITTelkom dapat melakukan penyelenggarakan conference APCC ini, on behalf of Comsoc Chapter. Pak Ali dalam hal ini mewakili ITTelkom (biarpun beliau juga pernah jadi Vice Chair di Comsoc Chapter), dan Pak Satriyo sebagai Chair Comsoc Chapter akan memeriksa kemudian. Syukur malam itu soal APCC terselesaikan. Tinggal eksekusi :).

Senin pagi, 25 Februari, acara resmi Academic Gathering ini dimulai. Mewakili Mendikbud, Prof. Achmad Jazidie memberikan paparan atas kebijakan pendidikan tinggi di Indonesia. IEEE Senior Director menyampaikan arah IEEE dalam memberikan benefit bagi universitas demi tujuan akhirnya mengangkat harkat kemanusiaan melalui teknologi.

Prof Staecker sendiri memberikan sambutan singkat, kemudian memanggil tim Dongskar Pedongi. Tim ini adalah mahasiswa Teknik Informatika ITB yang tahun lalu memenangkan IEEEXtreme Programming 6.0. Menggunakan bendera IEEE ITB Student Branch, mereka mengalahkan hampir 2000 tim dari seluruh dunia, dan menjadi juara. Sungguh membanggakan. Nama Dongskar Pedongi sendiri cukup lama digunakan oleh tim ini; diambil dari gaya mahasiswa cupu yang suka mengubah “La(h)” menjadi “Dong” :D.

Dongskar Pedongi

Dalam break, Prof Staecker kembali berbincang dengan tim Dongskar Pedongi dan dengan Indonesia Section. Kali ini aku lebih banyak mendengarkan interaksi yang menarik ini :).

Tentu, sesuai pesan Fanny, aku banyak melakukan perbincangan dengan wakil-wakil kampus yang hadir; khususnya memperbincangkan pengelolaan paper, jurnal, conference, dan hal-hal yang berkait dengan transaksi akademis. Kampus-kampus cukup meminati kemungkinan menyiapkan fasilitas untuk publikasi internasional melalui indeks-indeks paper dunia. Hal lain yang dianggap menarik adalah kuliah jarak jauh (semacam MOOCS), dan e-Learning.

Acara ditutup dengan makan siang bersama. Dan foto bersama di bawah matahari terik. Tapi sambil becanda-canda :). Duh, tradisi yang ini :).

20130313-062527.jpg

© 2024 Kuncoro++

Theme by Anders NorénUp ↑