Page 170 of 210

Oswestry

Di dunia ini, ada kota yang bahkan namanya pun belum pernah aku denger. Oswestry, di batas antara England dan Wales. Di tengah peternakan domba dan sapi, British Telecom menempatkan worldwide network management centre. Katanya, alasannya cuman tanah murah :). Tapi sambil rada somse bahwa di BT network management bisa ditempatkan di mana saja, tidak harus di tempat padat trafik. Di Oswestry bahkan nggak ada sentral selain sebuah remote concentrator (orang Telkom bilang DLU atau RSM).
Site ini (site fisik, bukan site web) bener-bener mengingatkan ke kerjaan Telkom: statistika dan visualisasi performansi, plus penanggulangan alarm dan kongesti. Bahkan istilah kayak ASR, SCH, dan yang lucu-lucu itu juga masih dipakai di sini. Sama-sama mantan BUMN kali ya.
Balik ke Coventry … di jalan aku baru lihat benda mirip gunung. Kayaknya ini gunung pertama yang aku lihat di UK. Kecil amat.

Laure & Nerd

Jadi inget waktu diwawancara Laura dari BC. Dia nanya kegiatan aku selain kuliah. Urusan engineering aja :). Bahkan satu-satunya society yang aku ikutin cuman IEE. Jalan-jalan keliling kota-kota kecil. Sesekali liat orkestra sama teater, tapi harus cari temen (serba salah emang jadi nerd* yang doyan orkestra, tetep nggak bisa bermasyarakat, tapi juga nggak mau terpaku di depan komputer, haha). Ternyata Laura bidangnya musik. Trus cerita tentang Ring cycle yang baru dimainin di B’ham tahun kemaren. Kapan ada lagi? Antara 10-15 tahun lagi, katanya. Duh. Kayaknya aku memang harus maki-maki si Hitler. Tapi dia punya ide, kalau ada orkestra yang bagus, ntar dia ajak klub Chevening di Midlands yang berminat buat berangkat bareng-bareng.

*Aku memang bukan ideal nerd, soalnya aku pernah punya cita-cita berhenti jadi introvert. Selalu mau nyoba hidup bermasyarakat. Tapi memang nggak gampang sih. Aku coba aja terus. Sekian tahun lalu, aku nggak punya bayangan bakal masang tulisan-tulisan kayak di halaman ini di tempat yang bisa diakses publik. Lucunya, kayaknya yang baca juga cuman kaum nerd yang bermasyarakatnya via Internet. Ironik abisss.

Lucretia

Aku pikir orang Inggris pasca Herriot agak anti Wagner — khususnya setelah negaranya dibom Hitler tanpa ampun. Tapi opera Lucretia sangat sangat bergaya Wagner, biarpun musiknya beda. Kadang terbayang bahwa kita sedang mendengarkan cuplikan Rheingold, Tristan, dan Walküre. Pemainnya juga suaranya mirip Wotan, Isolde, Brunnhilde, dan Siegfried. Cuman kostumnya jas putih. Dan kayak Wagner, ceritanya juga bikin kesal. Yang bikin beda dengan Wagner hanya musiknya yang tampak minimalis. Dan bukan klasik.

Ini sebenernya cuma semacam keheranan. Aku pikir tadinya semua opera non-Wagner itu bergaya Italia. Ternyata kadang ada yang senada Wagner juga. Ceritanya sendiri, karena ngeselin, nggak perlu diceritain :).

4096369

Kalau Soekarno sibuk merayu rakyat Maluku, dan Soeharto sibuk mengancam mereka, maka aparat saat ini punya solusi yang lebih canggih: bunuh saja mereka. Maka tanggal 14 Juni 2001, baru beberapa hari lalu, kekejaman ala Falangis terjadi di Ambon. Sebuah batalion gabungan menyerang sebuah klinik di Tanah Rata, menghancurkan peralatan, menyiksa para staf dan pasien, dan membawa beberapa orang sebagai sandera. Namun di tengah jalan, para sandera itu pun dibunuhi.
Apakah hati kita masih bisa ikut merasakan perih, atau sudah ikut kaku membatu?

4096022

Seorang teman bikin teori: negara-negara besar dipecah-pecah oleh penjajah. Tapi Indonesia malah dibikin besar oleh penjajah. Teori ngawur :). Kalau ngikutin Belanda sih, Indonesia nggak lebih dari negara-negara di laut Karibia. Banyak, masih timpang antar negara, dan nggak ada satu pun yang punya wibawa. Kedengeran juga jarang. Siapa yang peduli apa yang terjadi di Grenada, Trinidad, Jamaica, Aruba, Barbados, dan negara-negara imut lainnya.

Konon Indonesia sudah diproklamirkan tiga kali. Pertama waktu Soekarno-Hatta memproklamirkan negara Republik Indonesia. Kedua waktu SM Kartosoewirjo memproklamirkan Negara Islam Indonesia. Ketiga waktu Musso memproklamirkan Soviet Republik Indonesia. Ketiga orang itu sebenarnya satu perguruan. Mereka semua belajar soal kebangsaan dari tokoh Syarikat Islam, HOS Tjokroaminoto.

Dari empat negara besar pendiri nonblok, tinggal Indonesia yang tersisa. Negara Jawaharlal Nehru sudah terpecah lahir batin waktu dilepas dari Inggris. Negara “RPA” Jamal Abdul Nassir (iya deh, Gamal Abdel-Nasser, dasar mesin tik Inggris) sudah terpecah waktu baru tersusun sebagian (baru Mesir, Syria, Yaman, Irak, dan hampir Libya). Negara Josif Broz Tito jadi berkeping-keping ditinggal mati pendirinya. Tinggal negara Indonesia peninggalan Soekarno saja.

Kapan terakhir kali dunia punya pemimpin? Barangkali pemimpin dunia terakhir itu Mikhail Sergeyevitch Gorbachev. Sayangnya proyek besar dia memang logically bakal membuat dia hilang. Abis itu nggak ada lagi negarawan yang punya visi dunia. Tinggal dunia yang diurus politisi.

Eh, kenapa kok jadi ngebahas ginian? Hehe :). Sebenernya aku cuman iseng turun pakai peci. Dan orang-orang jadi ngobrolin soal Soekarno. Jadi deh aku cerita soal NEFO, soal djalannja revolusi kita, dan hal-hal lucu lainnya. Di akhir kisah, seorang teman nanya: emang aku hidup zaman Soekarno. Sempat sih, dua hari. Soekarno meninggal dua hari abis aku lahir.

Cukup satu superstar saja di atas muka bumi.

Ups … Nyebut lee, nyebut …

4096017

Baca keanehan-keanehan di “Evil Genius”, jadi inget Ziggyt. Apa kabarnya dia yah.

Tahun 1990, the so-called “jamaah” kalah voting lagi di kampus. Jadi himpunan dipegang non “jamaah”. Abis mereka rapat, salah satu temen ngebocorin salah satu materi rapat. Mereka mau merebut workshop (proyek pendirian organisasi teknik praktis di Elektro UB) dari “jamaah”. Juga Ziggyt dan aku dijadiin musuh utama. Eh?

Abis selesai ketawa-ketawa, Ziggyt terus bilang, “Mereka cuma khawatir kalau workshop itu kita manfaatkan buat dakwah.” Dan abis itu dia nerusin, “Kita buktikan bahwa kekhawatiran mereka sangat beralasan.”

Rencana merebut workshop akhirnya digagalkan Widiyanto. Dia pakai cara yang nggak frontal. Dia cuman bilang, “Silakan ambil deh workshop, dan semua proyeknya. Tapi kita nggak ikut-ikut lagi.” Mereka nggak cukup pede mengambil alih kegiatan workshop dan segala konsekuensinya. Workshop jalan terus, ke jaman Arrie, ke jaman Yogi, dan ke jaman keemasan (abis kami lulus).

Pengantin dan Teroris Herzl


Tahun 1897, atas perintah presiden Kongres Zionis Pertama, Theodor Herzl, dua rabbi Austria datang ke Palestina menjajagi kemungkinan membuat negara di sana.

“Pengantinnya cantik,” demikian telegram yang dikirim ke Herzl, “tetapi sudah menikah dengan orang lain.”

Si orang lain adalah bangsa Arab Palestina yang sudah tinggal di kawasan itu. Tak bergeming, Herzl memaksakan program emigrasi Yahudi ke Palestina.

Buku di sebelah ini ditulis bukan ditulis oleh “teroris Arab” atau “pemikir tipikal Islam Indonesia”, tetapi oleh orang Yahudi sendiri, tentang sejarah Israel yang lebih adil. Aku nggak berkomentar lebih jauh. Ntar katanya tipikal pula.

« Older posts Newer posts »

© 2025 Kuncoro++

Theme by Anders NorenUp ↑