Celebration of the Last Lecture Day. Cuman ketemu bareng-bareng, Coca Cola non stop, dan ngobrol gantian sama rekan-rekan. Soal project, politik, travelling plan. Semacam itu lah. Kenn yang selama ini acuh bener, tumben ngasih apresiasi personal :).
Tapi yang patut dirayakan adalah hari kepulangan yang makin dekat. Cuman tegang juga nih sama thesis.
Page 164 of 210
Abis urusan regulasi yang bikin suntuk, modul-modul kuliah diakhiri dengan hal-hal yang menarik: menggali peluang bisnis di tengah berkembangpesatnya teknologi informatika. Fokusnya lebih ke kebutuhan konsumen, dengan perimbangan di ketersediaan dan potensi teknologi.
Kedengerannya sih kayak refreshing. Tapi kuliahnya non-stop dari pagi sampai sore, lima hari penuh. Dan karena ini kelas sains, tetap aja akhirnya dibahas lagi urusan protokol-protokol buat Bluetooth, UMTS, dan lain-lain :). Biar deh. Kan kuliah terakhir.
Selesai juga, paper tentang Regulasi. Obyeknya di entitas sosial fiktif bernama Newland dan lain-lain. Sempat panik juga ngeliat kepustakaannya yang tebel-tebel dan bahasanya yang nggak standar sama kamus internal di dalam otak. Bahasa hukum, analisis finansial, dan bisnis, dalam satu paket sih (terutama bahasa hukum). Tapi syukur deh, bisa selesai dengan meyakinkan.
Cambridge, barangkali adalah tipe kota kecil di Inggris yang aku bayangkan sebelum berangkat.
Kota yang berfungsi penuh tapi tetap terjaga apik dan ramah menerima pengunjung (paduan hal-hal yang lebih baik dari Coventry, Leamington, dan Stratford). Gedung klasik yang terawat baik, taman yang masih luas dan menenangkan, kanal yang jadi pusat perhatian semua orang, toko buku dan CD murah, pasar tradisional penuh penjual buah.
Kayaknya satu hari nggak cukup buat menghabiskan kota ini. Belum cukup buat menjelajahi toko-toko buku mungil yang banyak sekali, dan juga belum sempat ke museum kota.
test
Buku di sebelah ini bisa dipakai meneruskan perbincangan soal gravitasi. Para ilmuwan abad 21 memulai riset atas gravitasi dari tiga jalur. Jalur pertama adalah asas termodinamika dan teori informasi pada black hole :). Yang kedua teori superstring (atau sekarang disebut string saja). Yang ketiga, dan yang paling didalami di buku ini, adalah quantum loops.
Pada skala Planck, node-node dan loop-loop (matematis) terus berubah bentuk, saling berkait. Dan perubahan-perubahan bentuk serta kaitan-kaitan ini yang menentukan bentuk dari dimensi, yang berikutnya juga menentukan karakteristik materi-energi yang dibentuk.
Setelah materi-energi dikuantumkan dalam teori kuantum, sekarang dimensi ruang-waktu juga dikuantumkan. Definisi tentang realitas juga digeser. Umumnya kita mengamati entitas-entitas, dan mengamati relasi-relasi antar entitas. Kini kita harus mulai belajar bahwa justru relasi-relasi itu yang membentuk entitas, dan dengan demikian merupakan elemen paling dasar dari realitas.
Dalam diskusi di Isnet (?) dulu: formulasi matematika yang valid akan mewujudkan dirinya menjadi fisika :).
The intellectual is an individual endowed with a faculty to for representing, embodying, articulating a message, a view, an attitude, philosophy or opinion to, as well as for a public. An this role has an edge to it, and cannot be played without a sense of being someone whose place it is publicly to raise embarrassing questions, to confront orthodoxy and dogma (rather than to produce them), to be someone who cannot easily be co-opted by governments or corporations, and whose raison d’être is to represent all those people and issues that are routinely forgotten or swept under the rug. The intellectual does so on the basis of universal principles: that all human beings are entitled to expect decent standards of behavior concerning freedom and justice from worldly powers or nations and that deliberate or inadvertent violations of these standards need to be testified and fought against courageously.
Edward Said’s “Representation of the Intellectual”, kiriman dari Sita di milis chevindo-2000
Balik ke Coventry. Perjalanan pendek yang terasa panjang sekali. Matahari kayak lagi tanpa ampun menganugerahi kita dengan godaan buat mengeluh. Ah, syukurlah mental baru dicharge, jadi bisa menghadapi segalanya dengan optimis. Mudah-mudahan selalu selamanya bisa seperti ini :).
Park itu penuh pohon yang rindang. Mirip oasis di tengah Birmingham yang sedang disengat matahari tanpa ampun. Manusia-manusia berbagi cerita, di samping danau kecil dengan ratusan angsa hitam dan bebek mungil. Ada Mas Sony dan Mas Arisman dari New Castle yang sibuk jadi provokator buat kegiatan beasiswa dan penyaluran buku. Ada Mas Yusron yang lagi kampanye PPI UK. Ustadz Cholid berbincang asyik dengan Bambang Widjoyanto dari LBH. Ahmad Sofyan (a.k.a. Fade2black) malu-malu jadi konsultan web designing. Teh Nizma berkeliling ambil foto (kali-kali kita mirip pengungsi). Harry Sufehmi … duh kemana sih itu anak …
Ustadz Cholid, antara lain mengkaji penerapan hukum Islam. Hukum, sekali lagi, adalah utilitas yang dipakai untuk menjaga tatanan masyarakat. Hukum tidak membentuk masyarakat, melainkan menjaga tatanan yang telah terbentuk. Tidak mungkin misalnya menerapkan hukum potong tangan dan rajam di tengah masyarakat yang berbudaya mencuri, berzina, dan minum wine. Masyarakat ditata dengan pendidikan yang menselaraskan diskursus. Dan pendidikan dalam hal ini berarti perbaikan yang menyeluruh atas nilai-nilai masyarakat, yang harus meliputi juga perbaikan tata ekonomi. Akhirnya, setelah masyarakat ditata sesuai nilai kemanusiaan (yang memang memerlukan waktu panjang dan sumberdaya yang luar biasa), baru hukum diberlakukan sebagai pagar yang efektif. Setelah masyarakat sadar bahwa mencuri itu kejam, hukum potong tangan diberlakukan. Setelah masyarakat sadar bahwa zina itu jahat, rajam diberlakukan. Setelah masyarakat sadar bahwa wine dan rokok itu menjijikkan, hukum cambuk diberlakukan. Dan semuanya selaras sepenuhnya dengan kemanusiaan.