Good news: O’Reilly akan menerbitkan buku Ruby Essentials bulan November.
(Hmmm, baru ditulis di sini, trus nama bukunya diganti jadi Ruby in a Nutshell dan covernya diganti, jadi ilang dari site ini.)
Good news: O’Reilly akan menerbitkan buku Ruby Essentials bulan November.
(Hmmm, baru ditulis di sini, trus nama bukunya diganti jadi Ruby in a Nutshell dan covernya diganti, jadi ilang dari site ini.)
Keliling ke De Telegraaf, Der Spiegel, Guardian, Svenska, Le Monde, Ananova. Eit, ada berita bahwa polisi telah menemukan jejak awal tentang pelaku pembajakan. Salah satu titik indikasi adalah sebuah mobil yang disewa orang (mirip) Arab, di dalamnya ada panduan penerbangan dalam bahasa Arab, dan Al-Quran. Kerjanya FBI mirip Polri juga ternyata. Jadi kita disuruh
membayangkan pembajak yang ketepatan serangnya konon berpresisi militer itu sampai saat terakhir masih harus baca buku panduan pesawat, dan belum fasih berbahasa Inggris. Juga bawa Al-Qur’an ke mana-mana. Hercule Poirot bakal nanya sinis: kenapa dia nggak ninggalin KTP sekalian?
Kalau Poirot bukan makhluk khayalan, saya bayangkan dia tidak berkeliling mencari sorban atau Al-Quran di dalam taksi di Boston. Dia cukup berpikir, siapa yang diuntungkan ? Siapa yang tadinya dipojokkan di mata dunia (misalnya di Durban) dan sekarang berada di atas angin tanpa harus ikut rugi ?
Bush, Powell, dll, cuman membicarakan soal punishment, soal revenge. Mereka sebetulnya cuma marah gara-gara malu aja. Mereka nggak merasa kehilangan sesuatu selain harga diri.
Orang-orang Palestina “katanya” malah berbahagia dalam tragedi WTC ini. Namun kita tahu, mereka dibomi setiap hari. Syarafnya sudah tak peka lagi pada ledakan. Masa mereka disuruh meratap?
Di berita-berita santer disebut orang-orang Palestina yang “katanya” tertawa-tawa. Lihat di CNN, BBC, Skynews, ITV, NBC. Namun ternyata gambarnya segelintir orang yang itu-itu juga. Sengaja menyesatkan.
Dengan memanfaatkan perhatian dunia ke Manhattan, pasukan zionist meningkatkan serangan berdarah ke kawasan Palestina di Jenin. Sumber di rumah sakit setempat menyebutkan bahwa tank-tank zionist membomi kota dan desa di Jenin, membunuhi penduduk, termasuk anak-anak.
Manhattan malam ini. Kota Kabul juga sedang terbakar dihujani misil. Ada apa lagi sih?
Kita selalu menyaksikan rakyat yang selalu ditimpa kemalangan. Pertama, mereka memiliki pimpinan yang bodoh. Kedua, akibat dari kebodohan pemimpinnya itu mengorbankan rakyat lagi rakyat lagi. Bush malah lagi sibuk menuding-nuding pihak mana saja di luar sana. Powell mengutuk dipakainya kekerasan untuk tujuan politik.
Di belahan lain dunia, tank-tank dan kendaraan lapis baja kaum zionist sejak kemarin menyerbu kota Jenin di kawasan Tepi Barat di Palestina. Para penembak menembaki penduduk yang tambak. Dalam 24 jam, 11 orang Palestina meninggal tertembak.
Ackx, lagi-lagi kekerasan. Dua pesawat terbang sipil dibajak dan dipakai menabrak dua gedung WTC di Manhattan. Kedua gedung runtuh akibat ledakan. Gedung ketiga ikut runtuh terkena reruntuhan. Diperkirakan ribuan orang jadi korban.
Aku udah nggak tau lagi bedanya mimpi dengan halusinasi. Kayaknya aku masih baca artikel-artikel. Tapi udah ketemu makhluk-makhluk ajaib. Barangkali memang aku belum tidur. Cuman demam panjang ini bikin halusinasi aja. Aku paksain tidur aja sekalian. Mudah-mudahan bisa bangun dengan pikiran segar. Banyak yang harus dikerjain minggu ini. Weekend ini jadi ke Nottingham nggak yah.
Broadband networking memang bikin kita jadi agak paranoid :). Teknologi yang dipakai sedang berkembang terlalu pesat. Satu buku menulis dengan yakin bahwa teknologi IP tidak akan membuat ATM ditinggalkan. Buku berikutnya memprediksi bahwa dalam waktu singkat ATM harus ditinggal, karena suite IP sudah melebar ke banyak layer, dan kapabilitas MPLS untuk menangani QoS tidak diragukan lagi. Artikel dua bulan lalu menulis bahwa ATM gagal dimatikan. Bulan berikutnya majalah yang sama menulis bahwa MPLS hanyalah hype. Kegagalan implementasi UMTS barangkali memaksa orang lebih berhati-hati mengadopsi teknologi baru. Dan bagaimanapun teknologi berkembang lebih cepat daripada kemampuan mencetak buku atau bahkan artikel. Sekarang setiap artikel kita baca dengan curiga.
Ntar ujung-ujungnya kayak pakai PC. Install and run. Ngabur maksudnya.
Masih bisa nggak bikin script atau kode pakai kertas? Dulu memang program harus ditulis di kertas dulu. Biasanya sambil pura-pura tekun ngedengerin kuliah (di Unibraw zaman itu jarang ada dosen yang bisa ngajar dengan baik). Selesai kuliah, cari rental, baru kode itu diketikkan. Rental zaman kuliah itu mahal sekali. Jadi harus membiasakan diri untuk hati-hati bikin program biar nggak sering salah. Kemaren coba pakai editor TC lagi. Ups, ternyata aku masih bisa inget bahwa compile itu Ctrl-F9 dan view-screen itu Alt-F5 :). Aku pikunnya selektif ternyata.
Waktu akhirnya diterima jadi instruktur di LPK, yang kerasa bukan uang saku yang jadi bertambah (abisnya jadi buku lagi buku lagi), tapi kesempatan pakai komputer. Bisa berjam-jam, bisa dari sore sampai pagi. Efek sampingnya sih, nggak pernah pakai T-shirt dan jeans lagi ke kampus. Kan pulang kuliah jadi instruktur :). Udah punya editor TVE (yang sebetulnya dibikin untuk mencobai feature-feature C dan kemampuan programming saja), jadi TC ditinggal, diganti kompiler command-line TCC. Alasannya (1) fanatik TVE (2) mau bikin file COM, bukan EXE (3) interface TASM (4) hemat memori. Masih pakai PC/XT sih. Trus bikin file SYS. Trus … abis deh waktu. Bikin skripsi, lulus, kerja :). Kalau di zaman itu udah ada akses Internet, pasti ceritanya lain yach :) :). Riset cari algoritma dan struktur program nggak perlu bergerilya ke tempat-tempat yang nggak masuk akal, tinggal pakai search engine.
Balik ke reality. Planning analisis trafik di core network. Pakai C apa C++ yah enaknya … Di luar cuaca cerah padahal.
Emang mestinya kalau lagi lieur jangan bikin ulah dulu :). Mau bantuin temen benerin mesin fotokopi, malah tangan ikutan kebakar. Nggak sakit sih. Lucu aja, jadi touchpad komputer ini rasanya jadi lain :). Barangkali enakan nerusin bobo aja sampai sehat beneran. Tapi masih sore.
Sepi juga. Sabtu malam gini tumben nggak ada suara siapa-siapa. Baca lanjutan buku Mas Budi (Klik and Modar). Udah 16 halaman sekarang. Senyum-senyum baca kisah pertemuan dengan Perl. Aku pikir aku aja yang rada malas memprogram dengan OOP (masih bisa dihitung dengan jari). Ternyata dalam hal ini pun aku punya pendahulu :). C rules !
Die Walküre (pinjam dari perpustakaan Lanchester minggu lalu) menyusupi ruangan. Dimulai dengan prelude yang penuh semangat tapi tampak gamang dan taksa: kekokohan yang dilemahkan dengan tantangan berat, atau justru kelembutan yang dikuatkan menghadapi tantangan. Kita sudah memutuskan bahwa kalau dua ide berlawanan, bisa jadi keduanya benar. Barangkali satu ide mewakili Siegmund, dan satu lagi untuk Sieglinde.
Siegmund masuk ruangan: Whoever’s fire place this may be, here I must rest. Sieglinde menyambut: Who has entered the house and lying there by the fire? He’s lying there exhausted by the strain of his journey. Has he fainted? Can he be ill?.
Aku masih punya simpanan Turbo C V2.01. Udah 11 tahun aku pakai program ini — dari 1989 sampai tahun 2000. Waktu ke Coventry, kompiler ini ketinggalan. Lagian lagi mulai suka sama C++Builder. Tapi si kompiler antik ini bisa didownload gratis dari website Borland: masuk ke menu community, ke direktori “museum” :).
Ah, badan mulai panas lagi. Siegmund lagi nyari pedang bapaknya. Wälse! Wälse! Wo ist dein Schwert?
© 2025 Kuncoro++
Theme by Anders Noren — Up ↑