Page 128 of 210

Terjemahan Mizan

Iseng baca Surely you’re joking Mr Feynman yang diterjemahkan Mizan sebagai Cerdas Jenaka Cara Nobelis Fisika. Beberapa cerita buku itu udah disadur bebas di site ini tahun lalu, misalnya soal Feynman dan Faust. Juga soal seminar Feynman yang pertama yang dihadiri Pauli, Einstein, Neumann, dll.

izan bisa punya beberapa motif sekaligus untuk menerjemahkan dan menerbitkan buku ini. Pertama, tentu, memperkuat posisinya sebagai media pembangkit kreativitas yang sehat. Hummm, yeah, sehat. Kedua, dalam misi itu, Mizan jadi punya wewenang menentukan bentuk terjemahan, termasuk mengedit bagian-bagian yang dirasa kurang pas dengan kreativitas sehat dalam visi Mizan. Petualangan Feynman yang vulgar menghilang dari buku itu.

Jadi ingat buku Mengenal Foucault yang diterbitkan Mizan juga. Buku aslinya banyak gambar vulgarnya sebenernya. Tapi gambar pun diedit Mizan, dipersopan dikit.

Peta Internet

Peta Internet, dibuat dengan visualisasi traceroute. Peta ini dibuat dari sebuah komputer di Bell Labs di New Jersey, ke 130000 host di Internet. Setiap titik ujung menunjukkan network lain, baik network kecil maupun network perusahaan besar; dan setiap titik temu menunjukkan router. Bell Labs juga menggambarkan apa yang terjadi pada network perusahaan yang mengalami merger dan sebagainya, termasuk juga network yang routingnya mengandung keanehan, baik yang disengaja maupun tidak. Cukup menarik. Konon gambar-gambar ini juga dijadikan poster dan dijual di http://www.peacockmaps.com/.

78634292

Majalah jilid 1 hingga 4 dicetak dengan ukuran A4. Edisi 5 dan 6 dijadikan jurnal berukuran B5. Terbitan ke 7 berbentuk buku, yang
cukup tebal. Edisi 8 mirip edisi 7, tetapi penuh warna, dan edisi 9 dilampiri CD multimedia. Edisi 10 hanya berbentuk CD multimedia tanpa buku, dan bentuknya seperti itu sampai edisi 15. Di edisi 15 ini sebagian besar isinya merupakan animasi video. Edisi 16 sepenuhnya merupakan video (VCD atau DVD), sampai edisi 18. Edisi 19 tidak lagi dijual, tetapi ditampilkan di TV, sampai edisi 23. Kemudian pindah ke radio sekali dengan alasan yang tidak disebutkan. Edisi 25 ditampilkan di panggung, sehingga di samping membatasi waktu juga membatasi tempat. Barangkali edisi 30 hanya ada di pikiran penulis.

Simfoni Kelima Mahler

Gara-gara ngobrol dengan temen baru, aku jadi dengerin lagi Simfoni Kelima dari Gustav Mahler, dari CD yang udah agak jamuran, dari jaman CD klasik orisinal masih berharga 15000 rupiah di Bandung.

Konon Wagner punya dua “pengikut” di zaman post-romantik, yaitu (Richard) Strauss dan Mahler. Tapi keduanya mengambil dunia Wagner yang komplementer. Mahler banyak memainkan disonansi, dan kurang jelas dalam pergeseran “mood”. Mahler menulis 9 simfoni, plus satu yang belum selesai. Hampir separuhnya memakai vokal, mengambil gaya Simfoni Kesembilan dari Beethoven.

Kayaknya kalau Simfoni Kelima ini berakhir, aku mau pindah ke roman panjang Die Walküre aja lah. Mahler nggak terlalu match dengan mood aku hari ini.

78502633

Kamus komputer ciptaan aku dan Ziggyt nggak pernah beneran diterbitkan.
Kayak biasa, di tengah proyek itu aku dan Ziggyt berbeda pendapat lagi
sampai proyek terhenti. Ini memang nyaris selalu terjadi. Sama-sama
keras kepala sih.

Aku masih inget definisi interpreter: perangkat lunak yang mengubah kode
program menjadi pesan kesalahan.

Dan definisi kompiler: perangkat lunak mirip interpreter, tetapi bisa mengubah
membangkitkan banyak pesan kesalahan sekaligus dari satu baris kode program.

Programmer? Tukang bikin masalah.

78457483

Abis baca buku Gibson itu, Roger Pollard, salah satu pengembang dunia
microwave, jadi menyadari bahwa teknologi telah mengubah cara dan gaya hidup,
dan akibatnya menyusun tatanan hidup dan sejarah manusia. Trus dia mencoba
bermain pikiran: “Jika kita dapat menghapus sebuah penemuan teknologi dari
muka bumi, teknologi apa yang harus kita hapus?”

Dia sendiri memilih spreadsheet.

Spreadsheet, hehe :).

Kenapa? Software ini membawa para ilmuwan sosial, para seniman, hingga
pekerja kemanusiaan untuk percaya bahwa memasukkan data ke baris dan
kolom spreadsheet dapat menciptakan keakuratan dan ketepatan analisis.
Keputusan diambil para manajer yang awam dunia sains, berdasar kesimpulan
dari analisis tabel-tabel itu.

Di awal 1990-an, aku dan Ziggyt pernah iseng bikin kamus komputer. Di situ
spreadsheet aku definisikan sebagai: perangkat lunak yang menghitung data
yang tidak cocok, tetapi dengan presisi tinggi, sehingga mengeluarkan
hasil yang mengesankan.

78457450

Satu buku dari William Gibson, The Difference Engine, mencoba
membayangkan dunia kita jika manusia tidak pernah menemukan elektronika.
Kreativitas manusia tetap berkembang, tentu, tidak peduli teknologi apa
pun yang dikembangkan. Judul buku itu diambil dari nama komputer mekanik
ciptaan matematikawan Charles Babbage di awal abad kesembilan belas.
Tanpa elektronika, komputer masa kini adalah penerus komputer Babbage itu.
Kartu kredit, misalnya, akan memiliki lubang-lubang. Komunikasi antar
kota dilakukan dengan tabung-tabung pneumatik yang saling berhubungan.

78421547

Ode to Joy, simfoni terakhir dari Beethoven, dimainkan Royal
Concertgebouw, salah satu orkestra yang aku paling suka. Kadang kita
cukup menikmatinya tanpa harus menceritakan kenapa kita menikmatinya.
Yang jelas aku menikmatinya dengan gaya Dilbertian, The Joy of
Work
, sambil benerin wastafel yang airnya macet, sambil rada heran
dengan jenis benda yang bikin wastafel itu macet, sambil membayangkan
kenapa saluran air keluar wastafel harus berbentuk kayak gitu.
Beethoven memang enak dinikmati kapan saja.

78409721

Berakhir dah World Cup. Heh-heh :), nggak pernah nulis soal bola,
tapi ujung-ujungnya nulis juga. Biarpun bukan fanatikus bola, aku
rada sering juga sih ikutan ngintip match-match yang diprediksikan
bakal seru. Eh, ternyata yang seru adalah bahwa prediksinya sering
meleset, ho-ho.

Bola jadi sesuatu yang bikin TV jadi menarik, nggak lagi menggambarkan
politikus gituan dan sinema gituan. Memang barangkali potensi agresif
manusia disalurkan dengan olah raga rame-rame kayak gitu aja.

Suka aja waktu liat Brasil v.s. England. Si jabrik tuh, Ronaldinho, dikasih kartu
merah kok malah senyum-senyum. Mana ada di Indonesia kayak gitu.

« Older posts Newer posts »

© 2025 Kuncoro++

Theme by Anders NorenUp ↑