Category: Life (Page 11 of 30)

Pajak Kebodohan

Di suatu negara, pemerintah betul-betul ingin rakyatnya mengerti matematika. Tujuannya, tentu, untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Menteri pendidikan mengajukan berbagai rancangan pendidikan matematika bagi masyarakat. Menteri kebudayaan merancang berbagai kegiatan masyarakat yang membutuhkan kegiatan kognitif matematis. Menteri keuangan melihat peluang untuk mencari dana dengan mendenda orang yang tidak bisa matematika dalam bentuk pajak.

«Bagaimana mekanisme pemungutan pajak bagi orang yang tidak bisa matematika?» tanya menteri lain.

«Saya sudah mempertimbangkan segalanya. Setiap orang dewasa yang tidak bisa matematika akan secara sukarela membayar pajak kepada negara, sesuai tingkat kebodohan masing-masing.» jawab menteri keuangan.

«Secara praktis, bagaimana caranya?» kejar menteri lain.

Menteri keuangan menjawab: «Pajak itu akan saya namai lotere»

Nazaruddin Mengajar Hakikat

Seorang pemuda mendatangi Nazaruddin. Mau mempelajari hakikat, katanya. Ugh, kok ke Nazaruddin ya …

«Berapa lama saya bisa mempelajari hakikat, ya Mullah.»

Nazaruddin memandanginya sejenak. Lalu … «Sepuluh tahun.» katanya

«Selama itu? Saya ingin menguasainya secepat mungkin. Tolonglah. Saya akan belajar sepanjang waktu, mengurangi istirahat, makan minum. Saya akan menyepi untuk belajar, untuk merenung, untuk menjalankan tugas-tugas yang Anda berikan. Saya akan berusaha sekeras mungkin. Berapa waktu yang akan saya perlukan?»

Nazaruddin memandanginya sejenak. Lalu katanya, «Dalam kondisi semacam itu, setidaknya dua puluh tahun.»

Cobalah belajar hidup sambil menghindari kehidupan. Kehidupan adalah kefanaan. Tidak berguna menciptakan kefanaan lain di atas kefanaan.

76 vpd

Emang harus nunggu awal bulan buat nulis statistik pengunjung?

Bulan Januari ini, tercatat 76 kunjungan per hari, dengan nilai ekstrim rendah pada 1, 11, dan 25 Januari. Hit rata-rata 2327 per hari.

Sebagian besar pengunjung memakai MSIE 5.0 di Windows 98, disusul MSIE 6.0 di OS yang sama.

Keyword terbanyak yang dicari dari pengunjung luar (mesin Google di Google atau di tempat lain), adalah: kosmologi, good job, lenin, dan bolshevik. Manusia yang paling banyak dicari adalah: Lenin, Kuncoro, Yuti Ariani, Igor Bogdanoff, dan Timur Lenk

Mesin pencari internal (Freefind) melaporkan hasil rada unik: gelombang mikro, kosmologi, dan artikel.

Finsbury Park

Subuh-subuh, sebuah masjid diserbu 150 orang polisi.

Di daerah Palestina yang terjajah? Kali ini bukan (Sebetulnya ada juga sih, tapi itu berita lain, dan bukan kejutan). Yang ini masjid di Finsbury Park, London bagian utara. Helikopter digunakan untuk menyoroti masjid sementara para polisi bersenjata itu memasuki masjid. Beberapa orang ditahan.

Para polisi itu sih bilang bahwa mereka tidak menginjak daerah yang digunakan untuk shalat. Pokoknya tidak menodai kesucian tempat, *katanya*.

Yang beneran menodai kesucian sih, kalau orang merencanakan terorisme di dalam masjid. Tapi kembali lagi, teroris kayak apa sih yang selalu dikejar-kejar, dan teroris kayak apa yang nggak pernah dikejar-kejar. Well, polisi bukan yang maha benar — mereka sekedar menjalankan tugas.

Rahman, Rahim

Seorang rekan menanyakan soal orang tuanya yang meninggal sebelum memeluk
Islam. Ia sungguh menyesal, dan resah membayangkan apa yang akan terjadi
pada orang tuanya.

Allâh menciptakan kasih sayang dan kedekatan antar manusia. Manusia membayangkan
kasih sayang itu adalah segalanya. Manusia suka lupa bahwa di atas kasih
sayang antar manusia, adalah kasih sayang tak terhingga dari Rabb-nya
ke pada seluruh manusia.

«Kalau kamu merasa mengasihi orang tuamu, ingatlah bahwa Allâh adalah Yang
Maha Pengasih, yang lebih mengasihinya dengan sepenuh kasih. Untuk kita
sendiri, pikirkan apa yang harus kita laksanakan, yang akan kita hadapi, dan
lakukan sebaik-baiknya, dengan penuh kasih sayang.»

IEEE dan Citibank

Cerita dikit tentang IEEE dan Citibank. Dalam hal ini IEEE dilihat sebentar sebagai entitas bisnis, soalnya kontaknya melalui customer-service, bukan member-service.

Awal tahun 2000, aku beli buku Engineering Tomorrow dari IEEE. Transaksi dengan Citibank Visa. Tapi ada yang salah dengan IEEE. Dia menagih sekali, dikembalikan, ditagih kembali, dikembalikan lagi, ditagih lagi, dikembalikan lagi, deeste enam kali. Totalnya, aku ditagih satu kali, memang. Tapi kita tahu bahwa Citibank memberlakukan selisih kurs yang cukup besar untuk transaksi penjualan dan pembelian. Total aku kehilangan di atas 100 ribu rupiah. Menyebalkan, kehilangan sesuatu tanpa terjadi apa-apa.

Maka Aku telefon Citibank, minta agar mereka melakukan penjumlahan dalam bentuk dolar saja, dan baru hasil akhirnya dikonversi ke rupiah. Customer service-nya tidak setuju. Aku jelaskan bahwa ini wajar sekali bahwa Citibank mengambil keuntungan satu kali dari sebuah transaksi, bukan sekian kali. Tapi dia berkeras, dan mulai defensif. Trus aku bilang, barangkali dia bisa kontak IEEE untuk reimburse kerugian ini. Citibank menolak lagi. Akhirnya aku bilang, aku aja yang kontak IEEE. Mr Citibank mempersilakan, sambil bilang bahwa upaya itu nggak akan berhasil.

Aku kontak IEEE. IEEE minta tanda bukti tagihan Citibank. Aku kirim via fax. Aku dapat penggantian lebih dari yang aku hitung. Barangkali dia menghitung juga ongkos fax ke US :), atau dia pakai tabel kurs yang beda lagi. Gede lah.

Memang ada organisasi yang bereputasi baik, dan ada yang cuma mengira punya reputasi baik. Citibank cuman masuk ke golongan kedua.

Bank Permata

Dilbert bilang, beginilah cara memilih nama project:

  1. Team dibentuk dan melakukan brainstorm memilih nama-nama
  2. Dilakukan multi-vote untuk memilih beberapa nama terbaik
  3. Nama-nama terbaik diserahkan ke manajemen senior
  4. Vice president menolak semua pilihan, dan menamai project itu sesuai nama tokoh Muppet kesukaannya

Kayak biasa, dunia Dilbert tidak bisa dibedakan dari dunia nyata. Aku baca di Tempo: begitulah mereka memilih nama Bank Permata, yang merupakan hasil merger dari Bank Universal dan lain-lain. Bedanya mula-mula mereka menunjuk konsultan untuk memilih nama terbaik. Dengan dana lumayan besar, mereka mengajukan nama-nama seperti Bank Ixi, Bank Qiqa, dan semacamnya.

Manager tim merger menolak nama itu, dan memilih nama lain. Kemudian nama itu dilaporkan ke presiden. Tahu nggak sih nama presiden kita sekarang? Semacam “Dyah Permata Megawati”, begitulah, lebih panjang dari itu. Jadi presiden menolak nama yang diajukan manager, dan memilih nama Bank Permata.

Syukurlah, setidaknya bukan nama Muppet.

Hari-hari ini Bank Permata rajin bener kirim surat. Padahal saldo di bank itu cuman beberapa rupiah aja. Aku juga sudah lupa, mengapatah gerangan dulu pernah iseng bikin rekening dan credit card di Bank Universal. Aku inget pernah mau matiin, tapi managernya mempersuasi dengan baik untuk tidak mematikan rekening, a.l. dengan meng-gratis-kan annual fee untuk credit cardnya.

Sekarang udah waktunya dimatiin lagi kayaknya.

Iqbal vs Nietzsche

Iqbal dan Nietzsche, dua eksistensialis dari zaman yang berbeda. Orang bilang Iqbal banyak terpengaruh Nietzsche. Memang, bagaimana mungkin menyangkalnya? Terlalu banyak tulisan-tulisan Iqbal yang seolah-olah ditulis untuk berbincang dengan Nietzsche: untuk memetakan kembali wacana Nietzsche ke dunia timur, maupun untuk menanggapi pola-pola pikir Nietzsche yang dirasa terlalu jauh berlari. Dan seperti juga Nietzsche, Iqbal tidak mau repot-repot membuat buku-buku filsafat serius ? kata-kata lebih banyak memenjarakan daripada membebaskan. Aforisme, kisah-kisah, dan bahkan puisi, dipandang lebih bisa menyampaikan nuansa-nuansa.

Misalnya, misalnya Nietzsche masih hidup untuk menanggapi Iqbal, apa yang bakal dia sampaikan?

«Semangatmu hebat?» begitu barangkali, «Tapi kamu terlalu takut untuk membunuh tuhan kamu. Kamu malahan menggeser konsep chaosku menjadi konsep akan sang mahakuasa.»

«Aku menarik konsep sang mahakuasa ke konsepsi Islamku,» begitu barangkali jawab Iqbal, «seperti juga kamu menarik konsep sang mahakuasa ke diskursus sekularisme Eropa abad ke-19, bukan ke fitrah manusia»

Lima Belas Derajat

Beberapa hari abis diskusi itu, aku dapat e-mail. Isinya kira-kira kayak gini:

«Mas Koen lebih pantas jadi Nietzsche daripada jadi Foucault, soalnya Mas Koen lebih pantas menghadapi kematian sambil menertawai orang, daripada menghadapi kematian sambil ditangisi orang.»

Dunia rasanya jadi rada bergeser … sekitar 15 derajat.

Keluar Agama Allah

Nashruddin dikenai tuduhan. Penguasa menghukumnya dengan lima puluh cambukan. Setelah hukuman itu selesai, sang penguasa berteriak pada Nashruddin: «Sekarang pergilah dari sini, hai kafir!»

Masih kesakitan, Nashruddin menukas: «Aku bukan orang kafir. Aku hafal Al-Quran.»

«Coba tunjukkan ayat yang kau ketahui.» si penguasa memerintahkan.

Nashruddin diam, lalu berucap: «Sesuai dengan namaku, aku akan membacakan An-Nashr: Dengan nama Allâh yang Pengasih dan Penyayang. Bila telah datang pertolongan Allâh dan kemenangan, dan kamu menyaksikan manusia berbondong-bondong keluar agama Allâh, bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu, dan mohonlah ampunan pada-Nya. Sesungguhnya Ia Maha Penerima Taubat.»

Si penguasa semakin marah: «Kamu pengacau. Bukan keluar (yakhrujuna), tapi masuk (yadkhuluna).»

Nashruddin pun menjawab: «Teks yang asli memang demikian. Tapi sekarang mereka keluar lagi akibat kepemimpinan Anda.»

« Older posts Newer posts »

© 2025 Kuncoro++

Theme by Anders NorénUp ↑