Category: Life (Page 11 of 30)

Mephisto Bagi Irak

Lebih dari setengah penduduk Inggris menolak keikutsertaan Inggris di dalam perang Bush melawan Irak. Di Amerika sendiri, banyak rakyat yang lebih suka mendukung policy yang diambil Perancis dalam soal Irak. Tapi Bush terlalu malu hati untuk mundur. Juga Blair.

Soalnya memang bukan hanya menyerang Irak atau tidak. Tapi apa yang akan terjadi pada rakyat Irak. Kita berdemo menentang serbuan AS ke Irak. Tapi seandainya AS tidak jadi menyerbu Irak, apa yang akan kita lakukan? Berteriak gembira karena berhasil mengalahkan AS secara moril? Apa yang kemudian terjadi pada Irak adalah: terus menerus dipimpin dan dihancurkan oleh Saddam Hussein dan kawanan perampoknya.

Kita kayak lupa betapa seramnya hidup di bawah Soeharto, yang sisa-sisanya masih ada saat ini. Tidak mustahil rezim Megawati akan mengarah ke hal yang sama, dan mulai terasa saat ini. Saddam Hussein, kita tahu, bukan tipe penjahat yang bersembunyi di balik kesantunan, tapi tipe yang terang-terangan membasmi rakyatnya sendiri.

AS memang bukan tipe penjaga keadilan yang bisa dipercaya. Kalau ia punya hati nurani, atau nilai keadilan dan kemanusiaan setitip debu saja, ia bisa membubarkan Israel lebih dahulu sebelum mengutak-atik negara-negara lain. Tapi bagi sebagian rakyat Irak, barangkali AS mirip Mephisto yang datang kepada Faust waktu tidak ada jalan lain yang bisa dilihat untuk keluar dari kemandegan. Rakyat Irak seperti dipaksa memilih satu dari dua macam setan.

Pada saat seperti ini barangkali cuma dapat memohon keajaiban dari seorang Ibrahim yang pernah tumbuh di tanah itu. Setidaknya seorang Abu Nawas, kalau Ibrahim dipandang terlalu mulia untuk bangsa itu. Orang-orang yang mau menampik kebodohan dari bangsa-bangsa yang bernafsu menyerbu Irak dan sekaligus kebodohan dari orang yang menolak menyerbu Irak.

Edy Liu

«Life is hard. Get used to it.»

Gitu ditulis Edy Liu beberapa tahun lalu. Nggak tau di mana itu anak sekarang. Di-SMS juga nggak pernah jawab.

Tentang Nol

Kelihatannya rekan-rekan kamu kehilangan integritas.

Lalu?

Dan kompetensi.

Masih ada. Aku lihat masih ada.

Apa yang masih ada.

Dua-duanya. Kompetensi, ya, integritas, juga.

Kayaknya kita bakal mengulangi diskusi lama: apakah nol sebuah bilangan.

Pajak Kebodohan

Di suatu negara, pemerintah betul-betul ingin rakyatnya mengerti matematika. Tujuannya, tentu, untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Menteri pendidikan mengajukan berbagai rancangan pendidikan matematika bagi masyarakat. Menteri kebudayaan merancang berbagai kegiatan masyarakat yang membutuhkan kegiatan kognitif matematis. Menteri keuangan melihat peluang untuk mencari dana dengan mendenda orang yang tidak bisa matematika dalam bentuk pajak.

«Bagaimana mekanisme pemungutan pajak bagi orang yang tidak bisa matematika?» tanya menteri lain.

«Saya sudah mempertimbangkan segalanya. Setiap orang dewasa yang tidak bisa matematika akan secara sukarela membayar pajak kepada negara, sesuai tingkat kebodohan masing-masing.» jawab menteri keuangan.

«Secara praktis, bagaimana caranya?» kejar menteri lain.

Menteri keuangan menjawab: «Pajak itu akan saya namai lotere»

Nazaruddin Mengajar Hakikat

Seorang pemuda mendatangi Nazaruddin. Mau mempelajari hakikat, katanya. Ugh, kok ke Nazaruddin ya …

«Berapa lama saya bisa mempelajari hakikat, ya Mullah.»

Nazaruddin memandanginya sejenak. Lalu … «Sepuluh tahun.» katanya

«Selama itu? Saya ingin menguasainya secepat mungkin. Tolonglah. Saya akan belajar sepanjang waktu, mengurangi istirahat, makan minum. Saya akan menyepi untuk belajar, untuk merenung, untuk menjalankan tugas-tugas yang Anda berikan. Saya akan berusaha sekeras mungkin. Berapa waktu yang akan saya perlukan?»

Nazaruddin memandanginya sejenak. Lalu katanya, «Dalam kondisi semacam itu, setidaknya dua puluh tahun.»

Cobalah belajar hidup sambil menghindari kehidupan. Kehidupan adalah kefanaan. Tidak berguna menciptakan kefanaan lain di atas kefanaan.

76 vpd

Emang harus nunggu awal bulan buat nulis statistik pengunjung?

Bulan Januari ini, tercatat 76 kunjungan per hari, dengan nilai ekstrim rendah pada 1, 11, dan 25 Januari. Hit rata-rata 2327 per hari.

Sebagian besar pengunjung memakai MSIE 5.0 di Windows 98, disusul MSIE 6.0 di OS yang sama.

Keyword terbanyak yang dicari dari pengunjung luar (mesin Google di Google atau di tempat lain), adalah: kosmologi, good job, lenin, dan bolshevik. Manusia yang paling banyak dicari adalah: Lenin, Kuncoro, Yuti Ariani, Igor Bogdanoff, dan Timur Lenk

Mesin pencari internal (Freefind) melaporkan hasil rada unik: gelombang mikro, kosmologi, dan artikel.

Finsbury Park

Subuh-subuh, sebuah masjid diserbu 150 orang polisi.

Di daerah Palestina yang terjajah? Kali ini bukan (Sebetulnya ada juga sih, tapi itu berita lain, dan bukan kejutan). Yang ini masjid di Finsbury Park, London bagian utara. Helikopter digunakan untuk menyoroti masjid sementara para polisi bersenjata itu memasuki masjid. Beberapa orang ditahan.

Para polisi itu sih bilang bahwa mereka tidak menginjak daerah yang digunakan untuk shalat. Pokoknya tidak menodai kesucian tempat, *katanya*.

Yang beneran menodai kesucian sih, kalau orang merencanakan terorisme di dalam masjid. Tapi kembali lagi, teroris kayak apa sih yang selalu dikejar-kejar, dan teroris kayak apa yang nggak pernah dikejar-kejar. Well, polisi bukan yang maha benar — mereka sekedar menjalankan tugas.

Rahman, Rahim

Seorang rekan menanyakan soal orang tuanya yang meninggal sebelum memeluk
Islam. Ia sungguh menyesal, dan resah membayangkan apa yang akan terjadi
pada orang tuanya.

Allâh menciptakan kasih sayang dan kedekatan antar manusia. Manusia membayangkan
kasih sayang itu adalah segalanya. Manusia suka lupa bahwa di atas kasih
sayang antar manusia, adalah kasih sayang tak terhingga dari Rabb-nya
ke pada seluruh manusia.

«Kalau kamu merasa mengasihi orang tuamu, ingatlah bahwa Allâh adalah Yang
Maha Pengasih, yang lebih mengasihinya dengan sepenuh kasih. Untuk kita
sendiri, pikirkan apa yang harus kita laksanakan, yang akan kita hadapi, dan
lakukan sebaik-baiknya, dengan penuh kasih sayang.»

IEEE dan Citibank

Cerita dikit tentang IEEE dan Citibank. Dalam hal ini IEEE dilihat sebentar sebagai entitas bisnis, soalnya kontaknya melalui customer-service, bukan member-service.

Awal tahun 2000, aku beli buku Engineering Tomorrow dari IEEE. Transaksi dengan Citibank Visa. Tapi ada yang salah dengan IEEE. Dia menagih sekali, dikembalikan, ditagih kembali, dikembalikan lagi, ditagih lagi, dikembalikan lagi, deeste enam kali. Totalnya, aku ditagih satu kali, memang. Tapi kita tahu bahwa Citibank memberlakukan selisih kurs yang cukup besar untuk transaksi penjualan dan pembelian. Total aku kehilangan di atas 100 ribu rupiah. Menyebalkan, kehilangan sesuatu tanpa terjadi apa-apa.

Maka Aku telefon Citibank, minta agar mereka melakukan penjumlahan dalam bentuk dolar saja, dan baru hasil akhirnya dikonversi ke rupiah. Customer service-nya tidak setuju. Aku jelaskan bahwa ini wajar sekali bahwa Citibank mengambil keuntungan satu kali dari sebuah transaksi, bukan sekian kali. Tapi dia berkeras, dan mulai defensif. Trus aku bilang, barangkali dia bisa kontak IEEE untuk reimburse kerugian ini. Citibank menolak lagi. Akhirnya aku bilang, aku aja yang kontak IEEE. Mr Citibank mempersilakan, sambil bilang bahwa upaya itu nggak akan berhasil.

Aku kontak IEEE. IEEE minta tanda bukti tagihan Citibank. Aku kirim via fax. Aku dapat penggantian lebih dari yang aku hitung. Barangkali dia menghitung juga ongkos fax ke US :), atau dia pakai tabel kurs yang beda lagi. Gede lah.

Memang ada organisasi yang bereputasi baik, dan ada yang cuma mengira punya reputasi baik. Citibank cuman masuk ke golongan kedua.

Bank Permata

Dilbert bilang, beginilah cara memilih nama project:

  1. Team dibentuk dan melakukan brainstorm memilih nama-nama
  2. Dilakukan multi-vote untuk memilih beberapa nama terbaik
  3. Nama-nama terbaik diserahkan ke manajemen senior
  4. Vice president menolak semua pilihan, dan menamai project itu sesuai nama tokoh Muppet kesukaannya

Kayak biasa, dunia Dilbert tidak bisa dibedakan dari dunia nyata. Aku baca di Tempo: begitulah mereka memilih nama Bank Permata, yang merupakan hasil merger dari Bank Universal dan lain-lain. Bedanya mula-mula mereka menunjuk konsultan untuk memilih nama terbaik. Dengan dana lumayan besar, mereka mengajukan nama-nama seperti Bank Ixi, Bank Qiqa, dan semacamnya.

Manager tim merger menolak nama itu, dan memilih nama lain. Kemudian nama itu dilaporkan ke presiden. Tahu nggak sih nama presiden kita sekarang? Semacam “Dyah Permata Megawati”, begitulah, lebih panjang dari itu. Jadi presiden menolak nama yang diajukan manager, dan memilih nama Bank Permata.

Syukurlah, setidaknya bukan nama Muppet.

Hari-hari ini Bank Permata rajin bener kirim surat. Padahal saldo di bank itu cuman beberapa rupiah aja. Aku juga sudah lupa, mengapatah gerangan dulu pernah iseng bikin rekening dan credit card di Bank Universal. Aku inget pernah mau matiin, tapi managernya mempersuasi dengan baik untuk tidak mematikan rekening, a.l. dengan meng-gratis-kan annual fee untuk credit cardnya.

Sekarang udah waktunya dimatiin lagi kayaknya.

« Older posts Newer posts »

© 2025 Kuncoro++

Theme by Anders NorenUp ↑