Agak umum kalau majalah atau jurnal yang berkait profesi atau komunitas memasang halaman umpan balik di halaman2 belakang. Sebuah majalah Mac memasang berbagai cara memanfaatkan produk Apple (selain untuk komputasi). Majalah2 lain kadang memasang halaman humor yang menohok profesi. IEEE Spectrum dan IEEE Computer juga, biarpun dalam bentuk agak serius :). Jurnal E&T dari IET memiliki pendekatan menarik. Beberapa bulan terakhir, setiap dua edisi sekali, ia menampilkan blog seorang abege bernama Jack.
Si Jack ini konon berusia 16 tahun, memiliki beberapa saudara, dan terutama memiliki ortu insinyur. Dan untuk menggambarkan penderitaan si Jack, kita ingatkan: kedua ortunya adalah insinyur. Simpati kami atasnya :). Tentu, sebagai fanatikus engineering, kedua ortu Jack agak berharap Jack juga terjerumus ke dunia engineering — hal yang cukup menakutkan Jack. Dan dengan kaitan ajaib semacam ini, jadilah blog si Jack umpan balik bagi pola pikir kaum engineer (yang seringkali merasa lebih pintar dan lebih benar dari spesies manusia lainnya).
Edisi pertama blog si Jack menggambarkan kekecewaan ortu Jack tentang profesi yang diminati Jack: matematika (uh, keren), biologi (ya, sains juga lah), musik (hmm, ok, untuk mengasah intelektualitas), dan ekonomi (haaaaaah!!!!!). Eh, yang di dalam kurung itu tanggapan ortu Jack. Begitulah, ortu Jack memang belum secendekia misalnya Prof MO Tjia — sedikit dari fisikawan Indonesia yang memiliki otoritas untuk bicara tentang mekanika kuantum, tapi justru yang mengakui bahwa ilmu semacam kimia, biologi, dan sejarah justru memiliki kompleksitas lebih dari fisika fundamental. Ketinggian budi yang … wow.
Edisi terakhir blog si Jack ini bikin aku terpaksa baca dua kali dan ketawa dua kali. Seperti abege 16 tahun lain, si Jack dalam masa pemberontakan untuk lepas dari pengaruh ortu. Dan amat kesal memahami bahwa dirinya belum bisa berlibur sendirian. Maka berliburlah ia ke sebuah jembatan di Perancis. Huh, kenapa jembatan? Ya, itu pilihan ortunya: mencari tempat yang dekat Futuroscope dan Millau, sambil bisa berbincang dengan sesama turis Inggris tentang kurangnya visi pemerintah pada bidang engineering. Sang ayah doyan bawa kawat ke mana2, bisa buat benerin flip-flop yang terbakar, bisa buat mengetatkan kabel akselerator (sampai mereka menemukan bengkel tempat bunga merah tumbuh di genangan oli, dan sang ayah selalu menjadikan pekerja bengkel sebagai teman bertengkar yang akhirnya jadi sahabat sebahasa).
Satu2nya hal yang menyenangkan si Jack adalah waktu ia berjumpa abege cewek di kolam renang. Dengan gaya berenang yang mengkhawatirkan, ia berhasil menarik perhatian Katie, dan mengajak mengobrol sambil minum orangina. Sayangnya Katie harus segera pergi bersama ortunya. Sambil si Jack bingung bagaimana cara mengajak Katie ketemu lagi, Katie berteriak bahwa mobil ortunya terkunci dari dalam. Jack punya kesempatan untuk mulai menyusun kata2. Tapi justru ayah si Jack memutuskan mengambil kawat kesayangannya dan dengan cepat membukakan kunci mobil keluarga Katie. Tindak kepahlawanan? Tidak bagi keluarga Katie yang justru menatap ngeri pada … ugh … tukang bongkar mobil atau rumah orang? Mereka segera pergi, dan Jack kehilangan Katie.
Bagaimana ortu Jack dulu ketemu? “Engineering convention,” kata si ibu: “Waktu itu OHP rusak …” Cerita terputus karena Alice pingin tahu apa itu OHP, dan langsung membawa kedua ortu ke nostalgia barang2 kuno: Dymo printer dll, yang semuanya bisa diperbaiki si ayah. So, liburan usai, Jack masih jomblo. Hasil ujian keluar sesuai harapan: ekonomi, matematika, musik, biologi. Mudah2an mendatangkan penghasilan yang cukup untuk membayar orang untuk memperbaiki proyektor.
‘Gak sabar menunggu entry blog Jack berikutnya.