Tea Addict

Melalui agregator pribadi ra.me-ra.me, blog seorang Irfan Setiaputra memang rutin aku baca. Dan buat kita, tidak aneh seorang Country Manager sebuah perusahaan multinasional menulis blog. Memang sih, sebagai orang tenar, blognya jadi cuman setengah personal (dan setengah humas — haha). Tapi undangan di blognya luput aku baca. Hari2 setelah kepindahan ke Jakarta ini memang belum … belum serasa menjejak bumi lagi :). Hanya setelah ada undangan langsung, aku menyanggupi untuk datang menemui salah satu tokoh IT nasional ini. Dan hadirlah aku di Tea Addict, sebuah café di sekitar Sudirman.

Pak Irfan tampil kontras denganku. Beliau dengan warna putih, dan aku dengan hitam-hitam. Peserta bincang sore itu hanya belasan orang saja. Yang aku baru saja lihat a.l. Ivan Lanin. Sekaligus membuktikan kebenaran tesis Indra Pramana bahwa Ivan Lanin dan Kuncoro memang dua orang yang berbeda. Aku duduk bersebelahan Harry Sufehmi, dan Pak Irfan bersebelahan Mas Pepih Nugraha di depanku. Perbincangan lebih banyak ke soal aktual Cisco, organisasinya, arah bisnisnya, plus cerita2 menarik. Nggak usah ditulis di sini lah. Biar beliau menulis di blognya sendiri.

Di sesi diskusi, karena peserta masih sungkan, aku mengawali diskusi dengan strategi penetrasi budaya ke korporasi; misalnya Internet 2.0 ini. Kita tahu, level direksi dan level officer sangat2 paham tentang hal2 berkenaan dengan new marketing strategies ini. Tetapi level antara keduanya ini kadang jadi penghalang yang rigid, dan ini umum terjadi di mana pun. Pak Irfan menjawab cukup panjang, dengan berbagai formulasi strategi; termasuk skala perusahaan, hingga … ummm … pembersihan. Kemudian ganti kita diskusi tentang kondisi aktual bisnis infokom di Indonesia. Wise juga beliau ternyata (hehe). Tak hendak melakukan diskusi berdua saja, aku kemudian set silent; dan syukurnya rekan2 lain mulai ramai berdiskusi juga. Perbincangan panjang dan menarik itu diakhiri dengan sesi makan malam. Tentu dengan diskusi juga :).

Foto2 … haha, kebetulan aku lagi tak terlalu lincah menembaki orang2 hari2 ini. Ini diculik dari blog Pak Irfan:

Oh, terima kasih Pak Irfan atas sharing wawasannya yang OK nian. Terima kasih Cisco untuk kesempatannya.

11 Replies to “Tea Addict”

  1. Mas Kun, biarin ya comment nya ga nyambung sama maksud tulisannya. Cuma gatel aja pengen ngomnen Tea Addict nya, pas kebeneran baru liat liputannya kemaren dimana itu, dan jadi pengennn kesana. Eh keduluan Mas Kun deh.

  2. @Hakim: Salam kenal kembali :)

    @Shasya: Terus, ada tempat menarik lagi tidak?

    @Sofie: Pingin nulis sih, tapi belum ketemu waktu luang.

    @Wirawan: Kenangan apa tuuh?

  3. kalo aku sih kemaren ‘nemu tempat namanya Kopi Ireng, lokasi nya di dago atas Mas. Tempatnya memang ga se-fancy Tea Addict dan teman2 lainnya itu, tapi unik beneran…
    Rasanya kayak nongkrong di …. situs bersejarah, hahaha….
    Aku ga recommend minumannya deh, soalnya dimana2, teuteup minumnya Teh Tarikk :)

  4. Mas Koen skrg d Jakarta? *blink-blink*
    Tentang Tea Addict, aku pernah cobain yg di daerah Senopati, Mulawarman…sementara aku sendiri secara harafiah adalah seorang tea addict :-D

    Selamat datang di Jakarta, mas

  5. soal Tea Addictnya nih,emang tempatnya seru…cozy bgt,buat ngobrol2 asyik
    ga perlu takut keganggu sama orang lain….soal rasa tehnya sih sami mawon,ice lemon teanya biasa aja…makananya juga standar…yg bikin nilai +
    yah suasananya….
    mas Kun,salam kenal yah…

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.