Semesta, cukup diciptakan dengan sebuah formula. Formula yang benar akan membentuk harmoni yang sepenuhnya berisi keindahan, dan dengan demikian mewujudkan diri. Konon formula itu mewujudkan diri dalam bentuk getaran — bukti bahwa eksistensi hanya bisa mewujud melalui dinamika. Maka sang getaran membuka dimensi (as-samawat) dan kuanta (al-ardh), yang berikutnya saling berkait dan saling mengisi menyusun semesta yang indah ini. Saat revolusi semesta membentuk manusia, untuk pertama kali semesta memiliki kesadaran. Termasuk kesadaran untuk mengaktualisasikan eksistensi dengan dinamika. Kuncinya benar-benar ada pada dinamika. Perubahan yang terus menerus dalam segala level kemanusiaan (yang artinya kesemestaan). Tentu, termasuk perubahan atas tata nilai (umwertung aller werte).


Heran yach waktu aku nyebut-nyebut Stalin? Pasti lebih heran lagi kalo aku bilang bahwa Stalin itu orangnya lembut, romantis, dan kebapakan. Tapi itu waktu dia masih dikenal sebagai Iosif Vissariodovich Dzhugashvilii, dengan seorang istri dan anak perempuan. Konon sejak istrinya meninggal itu Stalin jadi kehilangan kelembutan. Kalau dia bukan orang romantis, masa sih dia berubah kepribadian waktu kehilangan istri? Tentu, dari suatu sudut pandang, kita bisa bilang bahwa kepribadian dia lemah. Tapi soal itu sebenernya semua sejarawan tahu. Dan yang kita suka lupa adalah bahwa kita juga punya kelemahan kepribadian masing-masing.
Di Isnet aku pernah ngebahas soal revolusi yang dipicu Einstein itu. Terus aku disangkal dengan pernyataan bahwa teori relativitas tidak valid. Padahal waktu itu aku lagi cerita tentang efek fotoelektrik, bukan relativitas. Aku sendiri nggak tahu banyak soal relativitas.
Korpri, Golkar, New Order. Setiap rezim ideologik memang selalu membutuhkan massa untuk legitimasi. Massa itu selalu disebut sebagai tonggak, biarpun sebenernya cuman penggembira yang dibayar murah. Kadang cukup dibayar semangat aja. Ekspresi para kaum Bolshevik pendukung Revolusi 1917 ini bahkan tidak menunjukkan semangat revolusi, tapi wajah ketidakpastian. Hari ini mereka jadi tonggak revolusi, menegakkan komunisme (atau Pancasila), kemudian ikutan perang melawan rakyatnya sendiri, dan mati (atau bertahan hidup) sia-sia.
Siapa yang pantas jadi the man of the century abad ini? Dengan kepribadian tristanistik :), barangkali kita lebih baik pilih Vladimir Ilyich Ulyanov alias Lenin, dengan proyeknya yang bernama Uni Soviet.
