Author: Kuncoro Wastuwibowo (Page 85 of 88)

Stratford-upon-Avon

Sungai Avon mengalir tenang. Segala spesies yang mengapung — ratusan angsa putih, angsa hitam, dan bebek yang terbang rendah — saling acuh menikmati kesibukan masing-masing. Mendung yang tebal pun terpaksa mengalah, menyingkir buat sekedar memberikan warna buat sepotong kota Stratford.

Dengan jarak hanya belasan kilometer dari Coventry, ada kota yang karakteristiknya jauh berbeda. Kalau Coventry kota pelajar dan industri, dan Leamington penuh nuansa seni, Stratford disiapkan khusus buat pelancong. Segalanya disiapkan buat orang yang mau meng-EGP-kan kehidupan barang sehari.

Balik ke Coventry lewat Leamington lagi. Di peternakan yang ‘itu’, ratusan kelinci masih berlarian sampai ke pinggir jalan raya, cuman berhenti buat menatap tajam pada bis yang melaju lambat-lambat. Errrrh, aku juga cuman jadi pelancong di bumi ini. Tinggal sebentar sekedar menghayati kefanaan, kemudian akan meneruskan pengelanaan ke keabadian dengan keindahan yang sempurna …

Ironiknya, aku ke Stratford-upon-Avon sekedar buat cari kartu telepon

Quark, Gell-Mann, dan Zweig

Quark dimodelkan oleh dua orang secara tidak bersamaan. Satu Murray Gell-Mann, ilmuwan yang sudah ternama karena risetnya di bidang spesifikasi materi subatom, yang darinya dapat disusun semacam sistem periodik untuk partikel subatom, plus beberapa prediksi. Dia menulis ide tentang “triplet” ini dengan malu-malu dalam paper yang hanya dua lembar, di tahun 1964. Yang bikin dia ogah adalah bahwa riset matematika dia menunjukkan bahwa quark bisa memiliki muatan 1/3 dan 2/3 unit muatan elektron, yang waktu itu dianggap tidak mungkin. Di paper itu dia malah nyaris menyangkal bahwa idenya itu ada dalam realitas. [Mirip kisah foton, relativitas, dll, yang mulanya oleh penemunya dianggap hanya model matematika]

Penemu yang lain, George Zweig, menyusun idea tentang “ace” dengan permodelan fisika, bukan matematika. Dia menerbitkan idenya di CERN (dengan berbagai kesulitan) pada tahun 1964, sepanjang 24 halaman, lebih rinci dari Gell-Mann. Tapi dia juga menulis bahwa hasil itu aneh karena pendekatan yang kasar.

Gell-Mann kemudian menamai partikel itu quark, bukan triplet atau ace lagi. Penelitian Gell-Mann yang berkelanjutan, membuat ia memperoleh hadian Nobel pada tahun 1969, untuk spesifikasi partikel subatom, tanpa menyebut soal quark. Waktu akhirnya konsep quark diterima sebagai bakuan, komite Nobel merasa tidak pantas memberikan Nobel kepada Gell-Mann dua kali untuk satu kali kerja, tapi juga tidak memberikan Nobel kepada Zweig karena artinya harus memberikan kepada Gell-Mann juga. Syukurlah, di kalangan ilmuwan itu pun Nobel tidak terlalu dihargai.

Birmingham Symphony Hall

Apa yang menarik di Birmingham? Simphony-hall yang megah, jelas. Tapi yang paling menarik adalah sepasang angsa hitam yang berenang di kanal berarir hijau, dengan tiga anaknya yang masih berwarna kuning. Di atas jembatan, kita dipaksa diam menyaksikan si angsa. Dan sadar, hidup itu indah sekali.
Tapi kapan aku boleh jadi angsa hitamnya lagi …

Eroica

Hampir tengah malam, di perpustakaan dengan segelas coklat hangat buat melawan dinginnya udara Westwood (coklat gratis hanya ada di perpustakaan ini –red).

Aku baru dari Warwick Art Centre, nonton pagelaran dari Berlin Simphony Orchestra yang memainkan Eroica dari Beethoven. Kayaknya ini hal terbaik yang pernah aku alami di Inggris, biarpun nggak terlalu berbau Inggris.

Memang Beethoven udah lama aku akrabi. Eroica, atau Simfoni Ketiga dari Beethoven, juga pasti pernah terpasang tiap minggu dari CD aku. Tapi menyaksikan simfoni dari Berlin, aku kayak baru pertama kali menyaksikan orkestra, dan kayak baru pertama kali ngedengerin Beethoven. Setiap detiknya jadi terlalu berharga.

Yang terbayang bukan Beethoven, atau Napoleon yang tadinya akan dipersonifikasikan di simfoni ini, atau Wagner yang nggak sempat didengar (soalnya telat). Yang terbayang hanya rasa syukur buat Allah yang Maha Kasih, yang berkenan menganugerahi makhluk kecil ini hidup yang indah.

Foto di atas itu hasil curi-curi di dalam hall, padahal dilarang, ssstttttt.

Кунчоро

Dan abis cerita Lenin, aku mau cerita bahwa aku abis dapat mail dari Rusia. A nice guy, penggemar Gibran :), dan beliau mengkritik bahwa penulisan huruf sirilik di site ini salah satu huruf: Кунчоро Вазтувибово. Jadi bacanya /kunchoro vaztuvibovo/. Yeah, barangkali memang salah, tapi kesalahan itu bukan kekhilafan, melainkan hasil pemikiran. Nama Wastu barangkali hasil penculikan dari bahasa Sanskrit Vaçtu (the king, the leader), dan aku liat orang Rusia dan beberapa bangsa lain cenderung mengubah Ç jadi Z alih-alih S (Moçambique jadi Mozambik). Di Perancis memang Ç disamakan dengan S. Tapi S di Perancis dibaca tebal mendeziz. S ringan ditulis sebagai SS (la music classique /lamuziklasik/). Kalau di Indonesia Ç malah jadi SY (yang kalau dirusiakan bakal jadi SH). Kali biar angker pakai huruf SHCH aja ya, yang hurufnya kayak gini: щ. Ntar biar kayak Khrushchev.

Who’s Who

Awal tahun 1998, ada yang nelepon dari US. Dengan bahasa Inggris yang ngebut amat, dia bilang mereka udah punya data lengkap aku, dan udah masukin aku ke buku Professional Who’s Who edisi tahun itu. Kalau mau bukunya, kirimkan $499 saja. Dih, mendingan Dilbert, disuruh kirim cuman $75. Jelas nggak mau akunya. Kira-kira beberapa bulan, dia kirim surat ke kantor, mengucapkan selamat bahwa nama aku masuk di Who’s Who, project yang dipimpin Ivanna Trump (kayak aku kenal aja). Kalau perlu sertifikat yang menyatakan bahwa aku masuk buku itu, kirimkan $99.

Hrms, kalau bener esteem need aku segitu gedenya, ngapain aku harus kirim $99. Kenapa bukan surat itu aja aku pigurain terus ditempel di kantor.

« Older posts Newer posts »

© 2025 Kuncoro++

Theme by Anders NorenUp ↑