Author: koen (Page 30 of 123)

85501089

BTW, agama bukan sepenuhnya soal sains. Ada hukum dan presedens, ada politik dan
kompromi yang semuanya sah dalam membentuk masyarakat. Kita bukan orang sekuler
yang memisahkan agama dari kemasyarakatan. Agama bukan semuanya ada di wilayah
pribadi dan kelompok.

Trus … ada lagi yang namanya persatuan.

Persatuan, huh #@#*!&%&#@!.

Semua orang menyebut soal ini, tapi semua orang sibuk melecehkannya. Persatuan ok,
selama tidak mengorbankan ego masing-masing (ego = pendapat, visi, madzhab). Itu
bukan persatuan — itu egosentrisme. Itu yang bikin orang Islam nggak mampu
bersaing di sains, di politik, di hukum dan di tawuran fisik.

Itu yang bikin ulama Islam masa kini berkelas kacangan dibanding ulama pendiri
madzhab, yang mau saling mendengar, saling mengalah, saling mengikuti, untuk
hal-hal yang lebih esensial. Karena persatuan selalu berarti ada yang
mengorbankan sesuatu yang dianggap kita benar demi sesuatu yang dianggap orang lain
benar, karena kita tahu sebenar apa pun kita, kita bisa selalu salah.

Jadi, kayaknya aku masih puasa tanggal 5, dan shalat Id tanggal 6. Aku nggak merasa
berdosa berpuasa di hari yang aku yakini sebagai 1 Syawal, tapi dianggap orang lain
sebagai 30 Ramadhan. Sekedar membuktikan bahwa kita sebenernya bisa mengikuti
pendapat orang lain, dan bisa hidup damai dengan cara itu.

Tinggal sekarang menunggu para pemimpin umat. Apakah benar mereka punya mental
pemimpin. Atau justru penyesat yang mengagungkan egosentrisme. Aku mau menilai
mereka hari-hari ini.

85467833

Trus apa itu hisab, apa itu rukyah? Hisab itu perhitungan waktu astonomis, dan
rukyah itu pengenalan waktu secara visual. Kalau kita memulai puasa dan mengatur
waktu shalat dengan membaca jadwal di tabel: itu hasil hisab. Kalau kita memulainya
dengan melihat perbedaan warna langit, mengukur bayangan, dan mengamati matahari
tenggelam: itu rukyah. Metode rukyah penuh kelemahan akibat faktor cuaca dan
keterbatasan alami lainnya. Jadi dikembangkan metode hisab yang memperhatikan
rukyah :). Hisab versi 2, begitulah. Kalau hisab versi satu membahas kapan matahari
tenggelam, kapan bulan baru terbit, maka hisab versi dua membahas kapan matahari
seharusnya tampak tenggelam, kapan bulan baru seharusnya bisa tampak. Itulah awal
perbedaan 2-3 derajat antara kedua metode hisab. Pada posisi nol derajat setelah
mati, biarpun secara teori bulan sudah baru, secara teori bulan setipis itu belum
dapat dilihat.

Aku sebenernya lebih suka memilih metode hisab unmodified (versi 1) yang menurutku tidak
terlalu bias. Memang hadist mengarahkan kita berpuasa sampai bisa “menyaksikan”
bulan baru. Tapi kata “menyaksikan” (seperti yang juga kita gunakan dalam Syahadat),
tidak persis sama dengan “melihat” (yang mengharuskan penggunaan mata). Menyaksikan
secara sains bisa lebih tajam dari sekedar melihat dengan mata.

85467820

Ramadhan nyaris berakhir. Sore hari ini kita di Indonesia bakal lihat gerhana
matahari sebagian. Yang di Australia selatan bisa melihatnya lebih baik.
Gerhana, tentu, menunjukkan bahwa bulan berada di satu garis antara matahari
dan bumi; dan itu artinya sore nanti bulan baru akan terbit, virtually.

Tapi gerhana terjadi di sore hari. Para ilmuwan masih memperdebatkan definisi
“bulan baru”, yaitu sebagai (1) bulan yang baru melewati fasa mati, atau bulan
yang (2) mulai tampak setelah melewati fasa mati. Keduanya memiliki perbedaan
hitung antara 2 hingga 3 derajat, dan artinya selisih beberapa jam setelah
fasa mati di sore hari. Padahal umat muslim, seperti pendahulunya di kalangan
Yahudi, memulai hitungan hari pada awal malam hari. Jadi untuk yang menganut
pendapat 1, Syawal akan dimulai malam nanti (shalat Id tanggal 5), dan untuk
yang menganut pendapat 2, Syawal baru bisa dimulai besok malam (shalat Id tanggal 6).

85446420

Rekor hit kunjungan ke site ini terpecahkan lagi di bulan November 2002: 67 pengunjung per hari, atau 129 page view per hari, atau 1726 hit per hari.

Lemparan Piring QED

“You know, what they think of you is so fantastic; it’s impossible to live up to it. You have no responsibility to live up to it.” — gitu di catatan Richard Feynman.

Waktu itu PD II sudah berakhir, para ilmuwan dipulangkan dari proyek Los Alamos yang fantastik itu, dan Feynman mengajar di Cornell. Nyaris tidak ada hal baru yang menarik di bidang fisika teoretis pada masa itu, dan kebosanan menjelma jadi ketakutan akan adanya kemandegan. Yup, kemandegan — kata-kata yang selalu menakutkan buat kita semua. Ada beberapa lembaga berwibawa di luar Cornell yang masih terus menawari Feynman untuk bergabung, mengingat reputasi Feynman sebelumnya. Tapi Feynman membayangkan bahwa dirinya bukan Feynman yang dulu — sekarang ia Feynman yang mandeg.

Trus ia jadi ingat beberapa percakapan dengan von Neumann waktu masih di Los Alamos, waktu von Neumann mengajari rekan-rekannya untuk mengambil sikap irresponsibilitas aktif terhadap masyarakat. Jangan ambil pusing, begitulah kira-kira. Jadi Feynman bikin statement di atas. Plong.

Hebat sekali yang terjadi kalau kita merasa bebas dari beban. Feynman kembali hidup, tapi bukan untuk tujuan besar: semuanya dilakukan hanya buat ketertarikan pribadi. Membaca “1001 Malam”, lempar-lemparan piring di kafetaria, dan menghitung formulasi fisika yang lucu-lucu.

Salah satu yang bikin sibuk adalah kecepatan putar logo Cornel di piring yang dilempar di udara, waktu piring itu bergelincir di udara. Perbandingan kecepatan putarnya 2:1 terhadap kecepatan piring (Di sebuah jurnal, aku baca bahwa sebenernya bukan 2:1 tapi 1:2, dan Feynman mungkin sengaja menuliskan kesalahan ini untuk menguji pembaca — sialnya aku nggak pinter ngelempar piring ke udara, jadi nggak pernah ikutan menguji). Kenapa 2:1? Hitungannya tidak sederhana. Ia menghabiskan waktu menghitung keseimbangan akselerasi pada sebaran massa. Hasilnya dipamerkan ke Hans Bethe. Tanggapan Bethe bikin bete: “Apa gunanya?”

Tapi Feynman tidak peduli. Ia meneruskan ke sesuatu yang lebih fundamental untuk menyusun formula dasarnya. Trus, kalau partikelnya cuman segede elektron gimana? Kan ada pengaruh persamaan Dirac untuk elektrodinamika. Trus, trus, trus, trus…

Dalam pengakuan Feynman, keisengan dari putaran piring itu, yang berkelanjutan ke mana-mana, yang membuatnya menerima Hadiah Nobel Fisika, untuk formulasi elektrodinamika kuantum (QED).

85367962

Tentu kita mengimani Allah sebagai Maha Pencipta. Allah menyusun skenario global
(di jamaah kampus zaman dulu kita menyebutnya “global plan”), dan skenario itu
dijalankan sebagai proses. Begitulah semesta kemudian dijalankan: dengan proses.
Dan secara ghaib, proses itu dipercayakan kepada Malaikat Mikhail, yang menjalankan
apa yang kita sebut sebagai hukum-hukum alam.

Bagaimana caranya? Tugas kita sebagai ilmuwan (dalam bahasa Arab, ilmuwan disebut
ulama) untuk mengenalinya. Bagaimana semesta tercipta? Dengan big bang? Bisa ya, bisa
tidak, tetapi jelas melalui sebuah proses.

Bagaimana materi tercipta?

Bagaimana bintang dan galaksi tercipta?

Bagaimana bumi tercipta?

Bagaimana makhluk hidup tercipta?

Bagaimana makhluk hidup berkembang?

Bagaimana manusia dibentuk, dilahirkan, dan dikembangkan ke kedewasaan?

Semua bisa kita kenali dengan ilmu. Dengan demikian, kosmologi yang kita kenal selama
ini, juga teori evolusi, dan berbagai madzhab psikologi, tidak perlu disingkirkan.
Semuanya selaras belaka dengan Tauhid.

85367887

Coba kita jadi self-centric sebentar. Manusia perlu istirahat, dan perlu bakuan
waktu untuk bekerja dan beristirahat. Maka Allah menskenariokan adanya siang dan
malam. Bagaimana caranya? Dunia dibikin terang dan gelap bergantian? Tentu tidak.
Gas-gas dalam jumlah besar dikompresikan jadi matahari, dan yang kecilan memiliki
level energi kecil jadi bisa padat jadi bumi. Bumi diputar di dekat matahari pada
jarak yang tepat, sehingga tercipta siang dan malam.

Apa Al-Qur’an juga diciptakan jatuh dari langit? Kita tahu sejarahnya nggak kayak
gitu. Al-Qur’an diturunkan ayat demi ayat mengikuti eksperimen pembentukan
masyarakat Islami masa Rasulullah saw, sampai kitab itu lengkap dan bisa jadi
panduan.

Jadi kenapa kita dipaksa berpikir bahwa semesta mesti diciptakan seketika, dan
makhluk hidup harus dibentuk seketika seperti ini?

85326639

Aku sebenernya malah belum baca buku Darwin sih. Pernah kepegang, tapi terlalu
malas buat baca buku tebal dan membosankan kayak gitu. Kecuali kalau ada yang
mau bikin summary-nya kali :).

Genetika makhluk hidup, dan formulasi DNA di dalamnya, sering dipakai untuk
menunjukkan bahwa semua itu diciptakan. Dan artinya ada penciptanya. Aku bersaksi
bahwa berbagai kelengkapan dan keserasian yang mendebarkan itu memang tanda
yang tak terbantahkan dari proses penciptaan — sesuatu yang dibantah mati-matian
oleh evolusionis agnostik.

Tapi tidak semua evolusionis itu agnostik atau ateis.

Dan tidak semua yang tidak ateis harus merangkan jadi non-evolusionis.

Faktanya, DNA dikembangkan melalui sejarah panjang, sejarah yang sangat panjang.
Dan apa namanya perkembangan dengan sejarah yang sangat panjang, kalau bukan evolusi?

Harun Yahya

Harun Yahya itu fenomena yang menarik. Usahanya luar biasa untuk memperkenalkan sains dan kosmologi Islami ke seluruh dunia. Aku pernah punya plan untuk bikin serial sains Islami yang bisa masuk ke web tersendiri, di tahun 1998, tapi proyek itu terlalu besar, dan aku cuma berhenti di halaman Kosmologi Qurani di site ini. Dia? Sekian lusin buku yang menggabungkan teori dan fakta-fakta, plus belasan CD visual yang luar biasa. Perlu angkat berapa jempol buat dia?

Kalau aku pikir sih, kalau proyek yang aku buat itu dulu diterusin, judulnya bakal beda dengan Harun Yahya. Misalnya, aku masih lebih suka mengadopsi teori evolusi daripada menentangnya habis-habisan. Yup. Apa yang salah di teori evolusi, sampai dia harus selalu dipertentangkan dengan adanya penciptaan. Evolusi memang bertentangan dengan kreationisme, tapi evolusi tidak perlu selalu dipertentangkan dengan ide besar tentang penciptaan. Kreationisme bukan satu-satunya yang boleh memaparkan ide penciptaan, seperti komunisme bukan satu-satunya yang boleh mewakili ide kesetaraan dalam masyarakat. Dukungan Harun Yahya pada kreationisme suatu hari bisa menjatuhkan hasil karyanya yang hebat dan mengagumkan itu.

« Older posts Newer posts »

© 2025 Kuncoro++

Theme by Anders NorĂ©nUp ↑