TALE, yaitu IEEE International Conference on Teaching, Assessment and Learning for Engineering, adalah salah satu dari tiga konferensi kunci dari IEEE Education Society. Tahun ini TALE diselenggarakan di Bali Dynasty Resort, sebuah resort di tepi Pantai Kuta, Bali, tanggal 26-29 Agustus 2013. Indonesia menjadi tuan rumah TALE atas rekomendasi Prof Michael Lightner (ex IEEE Education Society President), yang merasa IEEE Indonesia Section cukup serius dalam menyelenggarakan IEEE CYBERNETICSCOM 2012, tempat beliau hadir sebagai keynote speaker. Tentu, walau memperoleh rekomendasi, tim Indonesia tetap harus melakukan bidding pada TALE 2012 di Hongkong. Waktu itu konon Indonesia mengalahkan Malaysia pada bidding final.

Bidang teknis konferensi ini dilaksanakan oleh IEEE Education Society. Jadi IEEE Indonesia Section hanya direpoti untuk event organising. Penyelenggaraan dipimpin oleh Dr Ford Lumban Gaol, sebagai General Chair. Beliau juga adalah wakil ketua (vice chair) dari IEEE Indonesia Section. Dukungan datang dari beberapa kampus, terutama Universitas Bina Nusantara, Jakarta. TALE berjalan secara serial (bukan paralel) dengan APCC; jadi kami berbagi perhatian: Pak Ford di TALE dan aku di APCC. Aku cukup datang ke TALE dalam keadaan sudah disiapkan penuh oleh komite :).

Berfoto dengan Prof Castro dan Prof Ken Soetanto

Aku mendarat di Bali Senin siang, 26 Agustus. Bandara Ngurah Rai masih dalam proses renovasi yang intensif. Dari airport ke Bynasty Resort hanya diperlukan waktu sekitar 10 menit. TALE hari pertama ini penuh dengan kegiatan tutorial dan workshop. Sempat menyimak satu sesi workshop, aku menghabiskan sore dengan biking menyusuri Pantai Kuta, sampai matahari tenggelam. Sepedanya dipinjamkan gratis, btw :). Malam, ada acara Welcome Party, berisi pengenalan para VIP dan komite. Hadir dalam event TALE ini, Prof Manuel Castro (IEEE Education Society, President), Dr Alain Chesnais (ACM, Past President), Prof. Sorel Reisman (ex IEEE Computer Society President). Aku menghabiskan banyak waktu berdiskusi dengan rekan-rekan dari Bangalore.

TALE 2013

 (Sesi foto TALE 2013 setelah Acara Pembukaan: All in Batik)

Opening ceremony dilaksanakan 27 Agustus pagi. Opening speech dari Pak Ford sebagai General Chair, Prof. Gerardus Polla (ex Rektor Binus University) mewakili Binus sebagai co-organiser, lalu aku mewakili IEEE Indonesia Section. Seperti concern yang sering aku sampaikan dalam event uang mengkaji soal education, aku mengawali dengan paradoks bahwa walaupun nyaris seluruh kemajuan teknologi ICT diawali dari kalangan pendidikan, namun ICT justru belum banyak merevolusi bidang pendidikan (dibandingkan misalnya bidang komunikasi, transportasi, industri, dll). Infrastruktur ICT untuk ini sebenarnya sudah cukup siap. Namun sekedar mendigitalkan konten dan interaksi akan jauh dari memadai untuk mencapai harapan bentuk mendidikan yang mencerdaskan siapapun, pada umur berapa pun, dari kalangan manapun, di manapun, dengan cara yang tetap manusiawi dan tak memisahkan manusia dengan lingkungan alaminya. Diperlukan paradigma baru atas proses pendidikan manusia yang berkelanjutan, dengan dukungan infrastuktur ICT yang bersifat pervasive. Ini sebenarnya hanya pembukaan buat diskusi :). Konferensi sendiri dibuka Prof Gerard Polla dengan dentuman gong Bali. Bmmm-bmmm-bmmm.

Keynote speech disampaikan oleh Prof. Manuel Castro dari IEEE Education Society, Prof. Ken Kawan Soetanto, dan Prof. Dr. Satryo Soemantri Brodjonegoro dari Binus Advisory Board. Bidang education itu menarik, mendorong, dan memiliki dampak luas. Diskusi pada sesi keynote pun cukup panas, dari berbagai visi. Pro dan kontra pada setiap aspek dari e-learning, digital education, dan lain-lain. Berbeda misalnya dengan sesi serupa dari konferensi bidang telekomunikasi. Tapi justru battle of the titan macam ini yang membuat sebuah konferensi jadi jauh lebih menarik daripada sekedar membaca tumpukan paper :).

image

 (Prof Reisman berbincang dengan Prof Castro dan M Chesnais)

Aku berbagi tugas cukup baik dengan Pak Ford. Jadi selepas acara pembukaan, kerjaku cuma iseng-iseng menjenguk sesi-sesi paralel presentasi paper dan melarikan diri ke pantai-pantai. Ini buat membuktikan tesis Wahyu Sardono alm, bahwa “Katanya pulau Bali dikelilingi pantai.” Tapi tugas ceremonial lain, tetap jalan.

Hari terakhir, 29 Agustus (hari yang sama dengan pembukaan APCC). Bali konsisten dengan cuaca yang segar tapi panas. Para peserta sudah bergaya informal. Konferensi ditutup dengan penyerahan award oleh Alain Chesnais. Aku memberikan sambutan penutup, lalu menutup konferensi. Kali ini tidak ada gong. Jadi konferensi internasional keren ini aku tutup dengan mengetukkan pisau roti pada cawan putih. Tinq-tinq-tinq, TALE 20133 ditutup.

(Foto spesial dengan Alain Chesnais dan Alain Chesnais)

(Foto spesial dengan Alain Chesnais dan Alain Chesnais)