Pun pada saat semua perangkat elektronik dimatikan, dorongan untuk menulis blog sering tak terhentikan. Maka buku kecil, amplop bekas, dan sering juga kantong penampung (maaf) muntah aku jadikan sasaran menulis. Tulisan di bawah ditulis bukan dalam rangka hari buku, tapi dalam rangka mengisi waktu di angkasa antara Kualalumpur dan Jakarta.
Blog: Offline Mode
Eyjafjallajökull menunda kunjunganku ke Thirsk. Aku khawatir Dan Howlett dengan lugunya masih menungguiku di bawah lonceng di tengah pasar Thirsk, berharap aku datang dengan coach pukul 10.00 dari York. Dia mewantiwantiku membawa buku James Herriot “Seandainya Mereka Bisa Bicara” terjemahan Indonesia yang sudah lusuh sejak aku kecil itu. Aku beruntung bahwa buku itu termasuk yang terselamatkan waktu Papap memindahkan buku2 dari Malang ke Jakarta tahun 2000 lalu (dan jadi kalimat pertama di entry pertama blog ini). Nanti aku cerita lebih jauh tentang Darrowby lagi setelah aku menjejakkan kaki di sana. Sementara itu, pikiranku melayang ke buku2 lain, dari Papap, yang aku bacai juga waktu kecil.
Ada buku terjemahan berjudul “Buku Buku yang Mengubah Dunia” dengan cover coklat. Di dalamnya ada buku-buku nonfiksi yang ditulis setelah abad pertengahan. Ada Principia Mathematica, Relativity, Das Kapital, Mein Kampf, dll; tetapi tiap judulnya diterjemahkan ke bahasa Indonesia: Sang Pangeran, Modal, Perjuanganku, dll. Sekian belas tahun kemudian, aku tak lagi ingat buku apa yang disebutkan di sana, dan apa yang tidak. Salah satu alasan adalah bahwa buku ini memilih dan menerjemahkan hanya sebagian bab (sebagian buku) dari buku aslinya. Jadi ada buku yang tak masuk di bagian terjemahan. Tapi tercakup dalam kata pengantar. Jadi aku tak ingat apakah beberapa buku ada dibahas di sana, atau cuma disebut di kata pengantar. Dari buku ajaib itu, aku mulai mengenal cara2 tokoh2 dunia hidup, berpikir, dan mengembangkan gagasan: Newton, Einstein, Marx, Macchiaveli, Darwin, Freud, Hitler. Dari buku itu aku belajar bahwa komunisme bukanlah ajaran anti tuhan semata, bahwa Macchiaveli lebih bergaya satiris daripada macchiavelist seperti Marx menolak digolongkan sebagai marxist, bahwa Einstein sibuk dengan “teori medan jang dipersatukan” sampai akhir hayatnya. Baru sekian tahun kemudian aku mulai membacai teks2 asli dari penulis2 itu. Bukan saja buku yang mengubah dunia, tapi juga buku yang membuatku mulai berpikir tentang dunia selalu dari berbagai sudut pandang yang secara lincah berubah.
Di luar buku2 itu, aku jadi membayangkan buku2 apa yang mempengaruhi, menginspirasi, dan memberi ide2 kepada kita, sampai mungkin juga menentukan nilai2 yang kita anut dan kita jalani dalam hidup kita. Ini beberapa contoh buku2 yang saat ini aku pikir telah banyak mempengaruhi aku (aku pilih dari buku fiksi dan non fiksi yang diterbitkan di abad-20 ke atas):
- If Only They Could Talk, James Herriot
- Catatan Harian Seorang Demonstran, Soe Hok Gie
- Le Petit Prince, Antoine de Saint-Exupéry
- A Brief History of Time, Stephen Hawking
- The Third Force: The Psychology of Abraham Maslow, Frank Goble
- Menjelajah Cakrawala, Soedjatmoko
- The C Programming Language, Brian Kernighan & Dennis Ritchie
- The Myth of Sisyphus, Albert Camus
- I am a Strange Loop, Douglas Hofstadter
- Unbearable Lightness of Being, Milan Kundera
Pasti masih banyak. Dan masih banyak yang mungkin lebih berpengaruh daripada buku2 di atas. Tapi baru ini yang terpikirkan, di angkasa biru, dengan pikiran masih beralih antara Darrowby dan deretan trolley di KL LCCT tempat para turis telantar dan harus menahan malu menukar2 voucher makan dengan uang entah untuk apa.
Hey, buat kamu sendiri, buku-buku apa yang kamu anggap paling berpengaruh dalam hidupmu? Tuliskan buku-buku fiksi atau nonfiksi, yang ditulis manusia di abad XX ke atas, dan mengapa kamu anggap itu berpengaruh dalam hidupmu.
Tulisan di kertas kusut itu berakhir, dan aku tak sempat mendigitalkannya. Tapi karena hari ini adalah Hari Buku, maka aku sempatkan mengetik cepat, dan mempublishnya di blogku. Selamat Hari Buku!
Buku-buku yang mempengaruhi hidup saya : The Alchemist- Paulo Coelho, To Kill A Mocking Bird – Harper Lee dan Sophie’s World – Jostein Gaarder
Sophie’s World keren juga. Tampak seolah sederhana, menggali gagasan2 besar manusia berabad2.
Saat ini yang sedang mempengaruhiku bukunya Murakami “What I talk about, when i talk about running”. Jadi terinspirasi untuk jogging lagi, hehehe dan menulis lagi (bukan diss, tapi yang lain :))
There’s nothing worse than a born-again jogger — Garfield :D
baru baca yg gie doang he he
Gie, dan juga Herriot, membuatku mulai menulis buku harian, jauh sebelum ada blog :D
waktu msh mahasiswa teub ’90an, buku Gie jadi salah satu yg membuat ga tidur semalam suntuk untuk segera menuntaskannya , sayangnya skrng dah lenyap dipinjam estafet teman2 :)
Buku :
1. Hidup Sesudah Mati : Bey Ariffin
2. Menulis Artikel Itu Gampang : Nurudin
3. Cara Dahsyat Menjadi Penulis Hebat : Jonru
semenjak baca Nakedtrveller-nya trinity, jadi gandrung jalan-jalan :)
walopun bukan karya sastra tingkat tinggi, bolehkan sekadar menuliskan disini :D
semenjak baca nakedtravellernya trinity, jadi gandrung jalan-jalan :)
memang buku sangat sering mempengaruhi pembacanya termasuk aku jadi korbannya yaitu buku WINNETOU sehingga aku sering berpetualang terakhir aku ke tibet n nepal, hanya sekarang petualangannya sdh bersifat spiritual ……. heeeeee.
buku yang mempengaruhi hidup saya adalah buku karangan The Jakarta Consulting Grup, Organization Culture
Buku-buku yang ingin kubaca juga!
The adventures of Tintin :) Dengan asumsi komik juga ‘buku’ :p
Oh ya. Buku2 di atas adalah buku2 yang aku anggap mempengaruhiku. Bukan buku2 favoritku. Lain hari aku akan buat tulisan khusus membahas buku2 favoritku.
aku dulu senang baca buku2 terbitan balai pustaka…ttg kumpulan cerita rakyat, dll, selain baca2 kisah para nabi, petualang karl may / kara ben nemsi
komik jaka sembung, si buta, koo ping hoo, mahesa jenar, tin tin, rad & maya dg teleportnya.
juga ada buku cerita yg cukup unik bagiku, yaitu buku cerita untuk anak2 yg moral ceritanya bagus…dan ditulis dalam huruf arab melayu…
sayangnya saat pindahan rumah…buku2 tsb entah kemana.
semua yg diatas …saya anggap buku, selama itu teks yg tertulis diatas kertas yg tercetak & tersusun rapi :)
Aku terpikir juga sih. Banyak bagian2 menarik dari sastra tertulis kita yang tak terabadikan. Buku2 kecil yang namanya mudah terlupakan, mudah rusak, dll. Padahal mereka membantu kita menyusun nilai2 menarik dalam hidup kita.
Saya kok malah bingung kalau ditanya buku apa yang memengaruhi hidup saya. Apa karena saya bukan pembaca yang baik? :)
Yang penting saya suka foto artefak itu. :D Humane banget! :D
Satu2nya alasan foto itu dipasang memang memenuhi perintah Paman Tyo, haha :). Biasanya saya tak menganggapnya berharga. Begitu sudah dipindah ke blog, kertas2 seperti itu meluncur indah ke tempat sampah.
Ada alasan lain kenapa saya, terutama waktu kecil, lekat pada buku. Bukan hanya membaca, tapi juga melekat. Tapi saya pikir ini cerita yang tak layak buat blog :D
cari aaaahhh
wah, kenalan dulu ah dengan orang hebat. buku-buku yang disebutkan di atas kayaknya buku-buku keren semua dech. mudah-mudahan suatu saat saya bisa baca juga biuku-buku yang disebutkan di atas.
kalo saya, buku yang paling mempengaruhi hidup saya adalah Edensor-nya Andrea Hirata
“Catatan Harian Seorang Demonstran” membuat saya menyadari bahwa Gie adalah seorang brengsek (sebelumnya saya mengira dia seorang yg baik :D ). BTW topik ini pernah saya bahas di blog saya juga, numpang ngiklan hehehe …
yang mempengaruhi banget buku seri tokoh dan penemu terutama Lord Baden Powell, Curie. Lima sekawan, sapta siaga, little house on the prairie, catatan demonstran gie dan karya2 andersen.
Islam and Science: Religious Orthodoxy and the Battle for Rationality
The Search: How Google and Its Rivals Rewrote the Rules of Business and Transformed Our Culture
Buku Buku yang sangat mempengaruhi saya
Pertama adalah Islam and Science: Religious Orthodoxy and the Battle for Rationality yang memberi pandangan baru tentang Seorang Ilmuwan Muslim
Kedua buku Seni Berperang karya Sun Tzu, yang ditulis kira-kira 2500 tahun yang lampau, Strategi Sun Tzu digunakan oleh Genghis Khan di abad ke 13 dalam menaklukkan wilayah kekuasaannya mulai dari Mongol, China, Siberia hingga mendekati Eropa.
Napoleon di masa muda membaca dan mempelajari buku itu dari para rahib Jesuit yang menterjemahkannya dari bahasa China di tahun 1782.
Cara berpikir dan bertindak Mao Tse Tung juga sangat dipengaruhi strategi Sun Tzu, seperti terlihat dalam buku Merah Mao.
Hitler juga mempelajari strategi Sun Tzu, dan menggunakannya saat merebut Polandia dalam operasi ‘Blitzkrieg’ yang berlangsung2 minggu.
Strategi itu terbukti tetap relevan walau telah melewati rentang waktu 25 abad.
Ketiga The Search: How Google and Its Rivals Rewrote the Rules of Business and Transformed Our Culture
Buku yang membahas cerita di balik kesuksesan Google; menggambarkan masa lalu, masa kini, dan masa depan teknologi pencarian dan dampaknya bagi dunia marketing, media, kebudayaan popular, hubungan pria dan wanita, pencarian pekerjaan, hukum internasional, kebebasan publik, dan hampir semua aspek menarik manusia.
dan Keempat Buku Blog Profit Blueprint karya Yaro starak pemilik blog entrepreneurs-journey.com yang bercerita tentang pengalamanya bagaimana menghasikan uang dengan blogging yang dia sebut bahwa Bloging bukan sekedar pekerjaan akan tetapi lebih jauh- Blogging adalah sebuah bisnis.
Bukunya hidup sesudah mati
The Archiever
dan 7 keajaiban rejeki
masih banyak dah