Sampai tahun 1905, Albert Einstein tak lebih adalah seorang troublemaker yang anti kemapanan, dan cukup beruntung bisa bekerja di Kantor Paten di Bern, dan entah kenapa bisa menamatkan PhD di Zurich. Konon sih tadinya tesisnya ditolak karena terlalu singkat. Setelah ditambahi satu kalimat, tesisnya diterima, dan ia dinyatakan lulus.
Tahun 1905, Einstein mendadak rajin menulis soal-soal fisika, dengan ide-ide yang revolusioner, yang seharusnya membuatnya memenangkan setidaknya empat nobel fisika ;). Tentu ini tidak aneh. Sebelumnya, Newton, Gauss, dan beberapa ilmuwan lain juga mendadak produktif dan revolusioner.
Ada enam makalah yang ditulisnya tahun itu. Yang pertama tentang geometri materi (bukan geometri ruangan), dimana ia menjelaskan teori baru untuk menentukan ukuran molekul. Ide ini baru akan terkenal tahun 1960-an kelak.
Dua makalah lain membahas gerak Brown, dimana Einstein menyatakan bahwa gerak acak partikel dalam larutan, yang disebut gerak Brown itu, disebabkan oleh tumbukan acak dari molekul dalam larutan. Ilmuwan Perancis, Perrin, memperdalam soal ini dan memperoleh hadiah Nobel tahun 1926.
Paper yang lain membahas mengapa logam yang kena pancaran cahaya bisa melontarkan elektron. Di sini Einstein menggunakan hasil temuan Planck, yang saat itu masih gamang statusnya dalam dunia fisika. Namun inilah satu-satunya teori yang membuat Einstein memperoleh hadiah Nobel, yaitu di tahun 1921, sekaligus membuat Einstein menjadi salah satu pelopor mekanika kuantum, yang tidak diakuinya itu :).
Dua tulisan yang lain membahas elektrodinamika benda bergerak, dan hubungan antara inersia benda dengan energi internalnya; yang kemudian dinamakan sebagai teori relativitas khusus.
Apa yang terjadi setelah enam tulisan itu? Dalam jangka pendek: tidak ada. Waktu akhirnya Einstein mengajukan pengunduran diri dari Kantor Paten untuk memulai karir di universitas, boss-nya hanya bisa menertawai. Gerak Brown, foton, dan relativitas — semuanya ditemukan di kantornya, dan dia tidak mengetahuinya sama sekali.