Memoriku kacau. Padahal pekerjaan lagi pada titik-titik kritis. Memang akhirnya nggak ikut kacau sih, pekerjaan. Tapi aku yang jadi kacau: berpacu melawan waktu dengan efisiensi yang turun drastik. Ujungnya: weekend terpaksa diluangkan sepenuhnya untuk istirahat. Total.
Barangkali kekacauan memori bukan terjadi hanya karena memori tidak menyimpan apa yang seharusnya tersimpan; tapi justru karena ia menyimpan hal-hal yang seharusnya terbuang dan terlupakan. Jadi ada ruang yang kembali dapat digunakan untuk informasi-informasi lainnya.
Kayaknya aku mau coba yang satu ini: belajar melupakan.